Perpustakaan
perguruan tinggi merupakan perpustakaan yang mencakup perpustakaan universitas,
perpustakaan fakultas dan akademik yang memiliki tujuan yang sama yaitu untuk membantu
perguruan tinggi untuk mencapai tujuannya yang terwujud dari visi dan misi
perpustakaan tersebut. Dalam mewujudkan visi dan misi suatu perpustakaan, maka
diperlukan evaluasi dari segi fasilitas, bahan pustaka, layanan, khususnya
sumber daya manusia yang ada di perpustakaan tersebut. Salah satu wujud
keberhasilan perpustakaan dapat dilihat dari jumlah pemustaka yang berkunjung
ke perpustakaan tersebut yang merasa puas dengan pelayanan yang diberikan oleh
para pustakawan. Untuk mencapai kepuasan pemustaka yang terdiri dari civitas
akademika maka pustakawan dituntut untuk memberikan pelayanan yang lebih dari
biasa, yaitu pelayanan prima.
Pelayanan prima pustakawan merupakan
pelayanan terbaik yang diberikan pustakawan sehingga dapat mencapai tingkat kepuasan
pemustaka. Seperti yang kita tahu bahwasanya ujung tombak terpenting dari
sebuah peprustakaan terletak pada kualitas pustakawannya. Semakin baik pelayanan yang diberikan oleh pustakawan,
maka semakin tinggi animo pemustaka yang datang ke perpustakaan. Namun terlebih
dahulu pustakawan harus mengenali siapa pemustaka yang dilayaninya, karena
setiap jenis pemustaka memiliki tingkat keinginan, kebutuhan, dan ekspektasi yang
berbeda-beda. Pemustaka perpustakaan perguruan tinggi yang terdiri dari
mahasiswa, dosen, maupun masyarakat luar menuntut pustakawan agar selalu
memberikan pelayanan prima dengan memahami keinginan dan kebutuhan dari
masing-masing pemustaka tersebut. Menurut Maslahah dan Hasanah (2013:255)
hal-hal yang terkait dengan pelayanan prima seorang pustakawan harus mempunyai
komponen-komponen sebagai berikut:
1) Mampu
melakukan komunikasi yang baik dengan pemustaka dengan cara: (1) Attending, artinya pustakawan dituntut
untuk dapat berkomunikasi dengan baik dalam menyambut kehadiran pemustaka; (2) Listening, artinya pustakawan dituntut untuk mampu mendengar dan
menganalisa dengan cepat apa yang dibutuhkan dan diharapkan pemustaka; (3) Observing, artinya pustakawan dituntut untuk mampu meneliti dan
mengevaluasi apa yang dibicarakan atau diutarakan oleh pemustaka; (4) Clarifaying, artinya pustakawan dituntut
untuk mampu mengklarifikasi atau
meluruskan sesuatu yang dianggap kurang tepat kepada pemustaka; dan (5) Responding, artinya pustakawan dituntut
untuk mampu memberikan tanggapan atas pertanyaan atau keluhan yang disampaikan
oleh pemustaka
2) Mampu
berkomunikasi baik secara verbal (lisan) dan non verbal (tulisan).
3) Mampu
bekerja baik secara individu maupun berkelompok. Pustakawan harus dapat bekerja
secara mandiri tanpa mengandalkan atau bergantung
pada orang lain, namun juga harus dapat saling bekerjasama dengan sesama
pegawai dalam meningkatkan kemajuan perpustakaan.
4) Mampu
berkomunikasi dengan konsep A3, antara lain: 1) Attitude (sikap), artinya pustakawan dituntut untuk
bersikap dengan baik dan berpenampilan sopan kepada pemustaka, 2) Action (tindakan), artinya pustakawan dituntut untuk memberikan tindakan yang sigap
seperti mewujudkan kebutuhan pemustaka , dan 3) Attention (perhatian), artinya pustakawan dituntut untuk dapat
memberikan perhatian kepada pemustaka seperti mendengarkan keluhan pemustaka,
memahami keinginan pemustaka, dan memberikan apa yang dibutuhkan oleh pemustaka.
Untuk dapat meningkatkan pelayanan prima
pustakawan yang telah diuraikan di atas, maka sangat diperlukan sebuah
pelatihan dan pengembangan kepada para pustakawan secara berkala sehingga
mereka memiliki pengetahuan dan keterampilan baru tentang bagaimana memberikan
pelayanan prima kepada pemustaka. Hal tersebut merupakan wujud dari urgensi
perpustakaan perguruan tinggi yang harus selalu mengikuti perkembangan dunia
kepustakawanan. Selain meningkatkan jumlah kunjung perpustakaan, penerapan
pelayanan prima tersebut akan
meningkatkan integritas perpustakaan tersebut sehingga nantinya dapat
mempertahankan atau meningkatkan nilai akreditas dari perpustakaan tersebut.
Oleh: Aidilla Qurotianti
Referensi:
Maslahah dan Hasanah. 2013. Layanan Perpustakaan Berbasis Humanisme. Surakarta: Perpustakaan
IAIN Surakarta.
0 Komentar