Ketika Pak AR bertugas di Palembang, saat itu Muhammadiyah belum diterima
sepenuhnya oleh masyarakat. Bahkan masih banyak orang yang membenci
Muhammadiyah, termasuk seorang ulama yang berpaham tidak sama dengan paham
Muhammadiyah.
Hampir setiap hari, ketika Pak AR akan
berangkat mengajar selalu melewati depan rumah ulama tersebut. Biasanya ulama
ini duduk-duduk di beranda rumah. Setiap lewat, Pak AR selalu mengucapkan
salam. Namun ulama itu tidak menjawab karena tau bahwa Pak AR adalah orang
Muhammadiyah.
Meskipun salam itu tidak pernah dijawab, maka Pak AR pun tetap memberikan
salam. Saking telatennya Pak AR, lama-kelamaan ulama itu menjawab salam itu.
Bahkan, ulama itu berkenan menemui Pak AR dan berkata:” Guru,-- Guru ini kan orang Muhammadiyah”. (orang Talang Balai waktu
itu menyebut Pak AR dengan panggilan “Guru”. Jawab Pak AR “Ya”. Lalu ulama itu berkata :” orang
Muhammadiyah kok baik ya?”.
Jawab Pak AR :”Lho semua orang Muhammadiyah itu baik”. Ulama
itu tersenyum. Sejak itu beliau sering berkunjung dan bertukar pikiran dengan
Pak AR. Akhirnya, ulama itu menjadi anggota
Lasa Hs.
Lasa Hs.
0 Komentar