Muhamad Jubaidi
Pustakawan UMY
Jubaidimuhamad25@gmail.com
Tulisan ke-1
Perpustakaan dan buku merupakan satu rangkaian kata yang saling terkait dan melengkapi,
keterkaitan ini bagaikan kedai dan kopi. Kedai merupakan kata yang dimaknai sebagai tempat untuk
berjualan dan kopi adalah menu utama yang disajikanya. Kolaborasi keduanya tidak cukup hanya
menempatkan kopi di dalam kedai tanpa ada kemasan sebagai pemikat. Agar kedai dan kopi memiliki
daya tarik, maka kedai mencoba berbenah dan menjadikan singgasana bagi penikmat kopi, aroma pekat
menusuk kedalam sanubari sejenak membuat orang memperhatikan keelokan keduanya hingga
membuatnya jatuh cinta.
Berbicara masalah selera sudah tentu sangat obyektif. Setiap orang akan menaruh hati sesuai
apa yang dirasakan. Artinya kebutuhan akan selera konsumen adalah prioritas dalam sebuah pelayanan.
Pelanggan akan datang tanpa mempertimbangkan soal harga. Bagi mereka yang penting dapat
menikmati kopi di sebuah kedai yang nyaman, jikalau harga secangkir kopi yang harus dibayarkan lima
kali lipat lebih mahal dibanding dengan secangkir kopi yang disajikan di warung kaki lima, hal tersebut
bukan menjadi masalah untuk sebuah nilai kepuasan dari kenyamanan fasilitas yang didapatkan.
Kopi sebagai menu utama yang disajikan tidak lepas dengan inovasi yang disesuaikan pada
selera konsumen. Bukan hanya identik dengan sebuah cangkir, dan baluran bubuk kopi hitam nan
pekat. Kemasan yang mampu dikembangkan adalah dengan menghadirkan varian rasa tambahan dari
khas rasa pahit kopi dalam berbagai macam varian. Rasa kopi hendaknya disesuaikan dengan trend
masa kini yang mampu membangkitkan selera penikmatnya.
Kedai kopi menjadi menarik untuk dibahas jika disandingkan dengan perpustakaan. Keduanya
memiliki persamaan dalam suatu konsep layanan, kiranya perlu pengembangan inovasi untuk
memadukan kopi dan buku.
Perpustakaan akan menarik jika ruangan didesain dengan mempertimbangkan selera pemustaka
pada umumnya, tanpa meningggalkan esensi nilai ergonomi suatu perpustakaan dan fasilitas yang
disajikan, kesan kumuh, pekat, gelap, dan apek mungkin masih tersirat pada generasi jadul di era tahun
90an. Mereka melihat dengan kasat mata hingga menganggap perpustakaan merupakan gudang buku,
dibiarkan begitu saja tanpa ada perhatian untuk dikelola dengan baik.
Tanpa kita sadari, hadirnya berbagai macam kedai kopi yang didesain sangat menarik. Kedai
kopi ini ternyata mampu menyajikan berbagai macam sarana kebutuhan yang dibutuhkan konsumen.
Sajian sarana itu seperti layaknya layanan wifi gratis, jam buka yang lebih panjang, tata ruang alami,
kondisi ini merupakan sebuah tempat pilihan dari sebagian anak muda saat ini dibanding harus ke
perpustakaan dengan berbagai macam syarat dan ketentuan yang harus di penuhi.
Dari persamaan yang ada antara perpustakaan dan kedai kopi mengerucut tiga kata, yaitu
fasilitas, menu dan layanan. Penulis mencoba menganalisa kelebihan kedai kopi yang saat ini menjadi
daya magnet anak muda untuk sekedar datang dan mencobanya. Maka tak heran bila mereka menjadi
ketergantungan, untuk datang dan pasti kembali. Maka perpustakaan dapat menduplikat sebagai
inovasi dan dapat dikembangkan sebagai sesuatu yang unik juga menarik.
Pemahaman paling dasar yang harus difahami dan diperhatikan dalam hal ini adalah konsep
dasar dari perpustakan itu sendiri sebagai penyedia layanan jasa non profit, bukan layanan jasa profit
seperti halnya kedai kopi. Sedangkan untuk melihat keuntungan atau hasil yang diharapkan sudah tentu
berbeda.
Keuntungan itu tidak lagi berbentuk uang melainkan kelayakan dan kenyamanan dari
pengunjung itu sendiri, pengembangan perpustakaan dengan berbagai inovasi sudah tentu dibutuhkan
biaya yang tidak sedikit. Dengan berbagai macam pembenahan perpustakaan diharapkan nantinya
mampu memberikan kenyamanan baik fasilitas, layanan, koleksi, dan keramahan petugas.
Inovasi dapat merubah pandangan orang tentang perpustakaan. Pustakawan layaknya tenaga
ahli harus mampu memberikan semua layanan yang dibutuhkan pemustaka, mereka tidak hanya
bertugas sebatas melihat antara ruangan dan buku. Seperti barista dengan segala keahlian meracik kopi
yang mampu menyesuaikan selera konsumenya, mampu memikat dan memberikan rasa nyaman adalah
sepenggal nikmat kepuasan pelanggan baik di perpustakaan maupun di kedai kopi.
Bersambung.........
0 Komentar