Kata maaf memang mudah diucapkan
dan perlu penghayatan. Namun bagi orang tertentu kadang berat untuk minta maaf
atas kesalahan yang pernah diperbuat. Tetapi ada juga orang yang hatinya keras
dan tidak mau memaafkan orang lain.
Orang yang memaafkan orang lain termasuk
perbuatan mulia. Perilaku ini termasuk menabung energi positif. Tabungan kebaikan itu sebenarnya menyimpan
energi positif dan suatu ketika akan
kembali pada pelakunya. Orang seperti ini mendapat kedudukan tinggi menurut
pandangan Allah, dihormati masyarakat,
dan disegani musuhnya.
Suatu
ketika Zainab binti Al Harits pernah melakukan percobaan pembunuhan kepada Baginda Nabi Muhammad Saw dengan racun.
Zainab adalah isteri Salam bin Masykam (salah seorang tokoh Yahudi) . Zainab
berhasil membubuhkan racun pada sate kambing yang disajikan kepada Rasulullah
Saw yang saat itu dimakan bersama Bisyr bin Bara’ bin Ma’rur. Saat itu Bisyr
sempat menelan daging beracun itu lalu beberapa saat meninggal dunia. Sedangkan
Rasulullah Saw baru tahap mengunyah lalu memuntahkannya kembali lalu mengatakan
bahwa :” Daging itu memberitahukan padaku bahwa ia beracun”. Setelah kejadian
yang kejam itu, Zainab dipanggil oleh Rasulullah Saw dan ditanya:” Mengapa engkau
sampai hati melakukan peracunan ini?. Kemudian wanita jahat ini menjawab :”
Kiranya bukan rahasia lagi bahwa kaumku ingin membunuh tuan. Apabila tuan
adalah seorang raja pasti sudah mati kena racun tadi. Akan tetapi apabila tuan
itu seorang Nabi, maka tuan pasti diberitahu oleh Allah bahwa daging itu
beracun. Nyatanya demikian, karena tuan sebagai Nabi, maka tuan selamat”.
Kemudian Rasulullah Saw memaafkan dan melepaskan wanita kejam tadi. Begitu
mulianya contoh yang dilakukan oleh Rasulullah Saw, maka wanita itu masuk
Islam.
Pada
suatu saat, ada seseorang menghadap Rasulullah Saw dan bertanya:”Apakah agama
itu?” Beliau menjawab :”Budi pekerti yang baik”. Kemudian orang itu datang lagi
dari sebelah kanan Nabi dan bertanya lagi:” Apakah agama itu ?”. Beliaupun
menjawab :”Budi pekerti yang baik”. Kemudian orang itu datang lagi dari sebelah
kiri Nabi Saw dan bertanya lagi :”Apakah agama itu ?” Beliaupun menjawab lagi
:”Budi pekerti yang luhur”. Orang itu pun datang lagi dari belakang Nabi Saw
dan bertanya lagi :”Apakah agama itu ?”. Beliau menjawab :”Agama itu ialah
“Jangan marah”. (HR Muhammad bin Nashr dari Abu Al A”la bin Sjuhair – mursal).
Menciptakan kerukunan dapat dimulai dengan
meniadakan dengki, menjauhkan sikap saling mencurigai, dan hindari saling
menghujat. Rasulullah Saw bersabda :”Jangan ada diantara kalian saling
mendengki, saling intip, maupun saling marah dan jangan saling bertolak
belakang, dan jangan pula sebagian kamu itu membeli sesuatu di atas (harga)
pembelian yang lain, jadilah kamu sekalian hamba-hamba Allah yang bersaudara “.
(HR Muslim)
Dengan
adanya kedengkian, dendam di antara kita berakibat kerusuhan yang menimbulkan
kesengsaraan masyarakat. Tidak sedikit gedung terbakar, mobil rusak, bahkan
jiwa melayang sia-sia. Hal ini lantaran adanya dendam antarkelompok.Tentunya
hal ini tidak kita inginkan.
Kita ini bangsa yang besar dan memang ditakdirkan berbeda. Perbedaan tidak harus dipertajam, tetapi bunga
itu indah di taman karena warna-warni yang berbeda.
0 Komentar