Tulisan - 11
Ojo sok nyatur alaning liyan
(jangan suka menyebarkan
kejelekan orang lain)
Para
pendahulu kita dalam memberikan nasihat biasanya menggunakan bahasa halus,
perlambang, dan perumpamaan. Untuk memahaminya perlu perenungan dan ketajaman
matahati. Dengan demikian, kita baru bisa menangkap dan memahami apa yang
tersirat.
Kalimat
ojo sok nyatur alaning liyan mengandung
makna yang luas. Artinya untuk menjaga ketenteraman dan kedamaian dalam hidup
ini, perlu dihindarkan adanya fitnah, menjelekkan pihak lain, merasa paling
hebat, dan pihak lain serba salah. Siapapun RT nya selalu dimusuhi. Kalau
begitu waktu dan umurnya habis untuk mencari dan menyiarkan kekurangan dan
kejelekan pihak lain.Sementara itu tidak sempat mengetahui kejelekan diri
sendiri.
Dalam membicarakan kejelekan orang lain ini
kadang dibungkus dengan bingkai-bingkai yang menghalalkan tindakan itu.
Dicarilah dalil yang membenarkan tindakan yang tak terpuji itu.
Di
media sosial yang marak ini, orang sangat mudah membuat fitnah, menyebarkan
berita bohong, menjelek-jelekkan pihak lain. Kalau dulu ada kalimat mulutmu
harimaumu. Kini jarimu adalah harimaumu. Hanya dengan satu jari saja seseorang
dapat menyebarkan fitnah kemana-mana secara cepat.
Membicarakan
kejelekan orang lain dalam bahasa agama kita adalah ghibah. Pengertian ghibah dijelaskan
oleh Rasulullah Saw. Suatu ketika beliau
memberikan pertanyaan kepada para sahabat :” Tahukah kamu sekalian tentang
ghibah?. Para sahabat menjawab : Allahu
wa rasuluhu a’lam (Allah dan
RasulNya lebih mengetahui). Nabi Saw lalu bersabda : yakni membicarakan sesuatu
tentang saudaramu yang hal itu tidak dikehendaki (dibencinya). Para sahabat
bertanya lagi :Bagaimana kalau hal itu sesuai kenyataan (benar terjadi). Rasul
Saw pun menjawab: Jika benar perkataanmu maka engkau telah ghibah, akan tetapi
apabila hal itu tidak benar, maka itu perbuatan dosa besar” (H.R. Mslim dan Abu
Daud).
Ketika seseorang menyebut kejelekan orang
lain itu namanya ghibah. Apakah yang digunjingkan itu benar atau tidak benar.
Agar ghibah itu tidak menyebar kemana-maka,
maka kita perlu mencegahknya. Pencegahan itu antara lain kita tak perlu membuat
berita bohong dan tidak menyebarkan
berita bohong. Penyebaran kejelekan orang lain bisa berakibat fitnah,
keresahan, dan adu domba.
Lasa Hs.
0 Komentar