Dalam pengembangan diri, profesi, dan kepustakawanan
diperlukan kreatifitas. Yakni usaha menciptakan sesuatu yang baru dan belum
pernah terjadi atau belum pernah ada. Sesuatu ini bisa berupa barang, kegiatan,
keadaan, atau jasa. Oleh karena itu dalam pengembangan perpustakaan diperlukan
orang-orang yang kreatif. Adapun ciri-ciri orang kreatif antara lain:
1.Berinisiatif
Orang-orang
yang berinisiatif selalu mencari
peluang, berusaha memanfaatkan peluang, mengembangkan peluang, bahkan mampu
menciptakan peluang. Orang-orang yang berinisiatif biasanya memiliki
karakteristik:
a.Siap memanfaatkan peluang
b. Mampu melampaui batas, persyaratan, dan standar yang telah ditetapkan.
Dengan kata lain, orang ini mampu melebihi
rata-rata orang lain.
c.Dalam kondisi tertentu berani melawan arus dan sudah diperhitungkan tidak
akan terbawa arus
d. Berani melakukan petualangan dan berkorban untuk orang lain
e. Mengajak orang lain untuk memperbaiki langkah-langkah yang selama ini dianggap
lemah, kurang,dan jelek
f. Siap menghadapi celoteh, kritikan, cemoohan orang lain
Orang
yang memiliki inisiatif biasanya berani
menanggung resiko. Orang-orang seperti ini akan memeroleh keberhasilan
tersendiri. Sementara itu, orang yang tidak punya inisiatif cenderung mudah
menyerah, pasrah, dan kalah sebelum bersaing.
Suatu
ketika Rasulullah Saw berkumpul dengan para sahabat. Beliau berkisah tentanga
tiga orang yang masuk masjid untuk mengikuti shalat jama’ah. Kebetulan tiga
orang ini datang terlambat dan masjid sudah penuh jama’ah. Melihat masjid sudah
penuh jama’ah , maka orang pertama pulang dan shalat sendirian/munfarid. Orang kedua langsung masuk dan
mendapat tempat shalat jama’ah di serambi. Sementara itu, orang ketiga menerobos shaf-shaf jama’ah
yang masih menunggu iqomah. Orang yang berinisiatif ini mendapatkan tempat di
shaf paling depan. Memperhatikan kejadian ini, Rasulullah Saw memberikan
komentar bahwa orang pertama adalah gambaran orang yang putus asa.Orang kedua
merupakan gambaran tipe orang yang malu-malu/tidak berani. Kemudian orang
ketiga dikatakannya sebagai tipe orang yang berinisiatif, penuh harapan,
bersemangat, dan pantang menyerah. Maka tipe orang ke tiga inilah akan
memeroleh apa yang diinginkan.
2.Terdorong
untuk berprestasi
Mereka yang kreatif biasanya memiliki motivasi tinggi. Mereka ini
selalu memacu dirinya untuk berkompetisi, menjadi orang pertama/terdepan dalam
bidang tertentu. Upaya pencapaian prestasi ini disebut achievment motivation. Motif berprestasi ini merupakan dorongan
untuk menyelesaikan kesukaran, mengatasi kesulitan, dan berusaha untuk melebihi
prestasi orang lain. Oleh karena itu motif
berprestasi ini dapat dipahami
sebagai motif yang mendorong individu untuk mencapai keberhasilan. Keberhasilan
tidak harus diukur dengan materi, kedudukan, maupun jabatan. Keberhasilan dapat
diukur dengan keberhasilan kompetisi itu sendiri sebagai ukuran keunggulan (standard of excelence
3.Optimis
berhasil
Kata
Teddy Rooselevelt (mantan Presiden Amerika Serikat) “ Seluruh sumber daya yang
anda perlukan itu sebenarnya telah ada pada diri anda. Anda telah memiliki
segala yang diperlukan untuk menjadi pemenang”. Pesan ini mendorong orang untuk
selalu optimis dalam menghadapi berbagai persoalan hidup. Sebab dalam diri
manusia telah disiapkan penangkal kegagalan.
Optimis
adalah kegigihan memperjuangkan sasaran. Orang yang optimis tidak akan gentar
menghadapi kegagalan dan tantangan. Sebab dalam pikirannya telah tertanam keyakinan
bahwa dalam setiap kegiatan hanya ada dua pilihan.Yakni keberhasilan atau
kegagalan. Apabila gagal, dia siap untuk menerima kegagalan dan berusaha untuk
bangkit kembali. Kemudian apabila usaha itu berhasil, inilah yang diharapkan
dan berusaha untuk mempertahankannya.
Orang-orang yang memiliki optimisme tinggi biasanya memiliki kecakapan
tekun dalam mencapai tujuan, berusaha dengan harapan sukses, dan berpandangan
bahwa segala sesuatu itu pasti ada solusinya.
4.Mandiri
Sikap mandiri merupakan
kemampuan seseorang untuk tidak tergantung pada orang lain dan bertanggung jawab
atas apa yang dilakukannya. Orang yang kemandiriaannya kuat, dia akan memiliki
inisiatif, mampu mengatasi kesulitan, dan percaya diri.
Kemandirian
seseorang dapat dilihat dari aspek emosi,aspek ekonomi, aspek intelektual, dan
aspek sosial (T.Havighurst, 1972). Dari aspek emosi, orang dikatakan mandiri
apabila mampu mengontrol emosi diri dan tidak terpancing oleh emosi maupun
kemarahan orang lain. Dia tidak cepat gembira apabila mendapatkan kegembiraan.
Orang ini juga tidak cepat sedih apabila menerima penderitaan. Semua itu
disikapi wajar-wajar saja. Dari segi ekonomi, orang dapat dikatakan mandiri
apabila tidak lagi menggantungkan kebutuhan ekonominya kepada orang lain. Orang
ini tidak mau merepotkan orang lain termasuk pada anak-anaknya sendiri. Kemudian
orang dikatakan mandiri secara intelektual apabila betul-betul mampu mengatasi
masalah yang dihadapinya. Dia yakin bahwa setiap persoalan pasti ada jalan
keluar dan setiap masalah ada solusinya. Secara sosial, orang dikatakan mandiri
apabila orang itu mampu mengadakan interaksi dengan orang lain tanpa menunggu
reaksi dari orang lain.
Orang
yang mandiri akan percaya diri dan mudah bergaul dengan siapapun. Dengan modal
ini, orang akan dikenal masyarakat secara luas. Dari sinillah dia bisa
mengekspresikan diri dan mengembangkan diri, serta berani bersaing secara
terbuka.
5.Berani menghadapi kegagalan
Seperti
yang pernah dikatakan oleh Abraham Lincoln bahwa yang penting bukan kegagalan
itu yang ditangisi, tetapi bagaimana orang itu bangkit dan bangkit setelah
mengalami kegagalan. Kata-kata ini dilontarkan oleh anak manusia yang berulang
kali mengalami kegagalan. Di usianya yang ke 7 tahun, Lincoln dan keluarganya
diusir dari rumahnya. Pada umur 22 tahun ia bekerja dan tidak begitu lama ia
keluar . Pada usianya yang ke 34 dan 39 dia mencalonkan diri sebagaai anggota
Kongress tetapi gagal . Penderitaan ini masih dicoba dengan meninggalnya tiga
orang anaknya.
Semangat
yang membara tetap menyala meskipun berulang kali mengalami kegagalan. Di
usianya yang ke 45 tahun ia mencalonkan diri sebagai anggota Senat Amerika
Serikat. Ia kemudian mencalonkan diri sebagai calon Presiden Amerika pada
usianya yang ke 47, dan baru berhasil menjadi Presiden negara adikuasa itu di
usianya yang ke 51.
.
Lasa Hs. UMY
0 Komentar