Judul : Jejak
Pena Pustakawan
Penulis : Atin Istiarni
dan Triningsih
Penerbit :
Yogyakarta: Azyan Mitra Media, Februari 2018
ISBN : 978-602-5552-01-4
Tebal : 263
halaman
Tulisan merupakan ekspesi
diri. Melalui tulisan, seseorang mampu mengemukakan ide, pemikiran, penemuan, dan pengalamannya kepada
khalayak. Maka menulis memerlukan keberanian dan percaya diri. Mereka yang
percaya diri akan menemukan jati diri. Maka mereka akan eksis dalam kehidupan
bermasyarakat dan kehidupan karirnya.
Tidak sedikit penulis yang
namanya mencuat meskipun tadinya bukan siapa-siapa.Marie Roughoul semula adalah
gelandangan di kota Paris Prancis. Pengemis ini mengekspresikan kehidupan yang
terlunta-lunta yang dia lakoni selama 30
(tiga puluh) tahun. Bukunya yang ditulis selama 2 (dua) tahun itu ternyata
pernah menjadi buku best seller saat
itu. Buku yang berjudul Je tape la
manche. Une vie dans la me (Hidup saya sebagai Pengemis;Kehidupan di
Jalanan) konon telah terjual sampai 50.000 eksemplar.
Imam Ghazali tidak bisa
dilupakan dan akan terus eksis, berkat
tulisan-tulisan beliau yang dituangkan dalam bentuk buku . Buku-bukunya dalam
bidang fiqh, filsafat, tasawuf, akhlak, dan akidah itu selalu dirujuk orang
dari waktu ke waktu dan dari generasi ke generasi. Dengan demikian tulisannya
itu ikut memberikan andil dalam eksistensi diri seorang Imam Ghazali.
Buku karya Atin Istiani
(Pustakawan UM Magelang) dan Triningsih (Pustakawan IAIN Surakarta) ini
merupakan bentuk ekspresi diri dan usaha eksistensi diri sebagai seorang
pustakawan (dalam arti luas). Mereka memilki mtotivasi ingi dan keyakinn kuat
untuk berhasil (dalam artisesunguhnya).Keyakinan inilah yang memberikan
kekuatan luar biasa untuk mengatasi ketakutan,
kritikan, maupun cemooh orang lain. Maka kita dapat memelajari bagaimana
keyakinan para penulis hebat kalau ingin eksis melalui tulisan. Maka patur kita renungkan kata Pramuda Ananta
Toer : Orang boleh pandai setinggi langit, tetapi selama tidak menulis , ia
akanhilan di daam masyarakat dan dari sejaah. Menulisadalah beerjauntuk
keabadian (Sutanto Leo, 2017: 8).
Imam Ghazali sebagai ulama
terkemuka, penulis produktif, dan pemikir Islam menyadari betapa pentingnya penulisan
dan mulianya kedudukan seorang penulis Hal ini diungkapannya : If you are neiher a prince nor a child of a
famous religous leader, do write) (Apabila kamu bukan anak raja dan bukan anak
ulama,maka menulislah). Disini, Imam Ghazali memposisikan penulis sama dengan
kedudukan anak raja atau anak ulama.ustadz dan lainnya.
Lasa Hs.
0 Komentar