Komunitas SLiMS kembali mengadakan meetup. Acara tersebut dilaksanakan di Perpustakaan UGM pada tanggal 25 - 26 Agustus 2017. Hari pertama diisi acara seminar dengan mendatangkan dua Narasumber, yaitu Dr. Mardhani Setiawan dan Wardiono,MBA. Seminar tersebut membahas tentang aplikasi opensource serta perkembangan SLiMS dari tahun ketahun.
Ada beberapa poin yang bisa diambil, yaitu :
"di Indonesia banyak berkembang aplikasi opensource, akan tetapi hanya sedikit yang mampu berkembang. Hal tersebut disebabkan karena sedikitnya pengguna, ataupun komunitasnya, sehingga aplikasi tidak mampu berkembang. Berbeda dengan aplikasi SLiMS, SLiMS sebagai salah satu aplikasi opensource sampai dengan saat ini sudah digunakan lebiih dari 2000an perpustakaan, baik perpustakaan di Indonesia maupun perpustakaan di luar negeri. Banyaknya komunitas SLiMS yang tersebar di berbagai daerah, maka menyebabkan aplikasi tersebut terus berkembang. Meskipun demikian, kelemahan dari komunitas SLiMS adalah, tidak adanya strutur organisasi yang jelas, sehingga orang bebas keluar masuk komunitas tersebut"
Kemudian pada sesi siangnya di isi oleh Arie Nugraha dan Hendro Wicaksono. Poin yang bisa diambil dari diskusi tersebut adalalah :
Opensource bagi orang IT diartikan sebagai aplikasi yang kodenya terbuka, sehingga setiap orang bisa merubah dan mengembangkannya. Dengan mengetahui kode - kode tersebut, maka dituntut untuk bisa menciptakan konten baru, yaitu lahir sebuah aplikasi yang bisa memberikan manfaat kepada orang lain. Sedangkan bagi seorang pustakawan, opensource diartikan sebagai sumber informasi yang terbuka (open acces), dengan adanya informasi yang terbuka itu maka seorang pustakawan tidak hanya bertugas mengelola informasi saja, akan tetapi dengan informasi itu pustakawan dituntut untuk menciptakan konten - konten terbaru, misalkan menulis buku, artikel jurnal, dsb.
Selanjutnya, di dunia yang serba teknologi ini, aktivitas di perpustakaan bisa dengan mudah dijalankan oleh sebauh mesin. misalnya kegiatan sirkulasi. Saat ini sudah ada teknologi yang memungkinkan untuk melakukan peminjaman, pengembalian, dan perpanjangan secara mandiri. Pertanyaannya adalah, lalu tugas seorang pustakawan untuk apa?.
Arie menjelaskan bahwa dengan adanya teknologi itu, justru tugas pustakawan menjadi lebih banyak, misalnya pustakawan bisa menjadi seorang developer aplikasi, asisten peneliti, embeded libraria, ataupun seorang pengajar Literasi Informasi.
Sedangkan Hendro Wicaksono menjelaskan terkait integrasi SLiMS dengan Drupal. Banyak permintaan dari user bahwa SLiMS harus menyediakan fitur berita. Namun jika harus ngoprek bahasa pemrgrammannya, maka tidak semua user mampu melakukannya, Sehingga ia memutuskan untuk mengintegrasikan SLiMS dengan Drupal.
Hari ke-dua di isi oleh perwakilan komunitas SLiMS, sesi pagi di isi oleh Drajat Hasa, Erwan, M. Hamim, Fauzan, Dudu, dan Heru subekti. Mereka menjlaskan tentang bagaimana membuat tempat SLiMS menggunakan HTML5, perkembangan SLiMS setiadi, Bot Telegram Pak Carik, serta step - step membuat Tim pengolahan menggunakan SLiMS.
0 Komentar