Optimis adalah kegigihan dalam memperjuangkan sasaran. Orang yang optimis
tidak gentar dalam menghadapi kegagalan dan tantangan. Sebab dalam pikirannya
telah tertanam keyakinan bahwa dalam setiap usaha hanya ada dua jawabannya,
yakni gagal atau berhasil. Bila usaha
itu gagal, maka dia akan berusaha bangkit dengan cara belajar dari kegagalan.
Bila berhasil dan itulah yang diharapkan dan akan mempertahankan keberhasilan
itu.
Orang-orang
yang memiliki optimisme tinggi biasanya memiliki kecakapan:
- Tekun dalam mencapai tujuan meskipun
ditemukan hambatan dan kesulitan
- Berharapan besar untuk sukses
- Berpandangan bahwa segala sesuatu itu
pasti ada solusinya
- Selalu baik sangka (husnud dzan) setiap kejadian yang menimpa.
Optimis adalah harapan yang lebih baik di
masa mendatang. Orang yang optimis akan memiliki pandangan yang jauh ke depan
dan berusaha mencapai keadaan yang lebh baik dari keadaan sekarang. Apapun yang
terjadi, mereka tetap memiliki harapan sukses yang lebih besar dari pada orang
lain. Sebab bagi mereka, kesuksesan itu tidak harus diukur dengan bagusnya
mobil, indahnya rumah, rekening gendut, maupun tingginya jabatan.
Harapan ini ibarat sebuah mobil yang membawa
seseorang ke tempat tujuan. Oranng-orang yang optimis akan mampu mencapai
cita-citanya asal mau berusaha optimal. Secara sederhana dapat dikatakan bahwa
harapan secara total akan menjadi kenyataan dalam hidup seseorang asal serius
dalam merealisasikannya. Ibarat magnet dalam ilmu fisika. Magnet ini akan
menarik situasi, lingkungan, keinginan, dan tugas pada pikiran yang serupa.
Optimis itu mendorong ke depan, pesimis itu menarik untuk mundur. Bahkan dapat
dikatakan bahwa pesimis itu mati sebelum perang.
Oleh karena itu apabila seseorang itu
memikirkan sesuatu yang positif, maka hal-hal yang positif pula yang mengikutinya.
Sebaliknya, apaila sesorang itu berpikiran negatif, maka hal-hal yang negatif pula yang mengikutinya.
Orang-orang yang optimis menyadari bahwa kualitas hidup itu tergantung
pada respon seseorang terhadap kejadian dan fenomena yang terjadi. Kalau orang tidak mampu merespon
secara positif terhadap fenomena itu, maka sulit diharapkan adanya kualitas
hidup seseorang.
Dalam mencpai keberhasilan diperlukan
pegorbanan dan keberanian menghadapi tantangan. Orang yang optimis selalu
berusaha dan berani menghadapi tantangan. Mereka yang pesimis, lebih baik
mundur, dan mati secara perlahan dari pada mati menghadapi tantangan. Toh
sama-sama mati katanya.
Optimisme dan berani berjuang (wani
nggetih Bhs.Jawa) adalah salah satu modal bagi orang yang ingin berhasil
dalam hidup. Pepatah Arab mengatakan man
jadda wajada (siapa yang bersungguh-sungguh, maka akan mencapai
keberhasilan). Hanya mengandalkan bakat saja, kiranya tidak cukup. Banyak orang
berbakat tetapi diam saja, akhirnya hanya panjang angan-angan yang didapat.
Semuanya berakhir andaikata dan
seandainya.
Demikian pula, orang harus hati-hati dengan jabatan. Sebab kadang orang
sering terjebak oleh kerumunan orang-orang yang mengelilinginya. Mereka menyanjung
dan memujinya. Setelah jabatan selesai, mereka meninggalkanmu karena madunya
telah terserap habis.
Optimisme merupakan kekuatan yang harus digali dan berani bangkit kembali
dari keterpurukan, kesedihan, dan penderitaan. Allah akan menolong hambaNya
selama hamba itu mau menolong sesama. Rasulullah Saw bersabda yang artinya :”Janganlah kamu sekalian mati, kecuali kamu
berbaik sangka (optimis dan berpengharapan) kepada Allah Swt (H.R. Muslim dari
Jabir ibn Abdullah ).
Lasa Hs
0 Komentar