Sabtu, 5 Desember 2020, Perpustakaan Universitas ‘Aisyiyah/Unisa Yogyakarta bekerja sama dengan Forum Perpustakaan Perguruan Tinggi Muhamadiyah ‘Aisyiyah (FPPTMA) melakukan kegiatan bedah buku. Acara berlangsung dari jam 09 sampai 12.40 WIB. Acara ini sebagai upaya untuk mempromosikan buku terbaru terbitan MPI PP Muhammadiyah dengan Grama Surya tahun 2020 yang berjudul New Normal Innovations: Adaptasi Perpustakaan Perguruan Tnggi Muhamamdiyah ‘Aisyiayah.
Buku ini
ditulis oleh 15 Pustakawan PTMA,
antara lain yaitu dari Unisa Yogyakarta: Irkhamiyati, yang menulis
tentang work from home selama
pandemi. Dita Rachmawati dan Lilik Layyina mengupas tentang layanan
perpustakaan selama pandemi. Sedangkan
Khairun Nisak mengulas tentang sistem denda melalui mobile payment. Pustakawan UM
Pontianak, Dwi Cahyo Prasetyo menulis tentang perpustakaan, pandemi, dan
fiksi, sedangkan Dewi Anggrahini mengulas tentang layanan perpustakaan selama pandemi.
Adapun Pustakawan UMPP, Imam Setiobudi
menulis tentang pustakawan menyapa. Pustakawan Stikes Muhammadiyah Gombong, Dessy
Setyawati mengulas tentang perpustakaan digital sebagai perpustakaan alternative di era new normal, sedangkan Umi Haniati mengupas penerapan layanan online selama pandemi. Pustakawan UM Jakarta, Rachmi Anindyaputri menulis
tentang evolusi layanan online selama
pandemi, sedangkan dari UM Purwokerto, Amri Hariri menulis tentang transformasi
Perpustakaan Perguruan Tinggi. Pustakawan dari UM Jember, Bu Mufie
panggilannya, mengulas tentang mengemas modul menjadi video pembelajaran di
Youtube, sedangkan M. Zubaidi dari UMY menulis tentang library, archives, and museum sebagai diasporan gerakan Abad ke2.
Dari UM Lampung, Rohani Inah Indrakasih mengemukana ide tentang apikasi Anchor
untuk meningkatkan kompetensi pustakawan, dan penulis terakhir Yanti Sundari dari UM Sukabumi, mengupas
layanan perpustakaan UMMI selama pandemi.
Bedah buku dimulai
dengan pemutaran video profil Unisa dan perpustakaannya, dilanjukan dengan
pembacaan tata tertib, dan menyanyikan lagu Indonesia Raya, Mars Muhammadiyah,
serta Mars ‘Aisyiyah. Sambutan pertama diberikan oleh Ketua FPPTMA, Bp. Lasa
Hs, M.Si, yang menyambut baik acara bedah buku ini. Beliau terus memberi
motivasi agar pustakawan terus berkarya, termasuk untuk terus menulis, dan
terus menulis, sebagai warisan dan amal jariyah nantinya. Sambutan selanjutnya
oleh Bapak Taufiqur Rahman, S.IP., MA., P.Hd, selaku Wakil Rektor I Unisa
Yogyakarta sekaligus membuka acara. Pak Taufik menyampaikan, bahwasannya
pustakawan di era pandemi ini, seharusnya bisa menjadi garda terdepan dalam
gerakan literasi bagi masyarakat. Pustakawan juga harus mampu mengelola
infodemi yang ada, karena informasi yang salah akan membuat masyarakat semakin
tersesat, terlebih terkait dengan kesehatan, penyakit, dan kesejahteraan di era
new normal ini.
Bedah buku
kali ini sangat menarik, karena menghadirkan 3 pembicara dengan spesifikasi dan
keunggulan masing-masing. Pertama, pembicara sebagai perwakilan penulis, yaitu
oleh Dwi Cahyo Prasetyo, MA, atau Mas Tyo, dari UM Pontianak, yang menjadi
Pustakawan Terinspiratif Nasional tahun ini. Pustakawan muda ini sangat keren
dalam membuat power point, sehingga
sangat menarik untuk disimak. Belum lagi dengan khazanah keilmuannya yang luas,
ditandai dengan banyaknya sumber bacaan yang digunakan dalam pemaparannya. Mas
Tyo banyak menyoroti tentang peran pustakawan selama pandemi ini. Banyak hal
banyak dilakukan, termasuk berperan dalam menangkal informasi yang salah, atau
bagaimana pustakawan berkecimpung dalam infodemi. Pustakawan juga berperan
dalam karya-karya fiksi, sehingga peran pustakawan semakin luas sampai di
realita masyarakat terbawah.
Pembicara selanjutnya Ibu Yuli Isnaeni, M.Kep., Sp.Kom, Wakil Rektor II Unisa Yogyakarta. Beliau sekaligus adalah angota Majelis Kesehatan Pimpinan Pusat ‘Aisiyah. Dalam pemaparannya menyampaikan akan beberapa hal yang harus dilaksanakan oleh perpustakaan dan pustakawan selama pandemi ini, karena kurva kejadian Covid masih terus meningkat, dan kita belum tahu kapan pandemi akan berakhir. Beliau terus mengingatkan agar pustakawan mampu menjadi garda terdepan akan literasi informasi, sehingga mampu mengedukasi baik untuk dirinya sendiri, pengguna perpustakaan, maupun orang-orang di sekitar tempat tinggal. Selain memberikan apresisasi akan terbitnya buku yang dinilai sangat bagus ini, beliau juga memberikan beberapa catatan dan masukan untuk perbaikan di masa yang datang.
Begitu pula dengan pembicara terakhir, Ibu Dra.
Labibah Zain, M.LIS., Kepala Perpustakaan sekaligus dosen Ilmu Perpustakaan UIN
Sunan Klaijaga, yang banyak berkecimpung sebagai pengurus kepustakawanan
nasional dan internasional. Beliau menekankan bahwa pustakawan harus siap
menghadapi banyak perubahan di segala bidang. Jangan sampai pandemi membuat
buntu dan terlockdownnya ide-ide para pustakawan. Banyak hal justru menjadi
inovasi baru akibat pandemi ini. Contohnya penyebarluasan layanan perpustakaan
melalui media sosial, termasuk talkshow melalui
IG kepada pemustaka, menyediakan layanan
scan/kopi buku fisik yang dibutuhkan
pemustaka, layanan QA/question and answer
di website perpustakaan, dsb. Beliau memandang terbitan buku ini sebagai
motivasi bagi teman-teman profesi kepustakawanan lainnya untuk turut berkarya
dengan terus menulis. Jangan takut untuk menulis, itu pesan hangat dari beliau,
meskipun isi buku terbaru ini tak luput dari koreksinya. Misalnya masih ada
sedikit typo, penulisan daftar isi
yang tidak disertakan nama penulisnya, adanya kata-kata yang sambung
menyambung, tanpa spasi, penulisan kutipan yang sedikit bervariasi, dsb.
Masukan dari pembicara bukanlah menjadi celaan, namun justru menajdi masukan untuk
perbaikan. Namun demikian, pembedah tetap menyambut baik dan menilai bagus buku
ini dan layak untuk menjadi bahan bacaan bagi siapa saja yang membutuhkan. Buku
ini merupakan best practice, yang
ditulis dengan bahasa yang ringan, sehingga mudah difahami, dan bisa
dipraktikkan di perpustkaan lainnya. Buku dengan editor Lasa Hs, Nuryaman, dan Arda
Putri W ini terbit dengan cover yang menawan, kertas yang bagus, dan mudah
dibawa ke mana-mana. Jadi, bagi yang menginginkannya bisa menghubungi panitia
atau Mbak Greta Perpustakaan UAD, dengan mengganti biaya cetak dan ongkos kirim
sebesar seratus ribu rupiah. Pada akhir acara, Irkhamiyati, sebagai MC
sekaligus moderator menyampaikan bahwa dari sekian banyak penanya, akan dipilih
beberapa orang yang akan diberi dorprize
berupa buku yang dibedah yang akan dikirim ke alamat institusinya. (Irkhamiyati-Agung
Suydi).
0 Komentar