Tulisan
: 7
TEORI
PERUBAHAN
(Teori Roger dan Teori Lippits)
- Teori
Roger (1962)
Teori
ini dikenal dengan teori AIETA, yakni singkatan dari awareness (kesadaran),
interest (keinginan), evaluation
(evaluasi), trial (mencoba), adoption (penerimaan). Dalam teori ini,
Rogers berpendapat bahwa proses penerimaan terhadap perubahan itu lebih
kompleks dari teori yang dikemukakan oleh Lewin. Rogers berpendapat bahwa
setiap individu yang terlibat dalam perubahan itu mungkin mulanya mereka
menerima perubahan, akan tetapi setelah dilakukan proses perubahan, kemudian
mereka justru menolak.
- Teori
Lippits (1973)
Teori
perubahan ini ditujukan untuk merubah status quo/kemapanan, baik perubahan itu
direncanakan atau tidak direncanakan. Kemapanan ini terjadi dalam individu,
jabatan, situasi, proses, maupun sistem kerja.
Memang
sering terjadi bahwa sesuatu itu kalau sudah dianggap mapan dan berjalan lama,
maka orang-orang tertentu sulit untuk diajak berubah. Begini saja sudah nyaman,
mengapa harus berubah kata mereka. Sikap status quo inilah yang kadang
menghambat kemajuan. Sebab mereka sudah merasa nyaman.
Lippits selanjutnya menyatakan bahwa
untuk menghadapi perubahan, perlu mengidentifikasi 7 (tujuh) tahap yakni
a.mendiagnosis/menentukan masalah; b) mengkaji motivasi dan kapasitas
perubahan; c. mengkaji motivasi agen perubahan dan sarana yang tersedia; d. menyeleksi
tujuan perubahan; e.memilih peran yang sesuai; f.mempertahankan perubahan yang
telah dimulai; g.menjaga kesinambungan
perubahan.
s.
Menentukan masalah
Dalam tahap ini setiap individu yang
terlibat dalam perubahan harus membuka diri. Mereka juga harus menghindari
suatu tindakan sebelum data dan informasi terkumpul. Sebab dalam usaha
perubahan ini setiap individu harus menginformasikan fenomena yang terjadi.
Semakin banyak informasi yang diterima manajemen, maka akan semakin bagus dalam
pembuatan keputusan untuk melakukan perubahan. Oleh karena itu setiap orang
yang memiliki potensi harus diikutsertakan secara aktif dalam proses perubahan
ini.
b. Mengkaji motivasi dan kapasitas
perubahan
Perubahan nampaknya
merupakan sesuatu yang mudah. Namun keberhasilan perubahan memerlukan kerja
cerdas, kerja keras, kerja ikhlas, dan kerja tuntas. Pada tahap ini setiap
individu yang terlibat dalam perubahan harus dikaji kemampuan mereka, hambatan
yang mungkin terjadi, dan dukungan yang akan diberikan.
c.
Mengkaji motivasi agen perubahan
Pada
tahap ini diperlukan komitmen dan motivasi para pimpinan dalam proses
perubahan. Pemikiran pimpinan untuk melakukan perubahan harus dipahami betul
oleh anak buah dan dapat dipercaya. Disamping itu, pimpinan harus mau mendengar
masukan, usulan, dan pemikiran anak buah yang terkait dengan perubahan itu.
d.
Menyeleksi tujuan perubahan
Pada
tahap ini, perubahan harus sudah disusun sebagai suatu kegiatan secara
operasional, terorganisir, berurutan, dan kepada siapa perubahan itu ditujukan.
Untuk itu diperlukan target waktu capaian perubahan.
Bersambung
Lasa Hs
0 Komentar