Setiap orang pasti ingin maju daan berhasil dalam
kehidupan mereka. Hari ini diusahakan lebih baik dari kemarin. Besok harus lebih maju
dari sekarang. Sedangkan untuk mencapai keberhasilan orang harus bekerja keras, ulet, rajin, dan
sabar. Artinya harus berusaha dan tidak malas.
Kemajuan dan keberhasilan seseorang akan tercapai antara
lain karena memahami makna hidup. Hidup adalah anugerah Allah yang sangat
berharga. Anugerah itu harus disyukuri antara lain dengan melakukan dan menghaslkan sesuatu yang positif.
Salah satu pilihan untuk menghasilkan yang positif adalah bekerja. Bekerja
memiliki banyak makna dan bukan sekedar mencari uang. Bekerja dapat dinilai sebagai bentuk
syukur dan ibadah kepada Allah. Sebab dengan melakukan suatu pekerjaan berarti kita memanfaatan
potensi diri untuk orang lain.
Putaran otak, gerakan tangan,dan langkah kaki
untuk menggapai kemanfaatan itu sebenarnya merupakan langkah positif meskipun
belum menghasilkan. Agama apapun tidak mengajarkan pengikut-pengikutnya untuk
bermalas-malasan.Pada umumnya agama-agama dunia menganjurkan umatnya untuk
berusaha dan bekerja. Sebab dengan melakukan pekerjaan atau bekerja akan
menaikkan status seseorang dan tidak menjadi beban orang lain.
Suatu ketika Rasulullah Saw kedatangan seorang
laki-laki yang mengadukan kefakirannya. Mendengar keluhan itu, lalu Rasulullah
Saw memberikan 2 (dua) dirham dan bersabda :”Apakah kamu memiliki sesuatu ?.
“Tidak wahai Rasulullah Saw”, jawab orang itu. Lalu orang itu diberi uang
sebanyak 2 (dua) dirham lagi oleh Rasulullah Saw dan beliau sambil
bersabda:”Terimalah uang ini. Belilah makanan sekedarnya untuk kamu dan
keluargamu. Sisanya cobalah belikan kampak. Dengan kampak itu engkau mencari
kayu di hutan lalu juallah kayu itu untuk memenuhi kebutuhanmu yang lain “.
Setelah 15 (lima belas) hari dari pertemuan itu, lelaki itu sowan kepada Nabi
Muhammad Saw dan matur :”Wahai Rasulullah, Alhamdulillah sungguh Allah telah
memberikan berkah kepada kami sekeluarga sebagaimana Rasul perintahkan kepada
kami. Alhamdulillah kini kami telah mengumpulkan uang sebanyak 10 (sepuluh)
dirham dari penjualan kayu yang kami peroleh dari hutan. Uang yang 5 (lima)
dirham saya gunakan untuk membeli makanan untuk anak isteri saya, dan yang 5
(lima) dirham saya gunakan untuk membeli pakaian mereka:. Mendengar cerita ini,
Rasulullah Saw nampak berkenan lalu bersabda :”Hal itu lebih baik kamu lakukan
daripada kamu meminta-minta kepada orang lain”.
Orang-orang yang bekerja dalam bidangnya dengan
baik akan memberikan makna
dalam kehidupan dan namanya akan dikenang sepanjang masa. Sekecil apapun
pekerjaan seseorang asal dilakukaan dengan tekun dan baik, maka akan memberikan
makna tersendiri. Dalam hal ini Martin Luther Jr.pernah mengatakan :” Kalau
anda terpanggil menjadi tukang sapu jalan, maka sapulah jalan secara baik
seperti Michelangelo melukis atau Bethoven mengubah musik. Bahkan seperti
Shakespeare menulis sajak. Sapulah jalan itu sehingga semua penghuni surga dan
bumi akan berhenti sejenak untuk mengatakan :”Di sini pernah hidup seorang
tukang sapu yang hebat yang sangat baik kerjanya”.
Keberhasilan tidak saja datang dari langit dan
tidak otomatis tumbuh dari bumi. Keberuntungan tidak bisa dicari di Gunung Kawi atau menunggu tokek berbunyi. Orang
sukses adalah orang yang berusaha, mampu mengatasi kendala, dan memeroleh
sesuatu yang diinginkan. Pemalas adalah orang yang enggan bekerja, takut gagal,
dan sedikit-sedikit mana uangnya.
Orang yang berusaha adalah orang yang mampu
memaknai hidup. Mereka yang malas tidak paham apa itu makna hidup. Bekerja itu
merupakan salah satu upaya memberikan makna dalam kehidupan.
Apabila orang memahami bahwa bekerja itu
merupakaan makna hidup, maka dia akan merasa bahagia dalam melaksanakan
pekerjaan/tugas. Sekecil
apapun pekerjaan seseorang asal dilaksanakan dengan baik dan senang, maka akan
mendatangkan keberhasilan dan kebahagiaan.
Untuk memeroleh hasil yang diharapkan, orang harus
berani berkompetisi dalam berebut kesempatan secara elegan. Bukan sekedar kasak
kusuk, kalau cuma begitu aku
pasti lebih baik. Oleh karena itu bangun pagi lalu melakukan aktivitas merupakan salah satu sikap siap untuk
berkompetisi. Sebab bangun siang hari, rizkinya sudah dipatuk ayam.
Berkaitan dengan kompetisi dan berebut kesempatan
ini, Rasulllah Saw memerintahkan umatnya untuk bangun pagi. Kemudian segera
melakukan shalat fajar sebanyak 2 (dua) rekaat yang tentunya dilanjutkan
melakukan shalat shubuh.Berkaitan dengan shalat fajar inilah, beliau menyatakan
bahwa kebaikan shalat fajar itu lebih baik daripada dunia seisinya. Artinya
dengan shalat fajar itu orang akan bangun pagi lalu melakukan kegiatan yang
produktif. Pengertian ini bukan berarti bahwa setelah selesai melaksanakan
shalat shubuh lalu tidur lagi yang berarti malas-malasan. Nah, berkaitan dengan
bermalas-malas inilah suatu ketika Rasulullah Saw menghampiri putrinya Fatimah
yang sedang malas-malasan setelah selesai melaksanakan shalat shubuh.Melihat
putrinya yang sedang bermalas-malasan itu, beliau menghampirinya sambil
menggoyang-goyang tubuh putrinya itu pelahan dan bersabda :” Wahai putriku,
bangunlah dan sambutlah rizki Allah dan jangan lalai. Sebab Allah itu
membagi-bagi rizki kepada manusia antara terbit fajar sampai matahari terbit”
(H.R. Baihaqi).
Kemalasan akan
melahirkan penyesalan. Kemalasan membuat orang enggan beranjak, tangan malas
bergerak, kaki berat melangkah, pikiran terbelenggu, dan kemauan beku.
Kemalasan membuat hidup menjadi redup, langkah mundur, mata tertidur pulas
mendengkur. Sikap inilah yang membuat orang atau komunitas ketinggalan dari
yang lain. Untuk itu Rasulullah Saw pernah bersabda :”Beberapa hal yang sangat
aku khawatirkan akan menimpa umatku yakni besar perut (serakah, tamak, suka
makan), terus menerus tidur, dan lemah keyakinan”. (H.R,Daruquthni). Disamping
itu, Rasulullah Saw juga mengajarkan do’a yang tentunya harus disertasi usaha.
Do’a itu berbunyi :Allahumma inni a’udzu bika
minal hammi wal huzni, wa’audzu bika minal ‘ajzi wal kasali, wa’audzu bika
minal jubni wal bukhli wa’audzu bika min ghalabatid daini waqahri rijaali”(artinya,
Ya Allah, aku berlindung kepadaMU dari kesusahan dan kegelisahan hati, dan aku
berlindung kepadaMu dari kelemahan dan kemalasan, dan aku berlindung kepadaMu
dari sifat penakut dan kikir. Dan aku berlindung kepadaMu dari lilitan hutang
dan kesewenang-wenangan orang-orang yang jahat.
Lasa Hs.
Universitas Muhammadiyah
Yogyakarta.
0 Komentar