Tulisan : 6
TEORI KEMAJUAN
Memang sering terjadi
perbedaan pesepsi adanya perubahan. Manajemen sering memandang bahwa perubahan
itu peluang. Namun di kalangan akar rumput sering muncul anggapan bahwa
perubahan itu menakutkan dan khawatir munculnya kekacauan. Pada dasarnya mereka
itu ingin adanya perubahan, namun apabila perubahan ini menyangkut diri mereka
dan keluarga, justru usaha perubahan ini ditentang dan dimusuhinya. Dalam hal
ini Peter Scholters berpendapat bahwa pada dasarnya karyawan/pegawai itu tidak
menolak perubahan, tetapi mereka menolak untuk diubah (Wibowo, 2016: 152).
Dikatakan selanjutnya bahwa resistensi perubahan itu bersifat afektif (affective), perilaku (behavior), dan kognitif (cognitive).
Komponen afektif adalah bagaimana
orang merasakan adanya perubahan. Komponen perilaku adalah bagaimana orang berperilaku
dalam perubahan. Kemudian komponen kognitif adalah bagaimana orang berpikir
tentang perubahan.
Perubahan akan dialami
oleh setiap manusia dalam berbagai aspek kehidupan, baik kehidupan pribadi,
kehidupan bermasyarakat, kehidupan berprofesi, maupun kehidupan berbangsa dan
bernegara. Banyak teori perubahan yang telah dikemukakan oleh para pakar.
Diantara teori-teori ini adalah teori Kurs Lewin, teori Roger, dan teori
Lippits.
- Teori Kurs Lewin (1951)
Dalam
mengantsipasi perubahan, Lewin menyatakan bahwa perubahan itu dapat dibedakan
menjadi 3 (tiga) tahapan, yakni tahapan pencairan (unfreezing), bergerak (moving),
dan pembekuan (freezing). Tahapan
pencairan (unfreezing) merupakan upaya menyadarkan dan
menumbuhkan motivasi yang kuat perlunya
perubahan. Yakni beranjak dari keadaan semula dan mengubah kesimbangan yang
ada. Pada tahap ini perlu ditumbuhkan sikap siap untuk berubah, menyiapkan
mental karyawan/pegawai, dan disusun rencana perbahan yang sitematis, bertahap,
berkesinambungan. Maka dalam tahap ini perlu ditanamkan bahwa perubahan itu
merupakan keniscayaan. Maka apabila tidak mau berubah, maka akan kalah.
Tahapan
bergerak (moving) adalah tahapan
adanya sikap untuk bergerak menuju pada keadaan baru atau tahapan baru. Kemauan
bergerak menuju kemajuan ini harus didukung dengan penguasaan ilmu dan
informasi, sikap dan kemauan untuk berubah, pemahaman terhadap masalah, dan
mengetahui langkah-langkah penyelesaian maslah yang dihadapi nanti.
Adapun yang dimaksud tahapan
pembekuan (freezing) adalah keadaan
di saat motivasi telah mencapai tingkatan baru atau mencapai keseimbangan baru.
Tingkatan baru yang telah dicapai ini harus dijaga agar tidak mengalami
kemunduran pada tahap sebelumnya. Oleh karena itu harus selalu diberi umpan
balik bahkan tantangan kepada para staf perpustakaan, pegawai/karyawan.
Bersambung
Lasa
Hs.
0 Komentar