Perbuatan ikhlas memang berbeda dengan perbuatan yang disertai dengan
kepentingan-kepentingan tertentu seperti perbuatan riya’, sum’ah, dan lainnya. Perbuatan riya’ adalah perbuatan baik
yang dilakukan dengan maksud pamer dan bangga atas kebaikan yang dilakukan
kepada orang lain. Apalagi kalau perbuatan itu disertai dengan katakaburan.
Na’udzu billahi mindzalik.
Kemudian perbuatan sum’ah adalah
perbuatan baik yang sengaja disiar-siarkan (didengar-dengarkan) berlebihan
melalui berbagai media agar orang lain mengerti dan kagum terhadap perbuatan
baik itu.
Tidak mudah memang untuk menegakkan keiklasan, sebab manusia itu pada
dasarnya adalah makhluk yang lemah. Syetan selalu mengintai manusia. Syetan
mengetahui gerak gerik manusia, sedangkan manusia tidak mengetahui gerak gerik
syetan. Menyikapi kondisi seperti ini, Sofyan Ats Tsauri ulama terkena pernah menyatakan :”Sesuatu yang paling sulit
bagiku untuk aku luruskan adalah niatku, karena begitu seringnya berubah-rubah.
Keikhlasan tidak saja dituntut dalam
kegiatan ibadah mahdhah maupun beramal saleh. Dalam melakukan kegiatan keilmuan
pun dituntut untuk ikhlas. Ikhlas tidaknya seseorang dalam melakukan aktivitas
keilmuan tersebut besar pengaruhnya terhadap keberkahan ilmu pengetahuan itu
sendiri. Artinya kalau mereka ikhlas, maka ilmu itu insyaa Allah akan
memberikan keberkahan pada diri orang itu atau pada orang lain. Dalam hal
ikhlas melakukan kegiatan keilmuan ini
ditegaskan oleh Nabi Muhammad saw :” Siapa yang menuntut ilmu pengetahuan hanya
dengan motivasi keduniaan (pangkat, jabatan, gelar, uang, kedudukan dan
lain-lain), maka besok pada hari akhir tidak akan mendapatkan bau surga”. (H.R.
Abu Daud).
Tentang keikhlasan berilmu pegetahuan ini, Imam Daroquthni mengakui
betapa pentingnya dalam menuntut dan mengembangkan ilmu pengetahuan. Untuk itu
beliau menyatakan :”Pada awalnya saya menuntut ilmu pengetahuan bukan karena
Allah, ternyata selama itu ilmu pengetahuan enggan menghamapiri saya. Kemudian
saya menyadari untuk ikhlas dalam menuntut ilmu dengan mengharap ridha Allah)”.
Bersambung
(Lasa Hs)
0 Komentar