Kata ikhlas berasal dari bahasa
Arab khalasha bentuk akar katanya
adalah khulushon atau khalashon yang berarti jernih dan bersih dari
pencemaran. Misalnya ada kata khalashus
saminu berarti samin yang murni. Kata khalasha
bisa juga diartikan dengan selesai, misalnya kata khalashtu berarti aku telah selesai (mengerjakan sesuatu). Maka
kata ikhlash menunjukkan pengertian
bersih, jernih, dan suci dari campuran dan pencemaran. Sesuatu yang murni itu
berarti bersih tanpa campuran, baik bersifat materi maupun non materi. Hal ini
berarti bahwa perbuatan ikhlas itu adalah perbuatan yang betul-betul mengharap
ridha Allah dan bersih dari berbagai kepentingan.Semua kegiatan itu bukan
sekedar kepuasan hawa nafsu, tetapi dilakukan semata-mata demi Allah.
“Katakanlah, sesunguhnya shalatku, ibadahku, hidup dan matiku hanya untuk Allah
semata, yakni Tuhan Semesta Alam”.(Q.S. Al An’am: 162).
Kata ikhlas memang mudah diucapkan tetapi sulit dilaksanakan. Namun
demikian bukan berarti bahwa yang sulit itu tidak bisa dilaksanakan. Sebab
sering terjadi bahwa apa yang sulit bagi orang lain, maka belum tentu sulit
bagi kita. Sebaliknya, ada sesuatu yang sulit bagi kita, tetapi ternyata sangat
mudah bagi orang lain.
Jiwa yang ikhlas sebenarnya merupakan implementasi dari buah iman yang
kokoh. Adanya iman yang kokoh akan mendorong seseorang untuk melakukan kegiatan
yang manfaat pada dirinya dan pada pihak lain. Perbuatan yang ikhlas merupakan
perbuatan yang digerakkan oleh hati sanubari yang bersih dan tidak dicampuri
oleh nafsu yang buruk (sayyiah).
Niat berbuat ikhlas ini memang
tersembunyi sebagaimana tersembunyi perbuatan buruk pada diri seseorang. Sebab
memang sebagian besar manusia itu suka menutupi kekurangan diri. Maka menutupi
atau tidak menampakkan amal baik inilah termasuk tanda-tanda ikhlas. Dalam hal
ini Yahya bin Mu’adz menyatakan bahwa ikhlas itu memisahkan amal saleh dengan
aib sebagaimana perbedaan susu dan darah (Ihya’ Ulumuddin jaz 4: 366).
Dengan demikian, maka pribadi yang ikhlas itu dapat diumpamakan orang
yang membersihkan beras dari kerikil-kerikil kecil. Beras yang telah
dibersihkan dari kerikil-kerikil itu apabila dimasak tentunya rasanya enak.
Demikian halnya dengan perbuatan ikhlas, tentunya akibat perbuatan itu akan
dirasakan enak oleh orang lain dan yang berbuat. Sebab apa yang diperbuat itu
dilakukan dengan lilo legowo.
Bersambung
Lasa Hs<
0 Komentar