Anatomi Paper/Karya Tulis Ilmiah
Karya tulis ilmiah harus memenuhi
standar minimal yang telah berlaku dalam dunia penulisan ilmiah.
Judul
Judul hendaknya dibuat sesingkat mungkin, mudah dipahami,
mudah diingat, dan mencerminkan isi naskah. Judul yang tidak jelas, terlalu
umum, kurang informatif, dan tidak
memikat akan menyebabkan tulisan itu diremehkan orang lain (Mien, A. Rivai,
1995:69). Bahkan terdapat pendapat bahwa judul karya tulis ilmiah itu
maksimal terdiri sekitar 12 kata (bahasa
Indonesia), 10 kata (bahasa Inggris) atau 8 kata (bahasa Jerman).
Nama penulis, profesi, dan lembaga
Nama penulis, profesi, dan lembaga perlu dicantumkan
untuk memudahkan komunikasi dan sebagai tanggung jawab substantif terhadap
lembaga dan profesinya. Sebab sering terjadi bahwa seorang pembaca ingin sekali
berkomunikasi dengan penulis seputar tulisan itu atau hal-hal terkait.
Dalam penulisan karya tulis ilmiah
ini, gelar dan pangkat tidak perlu dicantumkan. Sebab suatu tulisan itu
dianggap ilmiah bukan diukur dengan deretan gelar di depan dan/atau di belakang
namanya, tetapi dari substansi penulisan.
Abstrak
Abstrak merupakan uraian singkat tentang bidang kajian
agar mudah ditemukan kembali. Isi abstrak hendaknya mampu mengungkapkan sari karangan
asli dengan menunjukkan subjek karangan, sifat karya, metode penelitian yang
digunakan, tujuan karya, hasil yang diperoleh dan kesimpulan penulis. Mengingat
abstrak itu merupakan penggambaran singkat isi karangan, maka abstrak harus
dibuat secara ringkas, tepat, mandiri, dan obyektif.
Kata kunci
Untuk memudahan temu kembali informasi, maka perlu adanya
kata kunci sebagai alat menelusur informasi melalui bibliografi, indeks,
katalog, ata melalui internet.
Kata
kunci ini seharusnya ditulis oleh penulis karya ilmiah, sebab mereka lebih
mengetahui hal-hal yang dipublikasikan.
Pendahuluan
Pendahuluan berisi uraian singkat yang memberikan
gambaran kepada pembaca tentang lingkup masalah yang akan dibahas dalam tulisan
itu. Dari sini dapat diketahui pokok-pokok pembahasan secara umum dan cara
penyajiannya. Di sini dapat pula ditulis bayangan simpulan yang akan dicapai
sehingga pembaca akan menghargai bukti-bukti yang diajukan itu. Simpulan di
sini dapat ditulis dua atau tiga kalimat pada paragraf terakhir pendahuluan.
Latar belakang
Latar belakang berisi uraian kondisi obyektif persoalanb
saat ini dan dukunganfakta-fakta untuk peningkatan nilai tambah. Uraian ini
ditulis dengan bahasa yang lugas dan menunjukkan persoalan yang akan dibahas.
Oleh karena itu uraian latar belakang hendkanya ditulis secara sistematis,
ringkas, lengkap, logis, dan lugas.
Rumusan Masalah
Permasalahan atau rumusan masalah berupa uraian singkat
tentang pokok masalah yang akan diketahui, dibahas, dan bila mungkin dicari
solusinya. Oleh karena itu rumusan masalahini harus berorientasi pada prospek
keguanannya secara operasional. Biasanya rumusan masalah dimulai dengan kalimat
pertanyaan.
Tinjauan Pustaka
Tinjauan pustaka berupa uraian singkat tentang hasil
penelitian, artikel ilmiah, maupun karya akademik tentang topik yang dibahas
yang pernah ditulis orang lain dengan menyebutkan deskirpsi singkat maupun
karakteristiknya. Litertaur tersebut harus ditelaah penulis secara kritis,
logis, dan sejauh mana hubungannya dengan topik yang akan dibahas.
Landasan Teori
Landasan teori sebenarnya berupa konsep yang akan
mendukung penulisan dan penelitian yang akan dilakukan. Landasan teori ini merupakan pisau analisis bagi
penulis/peneliti dalam melakukan kegiatan penelitian/penulisan. Oleh karena itu
dalam penyusunan landasan teori ini, calon penulis/peneliti harus berpikir
tentang tema/theme, pendekatan/approach, parasigma/paradigm, konsep/concept,
dan tepri-teori/theories.
Pembahasan
Pembahasan menyajikan permasalahan yang diajukan, penafsiran,
dan jawaban dari permasalahan/rumusan masalah. Dalam hal ini apa yang telah
dibahas pada tinjauan pustaka dan landasan teori tidka perlu lagi diuraikan di
sini. Apabila tulisan itu berupa hasil penelitian, dapat dikemukakan rangkuman
yang diperoleh penulis, kesulitan penelitian, temuan di lapangan, dan pendapat
penulis.
Dalam penyampaian pembahasan ini
dapat dibuat bab per bab lalu dibagi lagi menjadi sub-sub tertentu dan
seterusnya. Tetapi ada juga pembahasan yang disajikan secara agris besar. Kemudian
isi pembahasan hendaknya terdiri dari:
- Uraian masalah yang dibahas
- Analisis atau interpretasi
- Ilustrasi maupun contoh-contoh
- Tabel, grafik, statistik, data, dan lainnya
Penutup
Sebagai layaknya suatu karya ilmiah, perlu ada penutup
yang terdiri dari kesimpulan dan saran. Kesimpulan di sini bukan merupakan
rangkuman atau ikhtosar dari pembahasan yang dikemukakan pada pendahuluan.
Kesimpulan dapat berupa uraian/esai atau berupa butir-butir pemikiran yang
bernomor.
Daftar Pustaka
Semua literatur yang diacu dalam penulisan ilmiah harus
dicantumkan pada daftar pustaka. Sebab, daftar pustaka itu merupakan bagian
integral karya ilmiah. Soehardjan (200) menyatakan bahwa pencantuman daftar
pustaka pada karya ilmiah itu berfungsi sebagai dasar penyusunan argumentasi
atau bahan pembahasan hasil penelitian.Literatur merupakan referensi utama yang
dijadikan landasan penulisan artikel ilmiah. Penyitiran literatur bertujuan
untuk mengamati perkembangan ilmu pengetahuan. Perujukan literatur berarti memberikan penghargaan kepada sumber
ide yang digunakan dalam penulisan itu.
Tingkat kemutakhiran literatur yang
dirujuk mencerminkan tingkat kekinian/actuality
informasi dan sekaligus dapat diketahui sbeberapa jauh penulis itu mengikuti
perkembangan bidang. Sebaiknya literatur yang dirujuk paling lama kira-kira 10
tahun lalu, dan syukur 5 tahun yang lalu.
Dalam persyaratan akreditasi jurnal
ilmiah yang tertera pada Instrumen Evaluasi untuk Akreditas Berkala Imiah
(2001) ditentukan persentase antara literatur primer dan litertaur sekunder.
Untuk jurnal ilmiah dengan nilai akreditasi sangat baik, proporsi rujukan
primer harus lebih 80 % dan literaur sekunder sekitar 20 %.
Azas-azas Penulisan
Dalam penulisan ilmiah perlu
memerhatikan azas-azas penulisn yakni kejelasan/clearness, keringkasan/conciseness,
ketapatan/correctness, kesatupaduan/unity, pertautan/coherence, pengharkatan/emphasis.
- Kejelasan
Ide yang dipaparkan dalam bentuk tulisan harus mudah
dipahami orang lain. Untuk itu dalam penyampaian gagasan hendaknya diungkapkan
dengan kalimat pendek. Kata-kata yang dipilih hendanya tepat/sesuai ide
penulis. Hendaknya diusahakan jangan sampai menimbulkan salah tafsir,
membingungkan, dan menimbulkan tafsir ganda.
- Keringkasan
Tulisan ilmiah cenderung ringkas dalam pengungkapan.
Yakni tulisan yang tidak berlebihan penggunaan kata (seperti amat, sangat,
sekali), pengulangan kata, tidak berputar-putar, dan tidak mengulang-ulang ide
yang dikemukakan. Sedapat mungkin dihindari uraian yang berbelit-belit maupun
bernada ceramah/menggurui
- Ketepatan
Butir-butir ide yang disampaikan itu sesuai dengan maksud
penulisnya. Ketepatan ini juga berlaku
pada ketatabahasaan, ejaan, tanda baca, maupun pemilihan kata
- Kesatupaduan
Segala sesuatu yang disajikan dalam tulisan itu harus
berkisar pada tema pokok. Pembahasan harus bermuara pada tema itu dan tidak
menjalar kemana-mana. Kailmat satu dan kalimat berikutnya saling mendukung dan
setiap kalimat mengandung suatu nit gagasan yang utuh. Demikian pula dengan
alinea. Alinea terdiri dari beberapa kalimat yang merupakan satu pengertian
utuh dan saling terpaut sehingga pembaca mampu menangkap ide pada alinea itu
dengan jelas dan utuh.
- Pertautan
Karya tulis ilmiah terdiri dari alinea, kalimat, dan
kata. Antara alinea, kalimat, dan kata satu dengan yang lain terdapat hubungan
yang saling terkait. Keterkaitan itu ibarat aliran yang sambung menyambung dari
awal sampai akhir. Oleh karena itu sebaiknya kalimat maupun alinea berikut itu
merupakan penegasan, penafsiran, penjelasan, atau sambungan dari kalimat/alinea
sebelumnya.
- Pengharkatan
Dalam pengungkapan uraian hendaknya terdapat penekanan
atau penonjolan ide tertentu. Dengan cara
ini, ide itu akan mudah ditangkap dan mengesan lama pada pembaca. Tulisan
yang baik adalah tulisan yang mampu meyakinkan pembaca/writing that says something convieingly to someone .
Penutup
Penulisan
ilmiah merupakan salah satu media pengembangan ilmu pengetahuan, informasi, dan
profesi. Karya tulis ilmiah ini menyajikan iptek, kumulasi pengetahuan,
informasi baru, dan pemecahan masalah.
Artikel
ilmiah yang dimuat jurnal ini memiliki karakteristik sistematis, logis,
ringkas, tidak berlebihan, tidka mendebat, obyektif, dan tidak emosional. Karya
ini menyajikan fakta, data, dan peristiwa yang sebenarnya.
Dalam
penulisan ilmiah harus memperhatikan azas-azas penulisan yakni kejelasan,
keringkasan, ketepatan, kesatupaduan, pertautan, dan pengharkatan. Penulisan
karya tulis ilmiah perlu ditingkatkan di kalangan pustakawan untuk
mengembangkan ilmu perpustakaan, perpustakaan, dan profesi pustakawan.
Daftar Pustaka
-
Adhim,
M. Fauzil. 2004. Dunia Kata. Bandung: Dar Mizan
-
Camus,
Akbert dkk. 2003. Menulis Itu Indah.
Yogyakarta: Jendela
-
Dirjen
Dikti Depdikbud. 2001. Instrumen Evaluasi
Untuk Akreditasi Berkala Ilmiah. Jakarta: Dirjen Dikti Depdikbud
-
Hermanto.
Kajian Kemutakhiran Referensi Artikel Ilmiah Pada Beberapa Jurnal Ilmiah
Penelitian Pertanian. Jurnal Perpustakaan Pertanian, 13 (1)
2004
-
----------.
Faktor Penghambat Pustakawan Dalam Menulis Artikel di Surat Kabar. Jurnal Perpustakaan Pertanian, 13 (2)
2004
-
Hernowo.
2005. Mengikat Makna. Bandung: Mizan
Learning Center
-
Kertonegoro,
Mulyadhi. 2005. Seni Mengukir Kata;
Kiat-Kiat Menulis Efektif-Kreatif.
Bandung: Mizan Learning Center.
-
Lasa
Hs. 2005. Gairah Menulis. Yogyakarta:
Alinea
-
----------.
2006. Menulis Itu Segampang Ngomong.
Yogyakarta: Pinus
-
Rudatan,
Rs. 2006. Menjadi Kaya Dengan Menulis.
Yogyakarta: Andi Offset
-
Stevensen,
R.C. 2004. Menulis dan Membuat Buku.
Yogyakarta: Jendela.
-
Sudiati,
Vera; A. Widyamartaya. 2005. Menjadi
Penulis. Yogyakarta: Pustaka Widyatama
-
Sumantri, Usep Pahing. Motivasi Pustakawan Dalam
Menulis Karya Tulis Ilmiah Yang Dipublikasikan. Jurnal Perpustakaan
Pertanian, 13 (2) 2004
-
Susilowati, Erni. 2006. MotivasiPustakawan PTN DIY Dalam Penulisan Artikel Yang Dipublikasikan Media Cetak. Skripsi
Jurusan Ilmu Perpustakaan dan Informasi Fakultas Adab UIN Sunan Kalijaga
Yogyakarta
-
Sutardjo. Pengaruh Jenjang Jabatan Fungsional
Peneliti Terhadap Penggunaan Literatur Untuk Rujukan Karya Tulis Ilmiah. Jurnal Perpustakaan Pertanian, 14 (2)
2005. .
0 Komentar