Judul :
Move On
Penulis :
Tim Ayo Menulis
Penyunting :
Ayumungil
Penerbit :
Sidoarjo, Ay Publisher, 2020
ISBN : 978 623 7774 10 5
Tebal : viii, 262 hlm
Memaknai kata move on dalam diri setiap orang bisa
saja berbeda. Namun tentu saja masih dalam satu koridor arti yang hampir sama,
yakni berpindah atau bergerak. Tentu saja berpindah atau bergerak menjadi lebih
baik dengan “meninggalkan” kenangan lama yang membawa kesedihan. Biasanya kata move on ini sering kita dengar dari para
remaja yang ingin melupakan masala lalunya untuk memulai aktivitas kehidupan
yang baru. Biasanya pula, move on
berkaitan dengan hal percintaan. Apakah benar seperti itu?
Tidak
salah jika move on dikaitkan dengan
hal percintaan. Akan tetapi ini berlaku juga untuk kisah hidup lainnya, karena
bergerak menjadi lebih baik adalah wajib untuk segala sisi kehidupan. Salah
satu penulis dalam buku antologi Move On ini adalah pustakaan dari
UMMagelang, Jamzanah Wahyu Widayati dengan judul tulisannya ”Move On Menuju Masyarakat Akademis yang Literate”. Membaca judul tersebut, move
on tidak hanya melulu masalah pecintaan saja.
Penulisan
karya ilmiah, literasi, dan plagiasi adalah kata-kata yang sering kita temuai
sebagai hal yang seiring sejalan. Penulisan karya ilmiah akan berhasil baik
apabila penulis menguasai literasi yang baik sehingga terhindar dari tindakan
plagiat. Tingkat pengukuran plagiat adalah dengan uji similarity melalui aplikasi turnitin dan sejenisnya. Tetapi, ada
hal yang perlu kita renungkan kembali terkait dengan deteksi plagiat ini.
Penulis mengatakan dalam buku ini bahwa kita perlu merenungkan kembali proses
penciptaan karya ilmiah tersebut. Alangkah baiknya jika proses penulisan karya
tersebut dan tidak hanya berfokus pada hasil. Hasil suatu karya jika dicek
melalui mesin pengukur tingkat kesamaan, dapat saja dikatakan aman dari batas
maksimal. Plagiarisme yang tidak terdeteksi dengan mesin sejatinya lebih
berbahaya, karena menyangkut moral diri. Proses hingga hasil mesti diwarnai
dengan kejujuran.
Kejujuran
seperti apa? Kejujuran dan keadilan bukan saja pada peneliti terdahulu yang
biasanya kita sitasi karyanya, akan tetapi pada rekan seperjuangan dalam
penelitian. Hasil pemikiran perlu dihargai, sehingga jika karya hasil
penelitian adalah karya bersama, maka nama peneliti mesti dicantumkan dengan
benar. Jadi perlu kita move on, bukan hanya untuk menghindarkan kita dari
deteksi plagiarisme, akan tetapi juga agar beretika. Move on menuju masyarakat akademis yang literate dan beretika.
Pemaknaan
move on lain dapat dibaca pada buku
antologi ini dari 23 penulis lainnya. Membaca buku ini akan menemukan berbagai
pemaknaan move on dalam hidup. Namun
yang pasti dari berbagai pemaknaan move
on itu, akan membawa kita lebih mantap move
on dalam menjalani hidup menjadi lebih baik.
0 Komentar