KH Mas Mansur putra
Surabaya yang lahir 25 Juni 1896 dan wafat 25 April 1946 itu dikenal disiplin.
Kiyai yang suka berpotret dan senang pakai sarung dan pecisnya itu telah
menanamkan kesadaran disiplin terutama para pimpinan persyarikatan. Sebagai
seorang organisator pada masanya terasa sekali adanya penyempurnaan organisasi.
Beliau pula yang mencetusan dan menyusun 12 (dua belas) langkah
Muhammadiyah 1930 – 1940 yakni:
1. Memperdalam Masuknya Iman
1. Memperdalam Masuknya Iman
2. Memperluas Faham Agama
3. Memperbuahkan Budi Pekerti
4. Menuntun Amalan Intiqad
(self
correction)
5. Menguatkan Persatuan
6. Menegakkan Keadilan
7. Melakukan Kebijaksaan
8. Menguatkan Majelis Tanwir
9. Mengadakan Konferensi Bagian
10.Memper musyawarahkan Putusan
11.Mengawaskan Gerakan Jalan
12. Mempersambungkan Gerakan Luar
Dulu, pada masa sebelum
kemerdekaan pertemuan puncak Muhammadiyah disebut Kongres yang diselenggarakan
setiap tahun. Pada masa kepemimpinan KH Mas Mansur nama pertemuan itu menjadi
Muktamar dan diselenggarakan 3 tahun sekali. Namun pada Muktamar ke 41 di
Surakarta tahun 1985 penyelenggaraan
Muktamar disepakati menjadi 5 tahun sekali.
Pada Kongres Muhammadiyah ke 16 di Pekalongan tahun 1927
disetujui adanya Majelis Tarjih yang semula hal ini diusulkan oleh KH Mas
Mansur . Namun demikian pada masa KH Ahmad Dahlan lembaga ini sudah dibentuk
bersamaan dengan pembentukan Bagian Pengajaran, Bagian Penolong Kesengsaraan
Omoem/PKO, dan Bagian Taman Poestaka.
Perlunya Majelis Tarjih
untuk mencegah timbulnya perbedaan pendapat dan perselisihan masalah agama di
kalangan Muhammadiyah dan untuk mencegah penyalahgunaan hukum dan dalil-dalil
agama untuk kepentingan politik atau pribadi. Majelis ini melakukan sidang
pertama kali di luar Kongres Muhammadiyah di Surakarta untuk menerbitkan Kitab
Iman dan Kitab Shalat.
KH Mas Mansur selalu
merespon persoalan-persoalan sosial dan agama dari aspek keimanan. Saat itu
beliau merasakan lemahnya iman umat Islam, kurangcerdasnya umat Islam dalam
memahami Islam secara baik, syiar Islam juga kurang, dan pada da’i enggan
melakukan dakwah di daerah-daerah terpencil.
Karya dan pemikiran beliau yang dibukukan dan
diterbitkan antara lain :
1.
Tauhid dan Syirk
2.
Pemuda dan Tanah Air
3.
Sebab-Sebab Kemiskinan
Rakyat Islam Indonesia
4.
Qurban dan Hikmahnya
5.
Cara Mengerjakan Rukun
Islam
6.
Ukuran Kebenaran Suatu
Agama.
Partai politik, dulu
merupakan alat perjuangan . Maka tidak sedikit tokoh-tokoh Muhammadiyah dulu
terjun langsung ke dalam politik praktis. KH Mas Mansur juga pernah menjadi
penasehat Pengurus Besar Syarekat Islam yang didirikan oleh HOS Cokroaminoto.
Dulu organisasi ini dikenal revolusioner dan radikal. Beliau juga pernah
menjadi pengurus Partai Islam Indonesia (PII). Begitu menonjol langah dan
kegiatan beliau bersama tokoh nasional lain sehingga dianggap sebagai Empat
Tokoh nasional yakni Ir. Soekarno, Drs. Moch. Hatta, KH Mas Mansur, dan Ki
Hajar Dewantara. Beliau diangkat sebagai Pahlawan Nasional dengan SK Presiden
Nomor 162 tahun 196 tanggal 26 Juni
1965.
(Lasa Hs)
0 Komentar