Konferensi Perpustakaan Digital Indonesia (KPDI)11 dilaksakan di Medan pada tanggal 6-9 November 2018. Acara tersebut dihadiri kurang lebih 400 peserta, baik yang berasal dari Perpustakaan Instansi Pemerintah, Perguruan Tinggi Negeri, dan juga Perguruan Tinggi Swasta.
Ada salah satu materi menarik, yang disampaikan oleh salah satu peserta CFP, yaitu Najmi Fuady . Ia menjelaskan bahwa diera digital seperti saat ini, penyebaran informasi hoax sangatlah mudah, sehingga kita sebagai pustakawan harus jeli terhadap informasi yang disebarkan.
Ia menjelaskan ada beberapa indikator yang bisa digunakan untuk mengevaluasi kualitas informasi di dalam internet, yaitu :
Autoritatif
Dalam autoritatif yang perlu diperhatikan adalah:
- URL (Uniform Resource Locator) dari sumber informasi tersebut. Cek dokumen URL, apakah dari sebuah institusi atau organisasi atau komersial? dan di mana diterbitkan.
- Penulis. Apakah penulis memiliki kompetensi atau kemampuan dalam menulis dibidang tersebut.
- Sponsor. Perhatikan secara mendalam isi sebuah informasi, karena bisa saja lebih bersifat subyektif, semua tergantung sponsor yang mendanai tulisan di dalam informasi tersebut.
- Kutipan dalam tulisan. Tulisan yang baik adalah tulisan yang menyertakan sumber. Maka, cek lah sumber tulisan yang dibagikan dengan melihat ada tidaknya kutipan dalam tulisan tersebut
Akurasi
Akurasi suatu informasi selalu dikaitkan dengan orang yang menulis informasi tersebut (Cooke, 2001). Penjelasan mengenai akurasi di halaman web sendiri tercantum dalam about us, profile atau contact us. Penilaian ke akurasi-an mencakup:
- Segi informasinya itu sendiri. Siapa yang menulis di page tersebut? adakah nomor kontak atau email dari penulis? Apakah dia berkompeten di dalam menulis bidang ini?
- Adakah yang memverifikasi informasi tersebut atau dalam kata lain editornya? Dalam jurnal-jurnal ilmiah biasanya selalu tertera tulisan peer review. Artinya bahwa tulisan yang ada di jurnal tersebut telah diedit atau direview oleh ahlinya.
Objektivitas
Objektivitas di sini lebih melihat tujuan daripada pembuatan situs. Karena situs yang baik tentu akan menjabarkan untuk siapa, membahas apa dan dibuat untuk apa. Menurut Cooke (2001), ada 3 pertanyaan yang dapat digunakan untuk mengidentifikasikan tujuan sebuah sumber informasi, yaitu :
- Pernyataan yang menunjukkan tujuan dari situs itu sendiri. Biasanya situs akan menuliskan langsung bahwa jurnal atau sumber informasi yang ditampilkan ditujukan untuk kalangan tertentu.
- Pembaca yang dituju oleh informasi tersebut. Merupakan kelanjutan dari poin yang di atas, karena dibuat untuk tujuan tertentu maka audiennya pun untuk kalangan tertentu pula.
- Bagaimana detail dari isi informasi tersebut?
Currently (kekinian)
Hal yang perlu diperhatikan dalam currently, meliputi ;
- Informasi mengenai kapan dibuat? tanggal, bulan dan tahun dari sumber informasi tersebut. Dalam setiap essay media pnline atau jurnal ilmiah data-data tanggal seperti ini tercantum dengan jelas sehingga kita bisa mengetahui kapan informasi tersebut di upload.
- Kapan terakhir di update? Apakah ada dead link-nya? Hal ini untuk mengindentifikasikan apakah informasi di dalamnya diperbaharui secara berkala atau tidak, berapa lama pembaharuan konten dilakukan. Kekinian menjadi pertimbangan yang perlu diperhatikan sebab informasi yang lama akan menjadi tidak berguna lagi, tidak relevan dan cenderung menyesatkan (Cooke, 2001).
Coverage (cakupan)
Coverage di sini lebih melihat ke cara mengulas atau cakupan sebuah informasi, di antaranya
- Topik. Cakupan topik dijabarkan secara obyektif karena didukung data-data yang akurat dan reliable, tidak bias.
- Adakah link yang terhubung dengan situs-situs lain yang dapat dipercaya untuk mendukung informasi tersebut. Ada beberapa sumber informasi yang menyertakan link ke situs-situs yang berhubungan dengan kontennya, hal ini digunakan untuk memperkuat argumentasi dari apa yang diulas tersebut, disisi lain bisa dikatakan sebagai indikator penelitian sekarang merupakan kelanjutan dari penelitian sebelumnya.
- Kedalaman dalam menganalisis topik yang disajikan
Gaya Penulisan
Menurut Azwar (2011) gaya penulisan termasuk salah satu indikator yang diperlukan untuk mengevaluasi sebuah web. Seorang penulis yang tidak akurat dalam menuliskan ejaan, penggunaan tanda baca maupun kaidah bahasa umumnya kurang memiliki kredibilitas dalam menyampaikan informasi. Hal ini sejalan dengan pendapat Doyle (2006) bahwa kecerobohan dalam memilih bahasa dan gaya penulisan bisa menjadikan sebuah situs tidak bisa diandalkan
Materi KPDI 11 bisa diunduh melalui link ini
0 Komentar