PERPUSTAKAAN UMY BEKERJASAMA DENGAN
KOMUNITAS MIP PASCASARANA UGM
Dalam rangka peningkatan kualitas pengelolaan dan
layanan perpustakaan, pada 25 Agustus 2020 diselenggarakan webinar tentang
terapeutik lanskap dalam perpustakaan.
Ida Fajar Ph.D dalam pengantarnya menyampaikan penjelasan bahwa
perpustakaan memiliki fungsi inklusi sosial, inklusi politik, bahkan inklusi
ekonomi.
Sementara itu Safiratu Khaoir Ph.D yang lulusan
Autralia itu memaparkan bahwa terapi itu merupakan treatment untuk melepaskan emosi yang tidak nyaman dalam diri
seseorang. Dalam hal ini perpustakaan bisa berfungsi untuk mengurangi
ketegangan emosi seseorang. Dari pengalaman beliau yang telah berkunjung ke
berbagai negara, bahwa perpustakaan bukan sekedar tempat pinjam buku.
Menurut pengamatnnya, perpustakaan bisa berfungsi sebagai tempat duduk-duduk,
tidur sejenak, menunggu pacar, menunggu buku yang dipesan, atau mengikuti
webinar. Untuk itu perpustakan perlu merubah desain ruang, memperhatikan
pencahayaan, penyediaan meja kursi yang diperlukan pemustaka misalnya sekedar
ngobrol-ngobrol, selfi, shooting, bahkan
ngopi, . Bahkan perpustakaan dimungkinkan sebagai performing art; memperingati
hari jaz, karaoke, menonton film, game
intelektual
Konsep terapeutik harus menjadi perhatian pengelola perpustakaan kalau
tidak ingin perpustakaannya ditinggalkan
masyarakat.
Webinar itu terlaksana dengan baik berkat kerjasama antara Perpustakaan UMY
dan Komunitas MIP Sekolah Pascasarjana UGM
Wahid Nasihuddin staf PDII LIPI yang masih studi di MIP Sekolah
Pascasarjana UGM itu menyajikan materi Membangun Perpustakaan Rekreatif (dilihat dari
perspetif pengguna). Dalam pengamatannya sebagai pengguna ditemukan
kejadian-kejadian
1.
Ada pemustaka tak berani ke perpustakaan .
2.
Ada pemusaka salah masuk toilet. Mungkin orang ini dalam kondisi stres
3.
Cara teguran petugas kepada pemustaka yang kadang kurang memperhatikan
etika.
4.
Petugas sering cuek pada pengguna.
Ketika ada pemusaka ingin mendapatkan layanan, petugas justru malah main HP
Harapannya bahwa penerapan terapeutik adalah layanan
yang ramah, mampu berkomunikasi interaktif,memberi solusi, dan perpustakaan
perlu menyediakan fasilitas yang nyaman.
Untuk menyediakan layanan yang
terapeutik perlu ada perubahan fisik, mental, dan spiritual. Hal ini diharapkan
agar pemustaka mendapat kepuasan ketika memanfaatkan fasilitas perpustakaan.
Kepuasan yang dimaksud adalah perpustakaan yang mampu
memberikan kepuasan kepada pemustaka seperti realisasi diri, dan penghormatan diri.
Narasumber terakhir adalah Haslinda Husaini Ph.D Staf
Pengajar Universiti Teknologi Mara Malaysia. Beliau membawakan makalah
bertajuk Therapeutic Lanscape in Library.
Dalam
paparannya, beliau menyatakan bahwa kemanfaatan perpustakaan tidak saja
tergantung pada megahnya gedung dan lengkapnya koleksi, tetapi juga dipengaruhi
oleh kepuasan pemustaka pada penyediaan fasilitas terapeutik fasilitas
perpustakaan.
Lasa Hs
0 Komentar