Berani dan sabar merupakan dua unsur yang
saling terkait. Keterkaitan itu bagaikan dua sisi mata uang yang keduanya
saling mendukung. Orang yang mampu bersabar terhadap duka dan derita adalah
orang yang kuat. Orang seperti ini tidak takut lagi bila sewaktu-waktu
menghadapi penderitaan.
Sabda Rasulullah Saw. :”Apabila Allah Swt. menghendaki kebaikan pada seseorang, maka Allah akan
menimpakan musibah padanya sebagai ujian untuk memperkuat diri” . (HR.
Bukhari dari Abu Hurairah).
Memperkuat
hadist ini, Imam Ghazali menyatakan :”Hakikat
sabar adalah tetap tegaknya dorongan agama ketika berhadapan dengan hawa nafsu.
Sedangkan dorongan agama merupakan hidayah dari Allah kepada manusia untuk
mengenalNya, mengenal RasulNya, mengetahui dan mengamalkan ajaranNya”.
Orang
dengan sikap saar seperti itu dapat digolongkan sebagai orang sabar yang
sempurna (shabrun jamil). Yakni sabar
yang tidak memperlihatkan keluhan dan rintihan. Jadi apabila seseorang menerima
cobaan masih mengeluh dan merintih kepada orang lain, maka sikap ini belum
dikatakan sebagai sabar yang sempurna.
Lasa Hs.
0 Komentar