Kemajuan teknologi terutama teknologi informasi tidak dapat dihambat
apalagi ditolak. Kehadirannya memang memberikan fasilitas, tetapi kadang
berdampak negatif. Hal ini tergantung pintar-pintarnya memanfaatkannya. Bagi
umat Islam, dengan adanya teknologi informasi akan mempermudah akses informasi
nilai-nilai Islam dari berbagai sumber. Kita dapat memilih berbagai tema yang
disampaikan oleh para da’i , ustadz, kiyai, atau ulama tertentu
Melalui media sosial, Alhamdulillah kita bisa mendengarkan kembali
ceramah-ceramah da’i maupun ulama kharismatik
yang telah berpulang ke Rahmatullah. Bahkan pesan-pesan mereka dapat kita simak melalui youtube misalnya.
Dengan kemudahan akses
ini akan menambah wawasan kita terhadap nilai-nilai dan ajaran-ajaran Islam.
Dengan keluasan wawasan ini akan mempersempit perbedaan dan mencegah
perpecahan. Mereka saling menghormati
perbedaan itu. Sebab ketika mereka belum memeroleh wawasan dari pihak yang
berbeda, seolah-olah apa yang mereka lakukan itulah yang paling benar. Namun
setelah mendapatkan informasi dari sumber lain , maka mereka akan berpikir dan
berperilaku lebih toleran kepada sesama muslim dan pemeluk agama lain.
Namun demikian, dengan
adanya keterbukaan menciptakan informasi dan kemudahan share informasi kadang begitu mudah orang menciptakan dan share
informasi. Keadaan ini sering dimanfaatkan
untuk menciptakan kegaduhan dan kebencian. Kadang orang dengan seenaknya
sendiri mencaci maki dan mencemooh agama atau tokoh lain tanpa merasa bersalah.
Apabila cacian dan cemoohan itu diprotes, lalu dengan gampangnya cukup minta
maaf. Katanya lebih baik minta maaf daripada minta ijin.
Hiruk pikuknya
penyebaran inforasi perlu disikapi dengan sangat hati-hati. Jangan sampai kita
begitu mudah menciptakan informasi. Kiranya perlu dipikir panjang apakah
informasi yang akan diciptakan itu menjadi masalah bagi orang lain atau tidak.
Ide yang baik belum tentu diterima baik oleh orang lain apabila cara
penyampaianmya tidak tepat dan salurannya tidak pas.
Penciptaan informasi
Agar informasi yang akan diciptakan itu tidak
menimbulkan keresahan, konflik, maupun kerusuhan, kiranya perlu diperhatikan
etika berinformasi antara lain bahwa informasi itu : tidak bersifat merendahkan
dan mencela pihak lain. Hal ini sesuai
dengan apa yang difirmankan oleh Allah Swt dalam Al Hujurat: 11 yang artinya:
Wahai orang-orang yang beriman!. Janganlah suatu kaum mengolok-olok kaum yang
lain (karena) boleh jadi bahwa mereka (yang diperolok-olokkan) itu justru lebih
baik dari mereka (yang mengolok-olok), dan jangan pula perempuan-perempuan
(mengolok-olok) perempuan lain, (karena) boleh jadi perempuan (yang diperolok-olok)
itu justru lebih baik dari perempuan (yang mengolok-olok). Janganlah kamu
saling mencela satu pada yang lain, dan janganlah saling memanggil dengan
gelar-gelar yang buruk. Seburuk-buruk
panggilan adalah (panggilan) yang buruk (fasik) setelah beriman. Dan
barang siapa tidak bertobat, maka mereka itulah orang-orang yang zalim”.
Selanjutnya pada ayat berikutnya diingatkan bahwa jangan sampai kita ini begitu mudah buruk
sangka, curiga, mencari-cari kesalahan orang lain, maupun menggunjing (ghibah)
orang lain.
Penyebaran informasi
Mengingat media
komunikasi di tangan kita, kadang tidak disadari begitu mudah kita pencet
tombol untuk share informasi. Kadang
kita tidak berpikir panjang bahwa apa yang kita share itu akan menjadi masalah bagi orang lain atau tidak. Oleh
karena itu dalam share berita perlu
dilakukan pengecekan (tabayun) dari
sumber informasi, isi informasi, maupun validitas informasi. Jangan sampai kita
ikut menyebarkan informasi tidak valid, berasal dari sumber yang tidak
bertanggung jawab, dan informasi itu bersifat bohong. Langkah tabayun ini sangat penting agar kita
terhindar dari fitnah dan cemoohan orang lain. Hal ini sesuai peringatan Allah
Swt dalam Q.S. Al Hujurat: 6) yang artinya:”Hai orang-orang yang beriman,
apabila datang kepadamu orang fasik membawa suatu berita, maka periksalah
dengan teliti agar kamu tidak menimpakan suatu musibah kepada suatu kaum tanpa
mengetahui keadaannya yang menyebabkan kamu menyesal atas perbuatanmu”.
(Bersambung)
Lasa Hs
0 Komentar