Semakin hari semakin
besar nafsu manusia dalam memenuhi kesejahteraan dan kekayaan demi mencapai
sebuah kepuasan. Kesejahteraan tersebut akan dirasakan oleh manusia ketika mereka
telah merasakan makmur, damai, sehat,
dan terpenuhi atas segala kebutuhannya yang identik dengan materi dan harta
benda. Dalam memenuhi hal tersebut, semua orang berlomba-lomba membanting
tulang demi mendapatkan materi dan harta benda yang diinginkannya. Padahal
sejatinya materi dan harta benda tidak akan dapat bertahan lama atau hanya
bersifat sementara. Dapat dibayangkan ketika kebutuhan atau keinginan manusia
semakin hari akan semakin bertambah seiring waktu. Hal tersebut yang kemudian
membuat harta kekayaan yang kita miliki akan habis oleh kebutuhan dan keinginan
kita.
Materi dan harta benda tidak dapat membuat
kita “kaya” maupun sejahtera dalam arti yang sesungguhnya. Rasulullah saw bersabda,
"Bukanlah kekayaan itu dengan banyaknya harta tetapi kekayaan adalah kaya
akan jiwa". Kaya akan jiwa berarti memiliki jiwa yang taqwa dan
selalu merasa cukup atas apa yang telah dimilikinya tanpa berambisi untuk
memiliki materi dan harta benda yang berlimpah ruah. Pada hakikatnya wajar
ketika manusia menginginkan kesejahteraan dan kekayaan untuk menghidupi dirinya
di dunia karena manusia memiliki hawa nafsu dan rasa tidak puas, namun
terkadang langkah dan pemikiran orang yang selalu mengidentikkan sebuah kesejahteraan
dengan mengejar materi dan harta benda adalah sebuah kekeliruan yang dapat
berujung dengan kriminalitas. Sepatutnya manusia memahami cara atau langkah
demi memenuhi kebutuhan dan keinginan dengan sesuatu yang lebih cerdas, yaitu dengan membaca.
Membaca merupakan sumber kekayaan dan kesejahteraan yang kekal dan tidak akan
habis seperti halnya materi dan harta benda. Dengan membaca kita akan memiliki
pengetahuan dan informasi yang nantinya akan memberikan ide untuk dapat
menghasilkan sesuatu yang dapat mensejahterakan kehidupan umat manusia dengan
baik dan bijak.
Sebuah ilmu pengetahuan dan
informasi yang bersifat kekal akan memberikan kita sebuah ide dan “bekal” untuk
dapat kita aplikasikan ke dalam kehidupan kita sehari-hari. Selain itu membaca
dapat menjadi modal dalam menciptakan sesuatu yang memiliki nilai penghasilan bagi
masyarakat, salah satu contohnya yaitu sebuah buku resep makanan dimana pembaca
akan mendapatkan informasi tentang bagaimana membuat berbagai jenis makanan /
minuman yang memiliki nilai jual untuk memenuhi kebutuhan ekonomi masyarkat.
Tidak hanya dari segi ekonomi keluarga saja, manfaat membaca juga menjadi modal
penting untuk meningkatkan kesejahteraan dalam kemajuan
negara. Masyarakat yang gemar membaca akan menciptakan genarasi-generasi yang
memiliki wawasan dan ilmu pengetahuan yang luas, sehingga dia akan terbebas
dari kebodohan dan ketertindasan. Bisa kita bayangkan apabila kita hanya
memiliki materi dan harta benda yang berlimpah ruah dan lambat laun semua
kekayaan tersebut akan habis, maka kesejahteraan yang kita rasakan akan musnah
seketika. Berbeda apabila kita memiliki ilmu pengetahuan dari hasil kita
membaca, maka apabila harta benda atau materi kita telah habis, kita masih bisa
memiliki akal dan ilmu pengetahuan yang bisa kita pergunakan untuk kembali
mendapatkan sesuatu yang kita butuhkan.
Dari paparan di atas dapat
disimpulkan bahwa dalam mendapatkan sebuah kekayaan maupun kesejahteraan yang
hakiki bukanlah berasal dari materi dan harta benda yang harus berlimpah ruah,
melainkan sebuah modal yang sesungguhnya, yaitu pola pemikiran dan ilmu
pengetahuan yang luas dan sebuah kreatifitas yang hanya bisa didapatkan dan
diasah melalui kegiatan membaca.
Aidilla
Qurotianti
0 Komentar