KEMAS
ULANG INFORMASI NASKAH KUNO DI BADAN PERPUSTAKAAN DAN ARSIP DAERAH
DAERAH
ISTIMEWA YOGYAKARTA
Oleh:
Yuliana Ramawati, Fitriana Lestari
Universitas Muhammadiyah Yogyakarta
ABSTRAK
Naskah kuno merupakan
salah satu warisan budaya yang bernilai sejarah sangat tinggi. Salah satu warisan budaya dalam bentuk naskah
perlu dipelihara, dilestarikan, dan dirawat
secara fisik maupun non fisik agar
informasi yang terkandung didalamnya tetap terjaga bagi generasi mendatang.
Berkembang pesatnya teknologi informasi saat ini menuntut perpustakaan sebagai
penyedia informasi harus melakukan inovasi terutama dalam hal penyajiannya.
Salahsatu alternatife yang dilakukan yaitu dengan melakukan kemas ulang informasi naskah kuno
dengan mengalih mediakan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui secara
lebih dalam mengenai proses kemas ulang informasi yang dilakukan perpustakaan
BPAD DIY guna melestarikan naskah-naskah kuno yang dimiliki. Metode penelitian
yang digunakan dalam penelitian ini yaitu metode kualitatif dengan menggali
fakta-fakta dari hasil wawancara dan obeservasi di lapangan. Hasil penelitian ini mendeskripsikan mengenai
teknik pelestarian informasi yang dilakukan BPAD DIY dengan menggunakan
beberapa metode antara lain metode alih media, alih bahasa, dan alih huruf
serta mengetahui kendala-kendala apa saja yang dihadapi dalam proses kemas
ulang informasi.
Kata Kunci:
Kemas ulang informasi, Naskah Kuno, digitalisasi, BPAD DIY
REPACKAGING INFORMATION OF ANCIENT MANUSCRIPT
IN THE LIBRARY OF BADAN PERPUSTAKAAN DAN ARSIP DAERAH
DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA
Oleh:
Yuliana Ramawati, Fitriana Lestari
Universitas Muhammadiyah Yogyakarta
ABSTRACT
The ancient
manuscript is one of the cultural heritage which have historical
value. The cultural heritage in the form of a script needs to be maintained, preserved and cared for physically
and non-physically so
that the information in a script can maintained for future generations.
Actually the development of information technology demands all of libraries to
do
innovations, especially in terms of conveys.
One alternative in this condition is to repack the information of ancient
manuscripts by diverting it.
This study aims to find out more about the information
reprocessing process which
did by the library of BPAD DIY to preserve the ancient
manuscripts. The research method used in this study is a qualitative method by
exploring the facts from the results of interviews and observations in the
field. The results of this study describe the preservation of
information techniques which
did by BPAD DIY such
as several methods including the method of media transfer, translation,
and letter switching and
find out the
obstacles in the process of repackaging information.
Keywords: repackaging information, Ancient Manuscripts, digitalization,
BPAD DIY
A.
PENDAHULUAN
Infromasi
merupakan sebuah kebutuhan pokok bagi masyarakat, setiap orang pasti
membutuhkan informasi. Ledakan informasi di era teknologi juga berdampak
terhadap sulitnya mendapatkan informasi yang relevan sesuai dengan kebutuhan
pengguna. Hal ini menjadi tantangan tersendiri bagi perpustakaan yang berfungsi
sebagai center of knowledge untuk
mampu menyebarluaskan informasi, bertugas melakukan pelestarian warisan budaya.
Warisan budaya dalam hal ini khususnya naskah kuno yang perlu dilestarikan,
dirawat dan dijaga secara fisik dan nonfisik untuk menjaga informasi yang
terkandung di dalamnya karena memiliki nilai sejarah tinggi untuk
keberlangsungan masyarakat saat ini dan akan datang. Serta menyajikan informasi
yang mempermudah pengguna dalam temu kembali informasi.
Pelestarian
adalah upaya yang dilakukan guna melakukan perlindungan terhadap benda budaya
melalui sebuah tahapan kegiatan serta
meminimalisir kerusakan terhadap benda fisik maupun kimia yang dimaksudkan agar terhindar dari
terjadinya kehilangan isi atau kandungan informasi (Fatmawati,
2009).
Salah satu upaya yang dilakukan perpustakaan guna melestarikan budaya secara
fisik dengan cara perawatan, pemeliharaan, serta penyimpanan koleksi sesuai
dengan prosedur yang telah ditentukan. Selain itu dari segi informasi
perpustakaan harus mampu memberikan informasi yang tepat guna bagi pengguna dalam
bentuk penyajian yaitu dengan melakukan kemas ulang informasi secara cepat,
tepat, dan dapat dimanfaatkan secara langsung oleh penggunanya. Artikel ini
membahas mengenai kemas ulang informasi yang dilakukan oleh perpustakan BPAD
DIY dalam upaya pelestarian informasi naskah kuno yang dilakukan dengan berbagai
metode diantaranya dengan mengalih mediakan, mengalih bahasakan, dan mengalih
hurufkan.
B.
LANDASAAN
TEORI
1.
Naskah
Kuno dan Perkembangannya
Pengertian nakah kuno yang tercantum
dalam Undang-Undang Nomor 43 Tahun 2007 dijelaskan bahwa:
“Naskah kuno
adalah semua dokumen tertulis yang tidak dicetak atau tidak diperbanyak dengan
cara lain, baik yang berada di dalam negeri maupun di luar negeri yang berumur
sekurang-kurangnya 50 (lima puluh) tahun, dan yang mempunyai nilai penting bagi
kebudayaan nasional, sejarah, dan ilmu pengetahuan”(Indonesia,
2007).
Naskah kuno dapat diartikan sebagai
suatu peradaban manusia yang terangkum dari sebuah budaya masyarakat pada masa
lalu yang mengandung nilai-nilai kehidupan masyarakat menyentuh berbagai aspek
kehidupan masyarakat sebagai gambaran kehidupan manusia pada masa silam serta
kebudayaannya. Nilai-nilai ini merupakan
informasi bagi generasi sekarang dan
generasi yang akan datang tentang bagaimana mereka hidup, pekerjaan
sehari-hari, apa yang dirasakan dan bagaimana sikap hidup mereka. Naskah yang
dimaksud adalah naskah yang mengandung nilai- nilai yang menyentuh berbagai
aspek kehidupan masyarakat sebagai gambaran kehidupan manusia pada masa silam
serta kebudayaannya (Primadesi,
2012).
Tujuan dari pelestarian naskah kuno
sendiri yaitu untuk menyelamatkan fisik dari bahan pustaka dan menyelamatkan
nilai informasi yang terkandung dalam bahan pustaka, mempromosikan sejarah,
budaya, pengetahuan dan untuk mempromosikan instansi atau lembaga yang memiliki
naskah kuno tersebut (Hartinah, 2009).
2.
Kemas
ulang informasi
Kemas ulang informasi (Information Repackaging) adalah informasi
yang dikemas ulang atau merubah informasi dari suatu bentuk ke bentuk yang
lain. Perubahan bentuk informasinya dapat berupa perubahan media satu ke media
lainnya misalnya dari bentuk kertas menjadi bentuk digital, DVD, mikrofis dan
lain sebagainya. Sedangkan, perubaha lain yaitu perubahan huruf dari huruf sat
uke huruf yang lainnya serta perubahan bahasa yang digunakan dari bahasa satu
diterjemahkan ke dalam bahasa yang lain dapat juga berupa perubahan fungsi
analisis, ringkasasn, anotasi, dan revisi singkatan (Sari,
2016). Kegiatan ini
menjadi aktivitas dari pengelolaan suatu informasi yang dimulai dari
penyeleksian sumber informasi yang berbeda-beda, mendata kembali informasi yang
telah diperoleh dan dianggap relevan, analisis informasi, menggabungkan gagasan
yang terpisah (mensintesa) dan menyajikan informasi berdasarkan kepada
kebutuhan setiap penggunanya (Kardi, 2009).
3.
Tujuan
dan Fungsi Kemas Ulang Informasi
Fungsi kegiatan kemas ulang infromasi
antara lain yaitu (Dongardive,
2013)
berfungsi sebagai penerjemah , berguna sebagai media untuk penyimpanan
informasi, berguna sebagai salah satu sarana untuk mempromosikan penyampaian
informasi yang relevan bagi pengguna, berfungsi sebagai aplikasi praktis untuk
hasil penelitian, berfungsi sebagai
filter informasi yang sistematis dan selektif, berfungsi sebagai salah satu
sarana untuk menyebarluaskan informasi.
Adapun
tujuan utama dari kemas ulang informasi adalah untuk menyajikan informasi ke
dalam bentuk kemasn agar informasinya dapat lebih muda dapat diterima dan
dimanfaatkan oleh penggunanya (Fatmawati, 2009). Sementara
menurut pendapat lain kemas ulang
informasi bertujuan untuk menemukan kembali, menempatkan, mengevaluasi,
menginterpretasikan dan mengemas informasi mengenai subjek untuk keefektifan
dan efisiensi waktu, tenaga maupun biaya yang ditujukan bagi pengguna (Agada, 1995). Dari
penejelasan diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa tujuan dari kemas ulang
informasi ini adalah merubah bentuk informasi ke dalam bentuk yang lebih mudah
diterima oleh penggunanya dalam memahami suatu informasi seperti halnya
mensitesa, mereview dokumen agar lebih efektif dan efisien.
C.
METODE
PENELITIAN
Metode penelitian yang dilakukan penulis
dalam melakukan penelitian ini yaitu dengan metode kualitatif untuk mendapatkan
informasi mengenai kemas ulang informasi naskah kuno di BPAD DIY. Metode
pengumpulan data dilakukan dengan menggali fakta-fakta yang bersumber dari
kegiatan wawancara kepada berbagai informan yang berkaitan langsung dengan
kegiatan kemas ulang informasi, selain itu penulis juga melalakukan observasi
langsung dengan mengamati kegiatan yang ada di lapangan.
D.
HASIL
DAN PEMBAHASAN
1)
Kemas
Ulang Informasi di BPAD DIY
Potensi pembangunan daerah salah satunya
adalah dari perpustakaan dan arsip. Perpustakaan berfungsi sebagai penyedia
informasi, tempat untuk pemberdayaan masyarakat daerah, sebagai ruang publik
serta tempat pelestarian warisan khasanah budaya guna keberlangsungan
masyarakat yang akan datang.
Berbagai upaya dilakukan oleh
perpustakaan BPAD DIY dalam melestarikan warisan budaya yang mengandung
informasi yang perlu diselamatkan karena didalamnya terdapat nilai muatan
kultur budaya, infromasi oragnisasi, local content, serta mengandung nilai
sejarah yang tinggi. Hal ini, erat kaitannya dengan pelestarian warisan budaya
berupa naskah kuno, koleksi langka.Terdapat dua unsur teknik pelestarian naskah
kuno yang dilakukan yaitu pelestarian informasi dan pelestraian secara fisik.
Pada penulisan ini pelestarian yang akan digali lebih dalam yaitu mengenai
pelestarian informasinya.
Hal-hal yang melatarbelakangi
dilakukannya kegiatan ini adalah (1) untuk mengatasi keterbatasan ruang.
Perpustakaan tentu akan melakukan pengadaan koleksi hal ini harus diimbangi
dengan perluasan ruang perpustakaan karena melihat tersebut maka perlu ada
solusi untuk mengatasinya salah satunya dengan alih media dari bentuk cetak ke
bentuk digital. (2) mencegah kerusakan fisik bahan pustaka, sebagian besar
naskah kuno yang ada di BPAD DIY merupakan koleksi yang tercetak yang berbahan
dasar kertas sehingga secra fisik rentan sekali terjadi kerusakan mengingat
naskah kuno ini tentunya koleksi yang berumur lebih dari 50 tahun. Oleh karena
itu, untuk menyelamatkan informasi yang ada di dalamnya maka perlu dilakukan
alih media. (3) Kelangkaan koleksi. Naskah kuno memiliki nilai historis dan
langka maka perlu dilestarikan dari segi fisik dan dari segi informasinya. (4)
Perkembangan teknologi informasi. Perubahan zaman dan teknologi yang menuntut
peningkatan layanan di perpustakaan bagi pemustaka. Perpustakaan sebagai tempat
pelestarian khazanah budaya perlu melakukan inovasi dan mengikuti perkembangan
zaman dengan melek informasi yang bertujuan peningkatan pelayanan bagi
penggunanya.
Koleksi
naskah-naskah kuno yang terdapat di BPAD diperoleh dari berbagai sumber
diantaranya dari pembelian, hibah maupun hadiah.
2)
Teknik
dan Metode kemas ulang infromasi naskah kuno di BPAD DIY
Informasi dapat dikatakan baik apabila
informasi yang disampaikan dan dapat diterima oleh penggunanya. Informasi
dikemas melalui berbagai cara kemudian dikomunikasikan kepada masyarakat umum.
Salah satu cara menyampaikan informasi adalah melalui media cetak dan
elektronik. Metode kemas ulang informasi di BPAD Yogyakarta menggunakan
beberapa metode diantaranya yaitu:
A.
Alih
huruf/alih aksara
Naskah kuno meruapakan hasil karya yang menyimpan
banyak informasi yang sangat berharga diltinjau dari sisi sejarah. Hendaknya
hasil karya tersebut dalam penyambutannya mampu ditafsirkan, dihayati, serta
mampu disampaikan sesuai dengan kebutuhan penggunannya. Pada umumnya tulisan
yang terdapat di dalam naskah kuno ditulis dalam huruf/aksara daerah seperti
naskah kuno jawa yang menggunakan aksara jawa. Oleh sebab itu, perlu dilakukan
transkipsi teks. Hal ini bertujuan untuk mempermudah dalam memahami isi teks,
bagi pengguna yang tidak mengerti terhadap huruf yang digunakan.
Alih huruf/aksara merupakan pengalihan suatu jenis
huruf kedalam jenis huruf lainnya. Perpustakaan BPAD DIY sejak tahun 2004-sekarang
telah mengalih aksarakan sekitar 69 judul buku, 30.459 lembar diantaranya
adalah babad tanah jawi, langendriyo, panji laras, prabangkara, serat wedodoto,
Jolodoro Rabi, Serat Rama, Kider Spelen, Kitab Bahusasra, Serat-serat
Anggitanipun, dll.
Perpustakaan BPAD DIY sebagai perpustakaan yang
berkarakter dan berbudaya memiliki fasilitas layanan koleksi langka. Koleksi-koleksi
yang telah dialihaksarakan tersebut dapat dimanfaatkan oleh penggunanya yang
ingin meneliti dan mengkaji lebih dalam mengenai naskah kuno. Layanan koleksi naskah
kuno ini dilayankan secara close access,
koleksinya berada disuatu ruangan dan petugas yang akan mengambilkannya sesuai
dengan kebutuhan pengguna mengingat koleksi tersebut merupakan koleksi yang
sangat penting. Koleksi aslinya disimpan dan tidak dilayankan, beberapa di
letakkan dalam lemari kaca karena kondisi naskah yang sangat rapuh.
B.
Alih
bahasa
Alih bahasa merupakan kegiatan pengalihan bahasa tertentu ke dalam bahasa lain. Hal ini, dilakukan untuk
mentransfer informasi dari suatu bahasa ke bahasa yang hendak digunakan. Di
BPAD DIY alih bahasa dilakukan melalui beberapa proses tahapan salah satunya
dimulai dari alih aksara terlebih dahulu seperti yang telah di paparkan diatas
yaitu mengalihkan tulisan yang beraksara jawa kemudian di alih hurufkan ke
dalam bahasa jawa. Selanjutnya, barulah tahapan alih bahasa dari Jawa
ke bahasa Indonesia. Kegiatan ini bertujuan untuk membantu para pemustaka yang
kesulitan dalam memahami bahasa jawa dan dapat dipahami oleh masyarakat
pada umumnya bukan hanya dari kalangan masyarakat jawa saja.
Dimulai pada tahun 2006 hingga saat ini koleksi yang dialih bahasakan dari Jawa-Indonesia
sekitar 40 judul buku diantaranya meliputi: Babad Tanah Jawi Jl 1-30, Babad
Giyanti, Babad Mataram, Babad Lokapala, Serat Panji Angraeni, Babad Pesisir,
Srikandhi Merong, Serat Rama, Babad Mangkubumi, Serat Pakem Wayang vanhellen,
Babad Ngayogyokarto, Serat-serat Anggitan dalem Kanjeng Gusti Pangeran Adipati
Ariya Mangkunegara IV, Marganing gesang,
Serat Dewa Ruci, dan masih banyak lagi yang lainnya.
Selain alih bahasa Jawa-Indonesia dilakukan juga alih bahasa Belanda-Indonesia.
Tahun 2016 BPAD DIY menemukan naskah kuno berupa kumpulan surat dari Herman
Willeam Deandels dan Hamengkubuwono II yang berlangsung sekitar tahun 1881. naskah kuno Amangku Buwana II. Semua tulisan
surat ini berbahasa belanda yang berisi mengenai korespondensi Daendeles
sebagai Gubernur Jendral Hindia Belanda yang pada saat itu Hamengkubuwuno II
menjabat sebagai raja. Naskah tersebut dialih bahasakan ke dalam bahasa
Indonesia.Alih bahasa jawa dan bahasa asing ini dilakukan oleh tenaga ahli
bahasa dengan bekerjasama dengan pihak lain serta dilakukan oleh pustakawan
BPAD sendiri.
C.
Alih
Media Naskah Kuno
Sebagian besar perpustakaan yang ada di
Indonesia saat ini koleksinya berupa bahan tercetak dengan bahan baku kertas.
Apabila tidak dilakukan pemeliharaan/ pelestarian dengan baik maka akan berakibat
kerusakan fisik maupun nilai informasi dari koleksi tersebut. Kemajuan IPTEK
khususnya teknologi informasi dan komunikasi sekarang ini mendorong perpustakaan
untuk dapat berbenah diri memberikan layanan prima dalam penyediaan informasi
yang cepat tepat kepada pengguna dengan mendigitalisasai koleksi.
Alih media (digitalisasi ) naskah kuno
merupakan salah satu bagian dari kegiatan kemas ulang informasi yang dilakukan
oleh BPAD DIY dari bentuk cetak kedalam bentuk digital guna melestarikan isi
dan kandungan informasi pada naskah kuno
dan mencegah kerusakan yang ditimbulkan akibat lingkungan dan faktor usia. Kegiatan
alih media ini dilakukan sejak tahun 2009 hingga saat ini. Koleksi yang telah
dialih mediakan mencapai 962 judul koleksi 268.900 lembar. Koleksi yang telah
dialihmediakan antara lain kolesi koran lama, koleksi langka, dan naskah kuno.
Perputakaan BPAD DIY dalam hal alih media juga melakukan kerjasama dengan pihak
lain contohnya dengan museum tamansari kirtigriya.
Koleksi yang telah dialih mediakan ini
dilayankan secara digital offline yaitu
menggunakan aplikasi yang berbasis web dalam hal manajemen pengelolaannya
berupa e-book, news paper, Layanan berupa local
content sehingga hanya bisa diakses di layanan koleksi digital saja. Tujuan
dibangunnya aplikasi ini untuk memermudah akses terhadap koleksi naskah kuno
dan koleksi langka hasil alih media . Sebelum dilayankan koleksi nasakh kuno
memerlukan beberapa tahapan proses. Adapun tahapan proses alih media dilakukan sebagai berikut:
1.
Seleksi dan pengumpulan
naskah
Koleksi
naskah kuno yang akan diproses alih media diperoleh dari koleksi perpustakaan
dan melalui kerjasama dengan berbagai instansi pemerintah maupun non pemerintah
dan dilakukan seleksi oleh petugas.
2.
Pengecekan fisik koleksi
Sebelum
naskah dialihmediakan perlu dilakukan pengecekan fisik. Pengecekan kondisi
naskah, apabila naskah dalam kondisi
baik maka masuk pada tahapan proses selanjutnya. Namun, apabila kondisi naskah
rusak maka dilakukan konservasi terlebih dahulu sebelum dialih mediakan.
Contohnya di buatkan box pelindung, merestorasi,
melaminasi, dll.
3.
Scanning / capturing file
Proses pengambilan gambar dengan menggunakan scanner ataupun
camera penggunaan alat ini disesuaikan dengan kondisi naskah yang akan dialih
mediakan. Apabila memungkinkan untuk discan maka dilakukan dengan menggunakan
scanner. Apabila kondisi rusak maka pengambilan gambar dilakukan menggunakan
camera karena untuk menjaga fisik dokumen.
4.
Editing & compiling
Proses edit dokumen ini mencakup pembuatan file-file turunan dalam
format JPEG/JPG yang menggnakan resolusi 300dpi. Aplikasi yang digunakan dalam
proses editing ini menggunkan aplikasi Binalah-
ACDSee Pro 8 yang dirasa lebih mudah dan terdapat fasilitas-fasilitas menu
yang dibutuhkan. Contohnya pada aplikasi ini tersedia menu rotate, flip, crop, prespective correction,repair tool, dan lain
sebagainya sehingga hasilnya akan lebih maksimal.
5.
Pengemasan akhir
Setelah selesai proses editing maka dilanjutkan dengan proses
penyatuan file-file yang sebelumnya terpisah pada saat pengeditan. Proses compilling ini biasanya disatukan ke
dalam format PDF dan dijadikan bentuk flipping
book. Hasil proses flipping
menyerupai seperti bentuk buku aslinya. Proses flipping menggunakan
aplikasi yaitu Flip PDF Professional untuk naskah Kuno / buku-buku langka dalam
bentuk EXE. Sedangkan untk koran lama dalam bentuk HTML.
6.
Burning
Dokumen-dokumen yang telah selesai dialih media digital
selanjutnya dibackup dan dimasukan ke
dalam CD/DVD. File tersebut dibackup
sebanyak 3copy selanjutnya akan
distribusikan untuk dilayankan dan diarsipkan.
3)
Anggaran
Kemas Ulang Informasi
Anggaaran
merupakan sumber daya yang sangat dibutuhkan
dalam kegiatan pelestarian informasi.
Kegiatan kemas ulang informasi membutuhkan biaya yang tidak sedikit.
Alokasi dana terdiri 3 sumber diantaranya:
a) Anggaran
pendapatan dan Belanja Nasional
b) Dana
Keistimewaan DIY
c) Anggaran
Pendatan dan Belanja Daerah
Dana yang dianggarkan untuk alih media
setiap tahunnya yaitu untuk sejumlah 30.000 lembar. Sedangkan untuk alih bahasa
dianggarkan untuk 1.500 lembar, dan alih
aksara yang dilakukan satu kali dalam 2 tahun dengan anggaran untuk 1.500
lembar. Terdapat juga anggaran Rp 400.000.000 yang digunakan untuk pelestarian
koleksi dari segi fisik yaitu proses konservasi dan restorasi yang meliputi
kegiatan fumigasi bahan pustaka, perbaikan buku rusak, pembuatan kotak
pelindung biku, dan termite control.
4)
Hambatan
yang dihadapi dalam upaya kemas ulang informasi
Beberapa
faktor hambatan yang mempengaruhi upaya kemas ulang informasi yang dilakukan di
perpustakaan BPAD DIYantara lain yaitu:
a) Hambatan
yang dihadapi kegiatan kemas ulang informasi yaitu sampai dengan saat ini
perpustakaan BPAD DIY belum mempunyai ahli Filologi, Dimana ahli filologi ini
merupakan tenaga yang mampu memahami kualitas naskah kuno atau ahli menentukan
sebuah naskah dapat dikatakan sebagai naskah kuno.
b) Keterbatasan
Aparatur Sipil Negara dan tidak adanya penerimaan CPNS sehingga kurang tenaga
dalam proses kemas ulang informasi dan perlu jasa pengolahan dengan mengrekrut
tenaga outsourching terutama untuk
kegiatan alih media dan harus melakukan kerjasama dengan pihak lain dalam hal
alih bahasa, karena belum memiliki staf khusus dalam bidang alih bahasa dan
alih aksara.
c) Tidak
semua staf perpustkaan antusias dengan perubahan yang ada apalagi harus
beradaptasi dengan teknologi yang baru karena mereka telah terbiasa dengan pekerjaan yang lama. Hal ini
membuat mereka merasa posisinya disingkirkan. Peran pemimpin sangatlah penting
dalam hal ini untuk memberikan motivasi dan dorongan kepada pegawai lama untuk
mampu melek teknologi, untuk terus belajar mengembangkan diri demi kemajuan
bersama.
d) Kurangnya
komitmen dan konsistensi dari pimpinan dalam mencapai tujuan, yang berimbas ebijakan selanjutnya dan akan
mempengaruhi bawahan atau staf. Seperti halnya menunda,
mengabaikan, menghindari dalam pelaksanaan kegiatan kemas ulang informasi.
e) Anggaran merupakan salah satu
faktor terpenting dalam kelangsungan berbagai kegiatan. Perpustakaan harus
mampu menggunakan skala prioritas dalam penggunaan alokasi dana yang dimiliki.
Terutama untuk menyiapkan infrastruktur yang akan digunakan. Contohnya
pembelian komputer dan perangkat lain yang mendukung , scanner, jaringan
listrik, pelatihan staf dan sebagainya.
f) Waktu pengerjaan yang lama
untuk mencapai tujuan yang maksimal sesuai dengan harapan yang diinginkan.
E.
KESIMPULAN
Naskah kuno sebagai aset khasanah budaya
yang perlu dilestarikan secara fisik dan perlu diselamatkan kandungan informasi
yang terdapat didalamnya. Naskah kuno memiliki nilai informasi yang tentu
sangat berharga baik ditinjau dari sejarah naskah itu sendiri maupun informasi
yang tertulis di naskah tersebut. Perpustakaan BPAD DIY sebagai lembaga yang
bertugas untuk melesarikan khasanah budaya perlu melakukan berbagai upaya.
Selain itu, untuk meningkatkan layanan prima bagi penggunanya dalam memberikan
informasi yang tepat guna sebagai usaha
dalam mewujudkan visi BPAD DIY.
Upaya-upaya yang
dilakukan perpustakaan BPAD DIY diantaranya dengan melakukan kemas ulang
informasi naskah-naskah kuno dengan menggunakan beberapa metode diantaranya (1)
alih huruf/aksara, (2) alih bahasa dan (3) alih media. Kemas
informasi ini di lakukan untuk melindungi informasi, untuk memenuhi kebutuhan
pengguna perpustakaan dan memudahkan pengguna
dalam mengkaji informasi-informasi yang terkandung di dalam naskah kuno. Selain
itu mampu memberikan layanan kepuasan bagi penggunanya.
Kegiatan kemas ulang
informasi ini bukan tanpa kendala berarti namun dalam pelaksanaannya
terjadi beberapa kendala yang menjadi
faktor penghambat proses tercapainya visi lembaga. Faktor-faktor penghambat
diantaranya yaitu anggaran, SDM, dan waktu. Selain itu, untuk lebih memaksimalkan
kegiatan kemas ulang informasi teknologi informasiyang mendukung tentu saja
menjadi aspek penting dalam proses pencapaian penyelenggaraan modernisasi
layanan harus dilakukan sebagai usaha perpustakaan untuk mengikuti trend
generasi digital saat ini.
DAFTAR PUSTAKA
Agada,
J. (1995). Analysis of information repackaging (IR) processes using the
Instructional System Design (ISD) Model. Journal Of Instructional Science And
Technology, October, 1(1), 61–71.
Dongardive,
P. (2013). Information Repackaging in Library Services, 2(11), 6.
Fatmawati,
E. (2009). Kemas Ulang Informasi: Suatu Tantangan Bagi Pustakawan. Majalah
Media Pustakawan, 16(1).
Hartinah,
S. (2009). Pemanfaatan Alih Media Untuk Pengembangan Perpustakaan Digital. Visi
Pustaka, 11, 6.
Indonesia,
P. N. R. (2007). Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 43 Tahun 2007 Tentang
Perpustakaan.
Kardi,
K. (2009). Knowledge Management dan Kemas Ulang Informasi di Perpustakaan
Perguruan Tinggi: Hambatan dan Peluang Perpustakaan Masa Depan. Pustakaloka, 1(1),
13–25.
Primadesi,
Y. (2012). Peran Masyarakat Lokal dalam Usaha Pelestarian Naskah-Naskah Kuno
Paseban. Komposisi: Jurnal Pendidikan Bahasa, Sastra, Dan Seni, 11(2).
Retrieved from http://ejournal.unp.ac.id/index.php/komposisi/article/view/88
Sari,
K. (2016). Urgensi Kepemimpinan Transformatif Bagi Perpustakaan Perguruan
Tinggi. Pustakaloka, 7(1), 55–78.
2 Komentar
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapusArtikel yang sangat menarik dan bermanfaat. Saya memiliki artikel, silahkan kunjungi web berikut
BalasHapusnews.unair.ac.id/2019/03/15/42899/