MOTTO FPPTMA 2019 – 2020
“MELALUI
LITERASI MEMAJUKAN INDONESIA & MENCERAHKAN SEMESTA”
Ibadah haji memerlukan kesehatan dan ketahanan
fisik. Kecuali perjalanan jauh, sebagian besar ibadah ini dilaksanakan secara
fisik. Kegiatan itu misalnya thawaf, sa’i, melempar jamarat, maupun bermalam di
Mudzdalifah. Adapun jama’ah haji yang meninggal disana memang nampaknya mereka
telah dikategorikan sebagai resiko tinggi/resti, seperti; jantung, paru-paru,
darah tinggi, dan lainnya.
Haji Tamatu’
Haji
tamatu’ sebenarnya pelaksanaan haji dengan melakukan umrah lebih dulu, baru
kemudian melaksanakan serangkaian ibadah haji. Namun kata ini di kalangan
jama’ah haji kadang diartikan dengan tangi
(bangun), mangan (makan), turu (tidur). Hal ini sebenarnya
merupakan sindiran jangan sampai harta, kesehatan, kesempatan yang berharga itu
tidak dimanfaatkan secara optimal. Jangan sampai kesempatan yang menguras
tenaga dan beaya itu hanya diisi dengan ngobrol, bergurau, jalan-jalan,
makan-makan, dan tidur.
Kegiatan
itu bernilai produktif atau tidak tergantung pada motivasi/niat. Kata orang
bahwa high motivation is high
performance. Artinya tingginya kinerja/penampilan itu dipengaruhi oleh
motivasi. Bila motivasi/niat itu tinggi, maka akan menghasilkan kinerja yang
berkualitas.
Tidak sedkit diantara jama’ah haji kita yang sangat
serius melaksanakan berbagai macam ibadah seperti rajin melakukan shalat
jama’ah di masjid, melaksanakan shalat sunah, mengaji, dan lainnya. Mereka itu
bisa ibadah haji lantaran menabung sekian tahun. Hal ini agak berbeda dengan mereka yang motivasinya rendah yang
mungkin dana ibadah haji itu berasal dari hadiah atau mendapat sponsor.
Makkah,
Mina,Mudzdalifah, dan “Arofah merupakan pusat kegiatan ibadah haji.Demikian
pula Madinah sebagai kota kehormatan karena di sana dimakamkan jasad orang yang paling mulia dan dihormati yakni
jasad Rasulullah s.a.w.. Kota-kota itu sebenarnya merupakan kota tandus, berpasir,
dan berbatuan. Betapa besar kekuasaan Allah, bahwa tanah yang kering itu
menyimpan rahasia alam dan religi.
Di
tanah suci itu terdapat medan magnit yang mampu menjalankan bus (dengan mesin
dimatikan) dengan kecepatan 100 km/jam. Di gua Hira’ yang berlokasi di puncak
gunung itulah diturunkan wahyu pertama kali. Di Gua Tsur yang terjal itu,
tersimpan bukti perjuagan historis Nabi Muhammad s.a.w.dan para sahabatnya
melawan kemusyrikan dan kebodohan.
Kemudian di Jabal Rahmah konon tempat bertemunya Nabi
Adam a.s. dan Hawa setelah pisah sekian ratus tahun. Lalu di Mina yang di sana
terdapat 3 (tiga) jamarat (tugu) yang harus dilempar kerikil oleh para jama’ah
haji. Ini merupakan bukti dan meneladani kisah Nabi Ibrahim melawan nafsu
syaithaniah dan bukti ketaatan seorang hamba kepada Rabbnya.
Dengan
bukti kekuasaan Allaha tersebut, maka tak heran apabila insan muslim datang ke
sana dari berbagai belahan bumi untuk beribadah. Mereka berbondong-bondong ke
tanah suci u
0 Komentar