Ikhlas merupakan
kata yang mudah diucapkan, tetapi kadang sulit dilakukan. Namun apa yang sulit
dilakukan itu belum tentu kita tidak mampu melaksanakan. Ini tergantung pada
kemauan kita. Kalau kita kokoh iman, kuat
niat, dan bersungguh-sungguh,
maka yang berat akan menjadi ringan.
Apabila segala kegiatan
itu diniatkan untuk mencari ridha Allah, insya Allah akan mendatangkan
kebaikan, manfaat, dan kebahagiaan di akhirat kelak. Hal inilah yang disebut
sebagai amal saleh. Sebaliknya apabila kegiatan itu diniatkan untuk kepentingan
dunia, maka akan bernilai duniawiyah, di akhirat akan menyesal. Hal ini
ditegaskan Alla Swt dalam Q.S. Al Bayyinah : 5 yang artinya :” Padahal mereka
hanya diperintah menyembah Allah dengan ikhlas menaatiNya semata-mata karena
(menjalankan) agama, dan juga agar melaksanakan salat dan menunaikan zakat; dan
yang demikian itulah agama yang lurus (benar)”. Lurus disini mengandung arti
tidak syirk dan jauh dari kesesatan.
Ayat tersebut menunjukkan bahwa betapa pentingnya ikhlas
beramal karena Allah, sehinga amalan itu dapat diterima Allah Swt. Konsekeunsi
logisnya apabila seseorang mengerjakan suatu amalan yang niatnya bukan karena
Allah, maka amalan itu bisa rusak.
Tidak mudah memang
menegakkan amalan ikhlas, karena manusia itu sangat lemah. Godaan syetan dan
hawa nafsu manusia selalu mengintai setiap saat. Maka seorang ulama terkenal
pernah menyatakan :” Sesuatu yang paling sulit bagiku untuk aku luruskan adalah
niatku karena begitu seringnya ia berubah-rubah”.
Begitu rawannya hati
kita dalam menegakkan amalan ikhlas. Oleh karena itu kiranya perlu memenej
qalbu kita agar khusnul khatimah hidup ini. Dalam hal ini Abu ‘Uzair mengatakan
sangat penting bagi kita untuk mengetahui hal-hal yang dapat membantu agar
dapat mengikhlaskan amal dan kegiatan kita yakni; banyak berdo’a,
menyembunyikan amal kebaikan, tidak terpengaruh kata orang, menyadari bahwa
manusia bukan pemilik surga dan neraka, ingin dicintai Allah dan manusia.
(bersambung)
Lasa Hs.
0 Komentar