Komitmen adalah sikap menyesuaikan diri dengan sasaran
yang akan dicapai oleh suatu komunitas, bidang, atau profesi. Mereka yang
benar-benar komitmen akan kelihatan kinerjanya. Tetapi mereka yang tidak
komitmen biasanya menghindar dari tugas dan selalu mengedepankan hak dan
menuntut fasilitas. Orang-orang yang memiliki komitmen tinggi biasanya memiliki
kecakapan:
a. Mau berkorban
untuk mencapai sasaran komunitas, lembaga, maupun profesi tertentu
b. Selalu mencari
peluang dan memanfaatkan peluang itu untuk berprestasi
c. Merasa ada
dorongan dalam dirinya untuk selalu berkembang dan meningkatkan prestasi
Komitmen adalah kata
yang harus selalu disanding oleh orang yang ingin mencapai keberhasilan.
Apabila seseorang ingin menjadi penulis misalnya, maka keinginan itu hanya akan
menjadi mimpi kosong apabila tidak ada komitmen. Betapa banyak orang yang punya
ide bagus,namun sehubungan tidak ada komitmen kuat, maka ide itu hanya
berhamburan begitu saja. Dengan komitmen terhadap cita-cita semula sebagai
penulis, maka Ernest Hemingway mampu melahirkan buku-buku yang gemilang
misalnya The Sun Also Rises, A Forewel to
Arms, The Snows of Kilimanjaro, dan
The Old Man and the Sea. Demikian
pula dengan Leonardo Da Vinci, Vincent van Gogh,Pablo Picasso, Affandi, dan Basuki Abdullah yang selalu
komitmen terhadap cita-cita semula sebagai pelukis.Andaikata mereka tidak
komitmen sejak semula, kita tidak bisa menikmati lukisan mereka.Maka benar juga
apa yang dikatakan Calentino Dinsi yang
menyatakan “Gagasan sederhana yang dilaksanakan dan dikembangkan adalah seratus
persen labih baik daripada gagasan hebat yang tidak ditindaklanjuti”.
Inisiatif
Kata Douglas MacArthur “Merupakan kesalahan yang fatal
apabila memasuki medan perang tanpa ada keinginan untuk menang/it is fatal to enter any war without the
will to win it.
Kata-kata jendral perang ini
bila direnungkan memang ada benarnya, terutama kalau kita bisa mamahami apa
yang tersirat. Artinya dalam kehidupan kita ini harus bisa membaca peluang dan
memanfaatkan peluang itu untuk mencapai kemenangan. Sebab betapa banyak orang
yang mengetahui peluang tetapi tidak bisa berbuat banyak dengan peluang ini.
Hal ini bisa diartikan sebagai kegagalan dini atau mati sebelum maju perang.
Lain halnya dengan orang yag mampu membaca peluang dan
bisa memanfaatannya. Mereka itu sebenarnya telah siap untuk menang dalam
perjuangan. Sebab mereka selalu berinisiatif untuk memanfaatkan tiap lubang
kecil dalam mencapai keberhasilan. Orang-orang yang berinisiatif akan
memanfaatkan setiap peluang dan kesempatan. Orang-orang yang berinisiatif ini
biasanya memiliki kecakapan:
a. Siap memanfaatkan peluang
b. Mampu melampaui
persyaratan maupun standar yang ditetapkan
c. Dalam kondisi tertentu
berani melanggar batas-batas atau aturan-aturan yang selama ini berlaku
d. Berani
berpetualangan
e. Mengajak orang lain untuk
memperbaiki langkah-langkah yang selama ini dianggap tidak lazim atau lemah
f. Siap menghadapi
celoteh, omongan, atau suara-suara sinis
Orang-orang yang
memiliki inisiatif biasanya bersikap
berani menanggung resiko. Orang-orang seperti ini akan memperoleh keberhasilan
tersendiri. Sementara itu orang yang tidak punya inisiatif cenderung mudah
menyerah dan pasrah pada nasib.
Suatu ketika Rasulullah
SAW berkumpul dengan para sahabat. Beliau berkisah tentang tiga orang yang
masuk masjid akan shalat jama’ah. Ketiga orang itu kebetulan datang terlambat
dan masjid sudah penuh jama’ah. Melihat masjid sudah penuh, maka orang pertama segera pulang ke rumah untuk
shalat sendiri. Orang kedua langsung masuk masjid meskipun duduk di
barisan/shaf paling belakang. Sementara itu orang ketika memiliki inisiatif untuk
menerobos shaf-shaf itu sambil mengamati barangkali ada shaf yang belumb penuh.
Berkat inisiatif, keberanian, dan kejeliannya, maka orang ketiga ini mendapat
tempat duduk di depan. Kemudian Rasulullah SAW memberikan komentar terhadap
peristiwa itu. Kata beliau bahwa “Orang pertama adalah orang yang putus asa.
Orang kedua adalah tipe orang yang malu-malu. Kemudian orang ketiga adalah tipe
orang yang berinisiatif, penuh harapan, bersemangat, dan pantang menyerah. Maka
orang ketiga ini memperoleh apa yang dia inginkan”.
Optimis
Kata Teddy Roosevelt
(mantan Presiden Amerika Serikat) “Seluruh sumberdaya yang anda perlukan itu sebenarnya telah ada pada diri
anda. Anda telah memiliki segala yang diperlukan untuk menjadi pemenang”. Pesan
ini mendorong kita untuk selalu optimis dalam menghadapi berbagai persoalan
hidup. Sebab pada diri tiap orang telah ada kekuatan yang bisa dioptimalkan,
asal tekun, sabar, tabah, dan selalu berusaha. Sebab pada dasarnya perubahan
diri orang tergantung seberapa usaha seseorang untuk merubah dirinya. Allah
berfirman :”Allah tidak akan merubah kondisi suatu kaum, selama mereka itu
tidak mau berusaha untuk merubah diri mereka (Q.S. Ar-Ra’d: ?). Oleh karena itu, dalam menghadapi hidup
dan kehidupan ini diperlukan sikap optimis.
Optimis adalah
kegigihan dalam memperjuangkan sasaran. Orang yang optimis tidak gentar
menghadapi kegagalan dan tantangan. Sebab dalam pikirannya tertanam keyakinan
bahwa dalam setiap kegiatan hanya ada dua jawabannya, yakni gagal atau
berhasil. Bila gagal, dia siap menerima kegagalan itu dan berusaha untuk
bangkit lagi. Kemudian bila usaha itu berhasil dan itulah yang diharapkan dan
akan mempertahankan keberhasilan itu. Orang-orang yang memiliki optimisme
tinggi biasanya memiliki kecakapan:
a. Tekun dalam mencapai tujuan
meskipun ditemukan hambatan dan kesulitan
b. Berharapan besar untuk sukses
c. Berpandangan bahwa segala sesuatu pasti ada solusi
Dengan optimisme yang
tinggi, orang bisa mencapai keberhasilan meskipun tadinya biasa-biasa saja.
Sekedar contoh adalah Steve Jobs (Apple), Bill Gates (Microsoft) Abdul Rahman
dan Budiono (Detic.com) adalah orang-orang yang optimis, tekun bergerak, dan
berhasil di belantika dunia maya. Demikian pula terdapat beberapa nama penulis
yang mencuat namanya berkat karya-karya mereka. Dale Carniegate muncul ke
permukaan dengan bukunya How to Win
Friend and Influence People dan How to Stop Worrying and Start Living.
Demikian pula Fadlul ‘Adhim optimis sebagai penulis dan berani keluar sebagai
dosen salah satu perguruan tinggi. Namanya mencuat antara lain melalui bukunya Kupinang Kau Dengan Hamdalah. Konon
dengan hanya beberapa judul bukunya yang laris, beliau bisa membeli tanah dan
rumah dari royalti yang diterimanya.
Di bidang pengembangan diri kita kenal nama Stephen Covey yang namanya menghiasi
toko-toko buku, artikel, internet, dan terdengar di ruang-ruang seminar. Beliau
muncul ke dunia pengembangan diri antara lain lewat buku-bukunya
The 7 Habits of Highly Effective People, The 7 Habits of Highy Effective Family, dan Livings the 7 Habits
Lasa
Hs
Universitas
Muhammadiyah Yogyakarta
0 Komentar