IBU
KAUM MUSLIMIN
“Mulia, indah, cantik berseri
Kulit putih, bersih, merah di pipimu
Dia Aisyah, putri Abu bakar
Istri Rasulullah
Sungguh sweet Nabi mencintamu
Hingga Nabi minum di bekas bibirmu
Bila marah, Nabi 'kan bermanja
Mencubit hidungnya
Aisyah, romantisnya cintamu dengan Nabi
Dengan baginda kau pernah main lari-lari
Selalu bersama…
Lagu
di atas mengalun sangat merdu, dibawakan generasi milenial, kecintaan generasi
milenial kepada ibu seluruh umat muslim digambarkan secara indah tentang wanita
yang sangat mulia dan wanita yang sangat dicintai oleh Rasululluah SAW. Ummul
Mukminin Aisyah yang berparas cantik berkulit putih dengan pipi kemerahan
sehingga Rasulullah memberikan julukan
“Humaira”. Aisyah wanita yang disiapkan Allah untuk menjadi pendamping
Rasulullah SAW dalam mendampingi beliau bertugas untuk menyampaikan risalah
Islam. Dalam HR tirmidzi “ Dalam salah satu Riwayat bahwa suatu hari Malaikat
Jibril memperlihatkan kepada Rasulullah SAW, “gambar Aisyah pada secarik kain
sutra hijau sembari mengatakan “ Ia adalah calon istrimu kelak, di duia dan di
akhirat”.
Keteladanan
ibu kaum muslim ini sungguh luar biasa, kecerdasan meliputi berbagai ilmu
diceritakan oleh Hisyam Bin Urwah dari
ayahnya berkata “ Sungguh aku telah bertemu dengan Aisyah, maka aku tidak
mendapatkan seorangpun yang lebih pintar darinya tentang Al-Qur’an , perkara
wajib, Sunnah, ilmu nasab, sejarah Arab, syair dan ilmu-ilmu lain termasuk ilmu
kedokteran” Ilmu kedokteran didapatkan dari pengalaman beliau sakit
memperatikan gejala-gejalanya, ketika ada orang sakit menceritakan
penyakitnya Beliau dengar dan
dihafalkan. Beliau banyak meriwayatkan hadist, lebih dari 2000 hadist
diriwayatkan beliau dari Rasulullah SAW dan menjadi guru baik utuk kaum
muslimat maupun kaum muslimin. Beliau dididik di Madrasah nubuwah, madrasah
iman dan madrasah para pahlawan, dari guru yang sangat mulia Nabi Muhammad SAW
dan Abu bakar Ash Shidiq.
Sebagai
istri beliau menjadi istri yang romantis,
penyejuk mata dan penenang jiwa buat suami tercinta Rasululah SAW saat
menghadapi ummatnya dalam menyampaikan Risalah. Kesabaran beliau ketika suatu
saat tidak ada makanan yang bisa dimakan bersama suami tercinta bahkan beberapa
hari tidak ada asap roti dan masakan rasa lapar beberapa hari diobati hanya dengan
makan kurma dan air. Kedermawanan beliau
sungguh luar biasa diceritakan ketika
beliau mempunyai seratus ribu dirham beliau sedekahkan semua sampai tidak ada suatu apapun dirumahnya
padahal beliau sedang shaum, sampai tidak ada yang akan dimasak ketika beliau
akan berbuka. Kefakiran tidak membuat
beliau menjadi sedih, meratap dan
Kekayaan tidak menjadi beliau congkak, pelit. Karena beliau selalu
menjaga izzah di jiwanya sehingga dunia bukan segalanya, Allah yang menjadi
tujuan segalanya.
Dari
kisah Ummul Mukminin Aisyah bisa diambil teladan:
- Hendak menjadi seorang ibu selalu belajar mencari ilmu
dan mencari teladan orang –orang sholeh, karena sebagai madrasah pertama
bagi anak-anaknya untuk mendidik generasi yang beriman dan berakhlak
mulia.
- Perlakuan baik istri kepada suami akan menjadi penyejuk
dan penenang hati bagi suaminya dan menjadi kebanggan tersendiri.
- Kesabaran dalam menghadapi cobaan, dilalui dengan
bersandar kepada Allah.kefakiran tidak membuat berkecil hati.
- Harta yang banyak tidak membuat congkak, karena semua
akan kembali kepada Allah
By.
Tri Mulyati_Pustakawan Perpustakaan UMS
0 Komentar