Manusia
memiliki akal dan hasrat sehingga manusia memiliki kecendurangan untuk
senantiasa mengikhtiarkan kehidupan yang lebih baik.
Manusia berpotensi
serakah karena syahwatnya dan berpotensi taat karena akal yang dimilikinya.
Satu
tahap awal sikap syahwati yaitu sikap tergesa-gesa (isti’jal). Sikap tergesa-gesa
selalu berbandinglurus dengan dominasi syahwat duniawi di dalam hati. Sikap
ketergesaan selalu menghiasi kehidupan kita sebagaimana dalam surat Al Anbiya:
37 yang artinya “Manusia telah dijadikan (bertabiat) tergesa-gesa. Kelak akan
Aku perIihatkan kepadamu tanda-tanda azab-Ku. Maka janganlah kamu minta
kepada-Ku mendatangkannya dengan segera.” Dalam surat tersebut terkandung
peringatan yakni apabila kita menuruti tabiat tergesa-gesa maka ia akan jatuh
pada dosa sementara jika ia bersabar maka Allah menjanjikan balasan besar bagi
kesabarannya.
Ketergesaan akan
membuka pintu masuk bagi setan, sehingga berbagai penyakit hati akan sangat
mudah muncul diantaranya:
- Orang
yang tergesa-gesa lemah dalam komitmen ketaatan
- Mudah
putus asa
- Hilang
kepekaan
- Lupa
mensyukuri nikmat
- Tidak
sabar
Sikap
tergesa-gesa dalam urusan duniawi merupakan sebuah akhlak yang buruk, namun berbeda
bila ia dalam amal akhirat dan pemenuhan hak-hak Allah. Dalam hal ini kita
justru dituntut bersegera dan menjadikan Allah prioritas utama sebagaimana dala
QS Al Imron: 133 yang artinya “Dan bersegeralah kamu kepada ampunan dari
Tuhanmu dan kepada surga yang luasnya seluas langit dan bumi yang disediakan
untuk orang-orang yang bertakwa” hal tersebut juga dijelaskan pada QS Al Hadid:
21 yang artinya “Berlomba-lombalah kamu kepada (mendapatkan) ampunan dari
Tuhanmu dan surga yang luasnya seluas langit dan bumi, yang disediakan bagi
orang-orang yang beriman kepada Allah dan Rasul-rasul-Nya. Itulah karunia
Allah, diberikan-Nya kepada siapa yang dikehendaki-Nya. Dan Allah mempunyai
karunia yang besar.” Setan tidak
menyukai tergesa-sgesa dalam hal tersebut malah sebaliknya setan mengajak kita
menunda-nunda urusan akhirat seperti menunda sholat dll. Berikut beberapa macam
ketergesaan yang baik:
- Bersegera
dalam bertaubat
QS An Nisa: 17 “Sesungguhnya tobat di sisi Allah
hanyalah bagi mereka yang melakukan kejahatan karena tidak mengerti, kemudian
segera bertobat. Tobat mereka itulah yang diterima Allah. Allah Maha Mengetahui
lagi Mahabijaksana.”
- Bersegera
dalam memenuhi hak orang lain
Hadis Nabi: “Aku pernah shalat ‘Ashar di belakang Nabi
shallallahu ‘alaihi wasallam di kota Madinah. Setelah salam, tiba-tiba beliau
berdiri dengan tergesa-gesa sambil melangkahi leher-leher orang banyak menuju
sebagian kamar isteri-isterinya. Orang-orang pun merasa heran dengan
ketergesa-gesaan beliau. Setelah itu beliau keluar kembali menemui orang
banyak, dan beliau lihat orang-orang merasa heran. Maka beliau pun bersabda:
“Aku teringat dengan sebatang emas yang ada pada kami. Aku khawatir itu dapat
menggangguku, maka aku perintahkan untuk dibagi-bagikan.” HR. Bukhari.
- Bersegera
dalam perintah haji
- Menyegerakan
fitar (Buka Puasa)
- Bersegera
dalam memenuhi panggilan adzan
- Bersegera
dalam membayar hutang
Oleh
: Arda Putri Winata
Disarikan
dari Majalah Nurul Hayat no 168 Januari 2018
0 Komentar