Pada
dasarnya sistem klasifikasi menyediakan sederetan daftar nomer kelas atau bisa
disebut dengan notasi disertai subjeknya serta berbagai ketentuan yang
menyangkut mekanisme pembentukan notasi dan penelusurannya. Daftar notasi dalam
sistem klasifikasi disebut dengan bagan klasifikasi. Beberapa bagan klasifikasi
yang baik yang pernah berkembang adalah Dewey Decimal Classification, Universal
Decimal Classification dan Library of Congress Classification (Eryono, 2002:
5.22).
DDC
termasuk sistem klasifikasi yang baik karena memenuhi kriteria dan ciri-ciri
sebagai bagan klasifikasi yang universal, terperinci dalam pembagian kelas,
fleksibel dalam pengembangan kelas, mempunyai susunan yang sistematik dengan
notasi yang sederhana, mudah diingat, mempunyai indeks relatif dan mempunyai
badan pengawas (Eryono, 2002: 6.1).
Namun
demikian sistem ini tidak sepenuhnya mengadopsi kenyataan-kenyataan di Timur
dan cenderung mementingkan peradaban dan perkembangan di Barat terutama Amerika
dan Kristen. Pada DDC, kelas untuk agama lain misalnya agama Yahudi, Budha,
Hindu menempati posisi yang sempit. Terbukti dengan adanya penempatan kelas
agama pada kelas 200, sedangkan dalam pembagian kelas yang lain adalah kelas
untuk beberapa hal yang berkaitan dengan Kristen, misalnya 220 untuk Alkitab,
230 untuk Teologi Kristen, 240 Moral Kiristen, 250 untuk Gereja Kristen, 260
untuk Teologi Sosial, 270 untuk Sejarah Gereja dan 280 untuk Sekte-Sekte
Kristiani. Kelemahan DDC dalam bidang keislaman yaitu adanya keterbatasan dalam
subjek keislaman dan hanya menempatkan subjek keislaman pada kelas 297,
sedangkan utuk agama lain ditempatkan pada kelas 290 (Lasa Hs, 2009: 163).
Arianto
(2006) menjelaskan bahwa kekurangan yang ada pada sistem klasifikasi DDC
mendapat tanggapan dari berbagai pihak, baik itu sarjana muslim maupun
non-muslim (Barat). Tanggapan non-muslim mengenai hal ini dijelaskan bahwa DDC
masih cenderung terhadap Kristiani dan Anglo-Saxon, selain itu meskipun DDC
telah digunakan secara luas namun masih belum memenuhi kebutuhan berbagai
budaya dan negara lain. Begitupun tanggapan dari sarjana muslim yang
menjelaskan bahwa sistem klasifikasi DDC didominasi oleh Barat dalam bidang
manajemen informasi sehingga tidak kondusif untuk kelanjutan sudut pandang
Muslim. Klasifikasi tersebut hanya berorientasi pada barat baik itu literatur,
agama, budaya, adat dan lain sebagainya, sehingga tidak memadai untuk subjek
keislaman.
Kelemahan
tersebut tentunya sangat berpengaruh terhadap koleksi keislaman yang ada di
berbagai perpustakaan karena dalam DDC porsi agama Islam terlampau kecil kelas
nya dikarenakan tidak adanya kelas utama dan divisi hanya ada seksi yaitu 297.
Oleh karena itu dalam mengatasi kelemahan mengenai klasifikasi Islam ini
lembaga pemerintah telah melakukan upaya pengembangan dengan mengadakan
perluasan pada notasi 297.
Banyak
diantaranya yang telah berusaha mengembangkan klasifikasi Islam ini diantaranya
adalah Badan Wakaf Perpustakaan Islam Yogyakarta, Panitia Tahun buku
Internasional Indonesia, The Indian Institute of Islamic Studies, Institut
Pendidikan Darussalam Gontor, Pusat Perpustakaan Islam Indonesia, Mc Gill
University dan terakhir pengembangan ini dilakukan oleh Departemen Agama
Republik Indonesia yang sekarang menjadi Departemen Agama dengan mengganti
notasi 297 menjadi 2X dengan ringkasan bagan klasifikasi nya seperti: 2X0 Islam
(Umum)
2X1
Alquran dan Ilmu yang berkaitan
2X2 Hadits dan Ilmu yang berkaitan
2X3
Aqaid dan Ilmu Kalam
2X4
Fiqih
2X5
Akhlak dan Tasawuf
2X6
Sosial dan Budaya
2X7
Filsafat dan Perkembangan
2X8
Aliran dan Sekte 2X9 Sejarah Islam dan Biografi
Secara
sistematika ringkasan klasifikasi Islam ini sudah mencakup subjek keilmuan
secara rinci, namun pada setiap seksinya ditemukan pembagian subjek yang kurang
rinci, sehingga ada beberapa bahan perpustakaan dengan subjek tertentu tidak
bisa ditempatkan pada subjek manapun. Oleh karena itu perlunya kembali
pengembangan sistem klasifikasi islam, agar keseluruhan subjek yang terdapat
dalam notasi keislaman dapat lebih terperinci.
Referensi:
Arianto, M
Solihin. 2006. “Islamic Knowledge classification Scheme in Islamic Countries’ Libraries” volume 44, no 2. Uin
Sunan Kalijaga.
Eryono, Kailani.
1999. Daftar Tajuk Subyek dan Sistem Klasifikasi Islam Adaptasi dan Perluasan DDC
Seksi Islam. Jakarta: Departemen Agama RI.
Lasa Hs.2009.
Kamus Kepustakawanan. Yogyakarta: Pustaka Publisher.
Nita Siti Mudawamah
Pustakawan UMY
0 Komentar