Wilayah geografis Indonesia merupakan daerah ring of fire, dimana hampir seluruh wilayah Indonesia dikelilingi oleh gunung berapi. Oleh karena itu tak heran jika bencana kerap terjadi pada daerah yang dikelilingi gunung berapi tersebut. Namun manusia juga seringkali terlibat dalam terjadinya bencana, untuk itu perlu adanya kesadaran diri akan pentingnya tanggap bencana dan cara mengurangi resiko jika terjadi bencana kedepannya. Melihat seriusnya persoalan tersebut, Muhammadiyah Disaster Management Center (MDMC) menginisiasi kerjasama dengan Perguruan Tinggi Muhammadiyah di Indonesia untuk melaksanakan Kuliah Kerja Nyata (KKN) tematik kebencanaan.
Sekretaris Majelis Dikti PP Muhammadiyah Muhammad Sayuti, M.Pd., M.Ed. Ph.D. menyampaikan bahwa Perguruan Tinggi Muhammadiyah semakin menjadi pilar penting persyarikatan dalam amal usaha Muhammadiyah khususnya di bidang pengabdian masyarakat. “Dengan jumlah mencapai 166 perguruan tinggi Muhammadiyah yang terdiri dari universitas, sekolah tinggi, institut, akademi, politeknik dan perguruan tinggi Aisyah menjadi perguruan tinggi dengan jumlah terbesar se-dunia. Tentu saja hal ini sangat memudahkan Muhammadiyah untuk melakukan pergerakan amal usahanya karena Muhammadiyah hampir tersebar di seluruh penjuru dunia,”tuturnya dalam sesi panel Pertemuan Ilmiah Muhammadiyah Kebencanaan pada Kamis, (30/01) di Amphiteater Gedung D kampus Muda Mendunia UMY.
Di sisi lain, menurutnya hal tersebut juga menjadi tantangan tersendiri bagi MDMC untuk menggandeng PTM dalam program kesiapsiagaan dan penanggulangan bencana yang mereka miliki. “Ini juga merupakan tantangan baru bagi Muhammadiyah Disaster Management Center (MDMC) untuk membuat program pengabdian di luar kampus bagi mahasiswa perguruan tinggi Muhammadiyah. Terlebih dengan ditetapkannya Permendikbud baru 2020 terkait program Kampus Merdeka yang mewajibkan mahasiswa untuk melakukan kegiatan di luar pogram studi selama 3 semester. Hal ini merupakan peluang MDMC mengarahkan mahasiswa perguruan tinggi Muhammadiyah untuk melakukan pengabdian masyarakat di daerah yang masih tertinggal di Indonesia agar pertumbuhan masyarakat merata, sekaligus menjadi bentuk dari keterlibatan Muhammadiyah dalam menanggulangi bencana di Indonesia,“imbuh Sayuti.
Pada kesempatan yang sama Ketua Lembaga Penelitian, Publikasi, Penerbitan dan Pengabdian Masyarakat Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (LP3MUMY) Dr. Gatot Supangkat mengatakan bahwa membangun perilaku ramah bencana melalui pendidikan itu sangat penting karena kita tidak pernah mengetahui kapan bencana akan datang. “Bencana sudah pasti akan terjadi dan tidak bisa dihindari, namun manusia hanya bisa berusaha mengurasi risiko terjadinya bencana dengan menjaga alam dan mempersiapkan pengetahuan agar ketika terjadi bencana kita tahu apa yang harus dilakukan. Ketika kita mengelola lingkungan dengan baik, maka itulah bentuk dari mitigasi bencana,“pungkasnya.
Dalam kesempatan ini Universitas Muhammadiyah Banda Aceh yang juga menghadiri forum mendeklarasikan pembukaan program studi S1 Teknik Kebencanaan, sekaligus melakukan penandatanganan pembukaan program studi baru oleh perwakilan dari Universitas Muhammadiyah Banda Aceh. (ads)
0 Komentar