Jumat taggal 27 Juli
2018 Perpustakaan UMY mengadakan agenda kajian tematik pengkaderan staf Perpustakaan UMY dengan tema
“Muhammadiyah dan Perkembangan Politik Indonesia”, sebagai nara sumber Bapak
Imam Hanafi, M.Pd (wakil sekretaris majlis kader PP Muhamadiyah). Kajian tersebut mengulas
tentang perkembangan politik di Indonesia dari era pra kemerdekaan
(kolonial) hingga era pasca reformasi yang dilakukan Muhammadiyah
sebagai organisasi sosial keagamaan, dan warga Muhammadiyah yang berperan aktif
dalam politik praktis dimasanya sebagai bekal dalam
menghadapi tahun politik pileg dan pilpres 2019 yang akan datang. Beliau menjelaskan bahwa sebagai
warga Muhammadiyah harus melek (litered) terhadap informasi yang
berkembang bebas khususnya dalam media sosial.
Untaian sejarah panjang perjalanan Muhamadiyah
dan perkembangan politik di Indonesia adalah bekal yang diulas dalam kajian
tersebut, melihat lebih dekat perjuangan yang dilakukan Kyai Haji Ahmad Dahlan
di era kolonialisme, Buya Hamka di era orde lama, Amien Rais di era Orde Baru
dan masih banyak lagi tokoh-tokoh muhammadiyah yang diulas didalamnya.
Lahirnya
Muhammadiyah di Yogyakarta pada tahun 1912 adalah salah satu pergerakan dakwah
Amal Ma’ruf nahi munkar di Indonesia.
Sesuai dengan matan keyakinan dan cita-cita hidup Muhammadiyah poin
pertama disebutkan bahwa Muhammadiyah adalah Gerakan Islam dan Dakwah Amar
Ma'ruf Nahi Munkar, beraqidah Islam dan bersumber pada Al-Qur'an dan Sunnah,
bercita-cita dan bekerja untuk terwujudnya masyarakat utama, adil, makmur yang
diridhai Allah SWT, untuk malaksanakan fungsi dan misi manusia sebagai hamba
dan khalifah Allah di muka bumi.
Dalam upaya mewujudkan
masyarakat yang merdeka seutuhnya bahkan di era sebelum kemerdekaan
Muhammadiyah telah berupaya berjuang melalui jalur pendidikan dengan mendirikan
sekolah-sekolah Muhammadiyah, dibidang kesehatan dengan mendirikan PKU
(Penolong Kesengsaraan Umat), yang semua itu tidak lepas dari upaya
melaksanakan gerakan dakwah amal ma’ruf nahi munkar yang melekat dalam diri
Muhammadiyah sebagai organisasi sosial keagamaan.
Sejalan dengan perkembanganya roda organisasi
ini juga terlibat politik yang berlangsung di Indonesia, Muhammadiyah disatu
sisi bukan sebagai organisasi politik namun di sisi yang lain Muhammadiyah
harus tetap peduli dengan politik beserta dinamika perkembanganya di
Indonesia. Karena Muhammadiyah lebih
merupakan organisasi Islam based civil society (masyakat madani).
Besar harapan dengan
adanya kajian tematik ini, keluarga besar staf Perpustakaan UMY mampu
meneladani langkah dan perjuangan para pendahulu, melek politik (litered),
patuh dan taat mengikuti perintah anjuran organisasi dalam upaya ikhtiyar
memilih pemimpin (DPD R1 dari
keterwakilan ormas Muhammadiyah) dengan mengedepankan moral dalam berpolitik
praktis. Yang paling utama adalah mampu mensukseskan tahun politik tersebut
dengan memilih pemimpin sesuai kreteria yang telah di contohkan baginda
Rasulullah Muhammad SAW, yaitu pemimpin yang Amanah (dapat dipercaya), Fathonah
(cerdas), Tabligh (menyampaikan aspirasi ummat).
M. Jubaidi
M. Jubaidi
0 Komentar