Riya’ merupakan perilaku
memperlihatkan kebaikannya agar dipuji dan disanjung. Mereka kadang kumalungkung bila disanjung dan sakit
hati bila dicaci. Dengan pujian ini, mereka merasa memiliki nilai lebih dari
yang lain.
Memang kadang orang memiliki
kelebihan dan kekurangan dari orang lain. Kelebihan itu bisa dalam jabatan,
pangkat, harta, keturunan, dan kekuasaan.
Menunjukkan kelebihan diri itu
kadang dipandang sebagai hak. Hal ini merupakan realita yang sering dianggap
benar. Namun dalam koridor etika dan agama dipandang kurang pantas.
Dalam
hal ini, pernah suatu ketika ditanyakan kepada seorang filosof tentang sesuatu
yang benar tetapi jahat. Filosof itu menyatakan bahwa perilaku orang yang
memuji diri sendiri itulah merupakan perbuatan benar tetapi jahat.
Riya’
dan semacamnya dapat dikategorikan sebagai perbuatan syirik meskipun kecil.
Dalam hal ini Rasulullah Saw pernah mengingatkan dalam sabdanya:” Aku sangat
mengkhawatirkan kamu sekalian dari perbuatan syirk kecil”. Kemudian para
sahabat bertanya :” Apa yang dimaksud syirk kecil itu ya Rasulullah ?.” Beliau
menjawab :yakni riya’.
Penyakit
ini sering tersembunyi dan pelakunya kadang tidak merasa. Untuk itu perlu
dipahami gejala-gejala riya’. Imam Ghazali memberikan kriteria beberapa
perilaku yang merupakan gejala riya’ yakni:
1.
Semakin meningkat ibadah dan
amaliyahnya bila disanjung
Orang
dewasa itu kadang bertingkah seperti anak kecil. Yakni begitu ceria dan bangga
bila dipuja, tinggi hati bila dipuji, dan besar hati bila disanjung. Demikian
pula mereka dalam melaksanakan ibadah yang kadang tertipu oleh perasaan
sendiri.
Begitu
semangat shalat seseorang bila dilihat banyak orang. Sumbangannya ditambah
lantaran sumbangan pertama dimuat surat kabar. Perilaku ini dikira akan
meningkatkan eksistensi diri dan keluarga di mata publik.
2.
Putus asa dan kurang semangat
bila dicela
Tidak
sedikit diantara kita yang mudah putus asa bila dicela. Begitu mudah sakit hati
bila dicaci maki. Hal ini terjadi lantaran perbuatan itu untuk manusia dan
bukan untuk Allah.
3.
Malas melakukan kegiatan ibadah
bila sendirian
Kadang
diri kita terkena penyakit malas bila melakukan kegiatan ibadah sendirian.
Mungkin malas shalat malam bila sendirian meskipun hanya 2 (dua) rekaat. Tetapi
kalau menonton pertandingan sepak bola tengah malam sampai dini hari begitu
asyik walau berjam-jam.
4.
Menunjukkan kedermawanannya bila
diketahui orang banyak
Orang
memberi sesuatu kepada orang lain dengan niat bermacam-macam. Ada yang memberi
sesuatu untuk memeroleh suara, simpati, pujian, dan nama diri. Mereka
menampakkan kedermawanannya bila dilihat orang banyak. Namun begitu pelit bila
tak dilihat orang.
Oleh: Lasa Hs.
(bersambung)
0 Komentar