- Banyak berdo’a.
Diantara hal yang menolong untuk ikhlas adalah banyak berdo’a.
Diantara do’a yang sering dipanjatkan Nabi
Muhammad Saw agar bisa ikhlas adalah:
“Ya Allah, aku memohon perlindungan kepada-Mu dari perbuatan
menyekutukan-Mu sementara aku mengetahuinya , dan akupun memohon ampun terhadap
perbuatan syirik yang tidak aku ketahui” (HR. Ahmad).
Nabi sering memanjatkan do’a tersebut agar terhindar dari kesyirikan.
Padahal kita tahu bahwa beliau adalah orang yang paling jauh dari kesyirikan.
Sementara itu, Umar bin Khattab yang dikenal adil dan wira’i itu juga
sering berdo’a “Ya Allah jadikanlah seluruh amalku amal yang saleh, jadikanlah
seluruh amalanku amal yang saleh.jadikanlah seluruh amalanku hanya karena
ikhlas mengharap wajahMu, dan jangan jadikan sedikitpun dari amalanku tersebut
karena orang lain”.
- Meyembunyikan amal kebaikan
Kebaikan yang dilakukan tanpa diketahui orang
lain itu bisa membawa keikhlasan. Amal, jasa, kebaikan yang ditonjol-tonjolkan
bisa mengurangi nilai amal itu, mengarah pada ‘ujub, dan bisa menimbulkan riya’
dan takabur.. Semakin ‘ujub seseorang terhadap amal kebaikan yang ia lakukan,
maka semakin kecil dan rusak keikhlasan itu. Dalam hal ini baiklah kita
perhatikan Sabda Nabi Muhammad Saw:” Tujuh golongan yang Allah akan naungi pada
hari di mana tidak ada naunagan selain dari naunganNya, yaitu: pemimpin yang
adil; pemuda yang tumbuh di atas ketaatan kepada Allah; laki-laki yang hatinya
senantiasa terikat dengan masjid; dua orang yang saling mencintai karena Allah,
bertemu dan berpisah karena Allah pula; seorang laki-laki yang diajak
mesum/berzina oleh seorang wanita yang cantik dan memiliki kedudukan, namun dia
mengatakan :”sesungguhnya aku takut kepada Allah; seseorang yang bersedekah dan
menyembunyikan sedekahnya itu sehingga tangan kirinya tidak mengetahui apa yang
diinfakkan oleh tangan kanannya; dan seseorang yang mengingat Allah di waktu
sendirian hingga meneteslah air matanya.” (HR Bukhari Muslim)
- Tidak terpengaruh kata orang
Pujian dan perkataan orang lain terhadap
seseorang merupakan suatu hal yang pada umumnya disenangi manusia. Bahkan
Rasulullah Saw pernah menyatakan ketika ditanya tentang seseorang yang beramal
kebaikan kemudian dipuji oleh manusia karenanya, beliau menjawab,:Itu adalah
kabar gembira yang disegerakan bagi seorang mukmin” (HR Muslim).
Begitu
pula sebaliknya, celaan dari orang lain merupakan suatu hal yang pada umumnya
tidak disukai manusia. Namun, sebaiknya semua pujian dan celaan orang lain itu
jangan sampai mengurangi nilai amal
saleh. Sebab seorang mukmin yang ikhlas adalah
seorang yang tidak terpengaruh oleh pujian maupun celaan orang lain.
Ketika mengetahui bahwa dirinya dipuji karena amal saleh atau kebaikannya, maka
justru akan semakin tawadhu’ (rendah diri) kepada Allah. Ia pun menyadari bahwa
pujian dan kelebihan itu merupakan ujian bagi dirinya.
Lasa
Hs
0 Komentar