Raisa Fadelina
Pustakawan Universitas Muhammadiyah Yogyakarta
Sejak diberlakukan peraturan social distancing oleh pemerinta Maret
2020 lalu, segala bentuk perkumpulan massa ditangguhkan. Walaupun perkumpulan
tersebut berupa kegiatan yang positif, misalnya rapat, diskusi, workshop, ataupun seminar, tetap
dilarang. Bagaimanapun juga, kegiatan harus tetap berjalan seperti biasa. Maka
masyarakat berbondong-bondong untuk mengalihkan kegiatannya ke dunia virtual.
Bagi sebagian masyarakat yang ingin
menyelenggarakan acara secara resmi, seperti seminar, tidak boleh dilakukan secara tatap muka. Maka,
mereka mengalihkan seminar tersebut ke dalam website yang kemudian dikenal
dengan istilah webinar. Webinar adalah istilah
umum dalam dunia kajian yang merujuk kepada kegiatan seminar yang dilakukan
secara daring, menggunakan situs web atau aplikasi tertentu berbasis internet.
Biasanya, webinar ini menggunakan sebuah aplikasi berbasis website yang
digunakan untuk siaran langsung, seperti zoom,
microsoft teams, dan google meets. Di dalam aplikasi tersebut ada
pembicara dan peserta acara yang melakukan acara secara virtual. Di sana
terdapat daftar hadir, ruang percakapan untuk diskusi, pengaktifan video baik
dari segi peserta maupun pembicara, dan fitur lambaian tangan untuk saling
menyapa. Di akhir acara, peserta dapat mengisi form sertifikat untuk mendapatkan serifikat sebagai bukti mengikuti
acara tersebut. Webinar ini seperti kegiatan seminar pada umumnya, hanya saja dilakukan
di dunia virtual.
Salah satu kegiatan yang dialihkan ke
dalam bentuk virtual adalah acara-acara di Forum Perpustakaan Perguruan Tinggi Muhammadiyah-‘Aisyiyah/FPPTMA.
FPPTMA telah melaksanakan berbagai macam kegiatan dalam bentuk webinar.
Beberapa webinar tersebut membahas tentang tips kepustakawanan dan yang paling
banyak diminati adalah bimbingan akreditasi. Acara ini dapat diikuti secara
umum, namun untuk bimbingan akreditasi dikhususkan bagi perpustakaan
Muhammadiyah dan ‘aisyiyah saja. Akan tetapi, pada hari pelaksanannya banyak
masyarakat umum yang mengikuti acara tersebut dikarenakan kebutuhan informasi
yang jarang mereka dapatkan. Maka, pengurus FPPTMA menyelenggarakan webinar
tersebut bersesi-sesi dari tingkat sekolah hingga perguruan tinggi.
Dengan
adanya webinar di dunia virtual tersebut, masyarakat menjadi hemat biaya dan
waktu. Mereka tidak membutuhkan transportasi dan konsumsi. Mereka dapat
mengikuti webinar hampir lintas pulau bahkan lintas negara tanpa biaya yang
besar. Selain itu, mereka dapat ilmu yang berguna dari berbagai webinar yang
diikuti. Biasanya, setiap orang dapat mengikuti webinar minimal 3 kali dalam
sebulan karena kemudahan aksesnya. Maka, di masa COVID-19 ini, webinar sangat
berkembang pesat.
Melihat banyaknya webinar yang
dilakukan masyarakat, ternyata terdapat beberapa kendala yang harus
diperhatikan. Misalnya kegiatan webinar ini menguras data internet yang banyak,
sehingga masyarakat harus menyediakan data internet lebih banyak dari
sebelumnya. Kendala lain juga dirasakan bagi masyarakat yang tinggal di pelosok
desa, yang bahkan mereka kesusahan dalam mendapatkan sinyal internet. Dengan
itu, aktifitas webinar jadi terganggu dan masyarakat tidak dapat mendengarkan
penjelasan dengan sempurna. Hal ini perlu mendapatkan perhatian pemerintah
untuk memperhatikan kualitas internet di seluruh negeri.
Bagaiamanapun juga di masa pandemi
ini, aktivitas webinar masih menjadi yang terbaik karena tidak membutuhkan
kerumunan orang. Aktivitas harus berjalan seperti biasa, tetapi masyarakat
harus tetap menerapkan aturan social
distancing. Maka, dengan berkembangnya webinar di masa pandemi ini
masyarakat harus melek teknologi dan berusaha mempelajarinya jika kurang paham.
Hal ini harus dilakukan karena kita tidak tahu kapan pandemi akan berakhir. Kita
harus selalu mengembangkan diri agar aktivitas dapat berjalan seperti biasa
dengan tetap mematuhi aturan protokol kesehatan.
0 Komentar