Teuku H. Muhammad Hasan : Gubernur yang aktivis Muhammadiyah
(4 April 1906 – 21 September 1997)
Teuku Muhammad Hasan adalah putra dari Teuku Bintara Pineung Ibrahim dan ibu Tut Manyak. Teuku Bintara Pineung Ibrahim adalah Ulee Balang di Pidie (bangsawan yang memimpin suatu daerah di Aceh).
Muhammad Hasan memulai pendidikan di Volksschool (sekolah rakyat/dasar) di Lampoeh Saka (1914 – 1917).Kemudian melanjutkan ke Europesche Lagere School/ELS, yan kemudian diteruskan studi di Koningen Wilhelmina (KWS) di Batavia/Jakarta. Setelah lulus dari sekolah Belanda ini, lalu masuk ke Sekolah Tinggi Hukum (Rechtschoogeschool). Kemudian T.H. Hasan melanjutkan studi di Leiden University Balanda dan meraih gelar Meester in de Rechten (Master of Law) pada tahun 1933.
Selama di Leiden inilah, beliau bergabung dalam organisasi Perhimpunan Indonesia/PI.Yakni organisasi perjuangan yang dipelopori oleh Muhammad Hatta, Ali Sastroamijaya, Abdul Madjid Djojodiningrat, dan Nasir Datuk Pamuntjak.
Setelah selesai kuliah di negeri Belanda,lalu pada tahun 1933 pulang ke Tanah Air. Sesampai di pelabuhan Ulee Lheeu Kutaraja, buku-bukunya disita dan dicurigai jangan-jangan ada buku-buku perjuangan. Selama di Kutaraja, T.M. Hasan aktif dalam dunia pendidikan dan agama/dakwah. Di bidang agama, beliau aktif di Persyarikatan Muhammadiyah sebagai konsul di bawah pimpinan R.O. Armadinata.
Pada masa itu, Muhammadiyah telah berhasil mendirikan Aisyiyah, Hizbul Wathan dan mendirikan lembaga pendidikan setingkat dengan HIS (Hollandsch-Indische School).Persyarikatan yang didirikan oleh KH.Ahmad Dahlan ini juga telah berhasil membuka cabang di kota-kota se Aceh.Sampai pada tahun 1942 (akhir pemerintahan Belanda), telah berdiri 8 (delapan) cabang seluruh Aceh.
Kegiatan Pendidikan
Selain aktif di Muhammadiyah, T.M. Hasan juga aktif dalam pengembangan pendidikan.Beliau ikut memelopori berdirinya Atjehsche Studiefonds (Dana Pelajar Aceh). Organisasi pendidikan ini berdiri dengan tujuan menghimpun dana untuk membeayai sekolah anak-anak Aceh yang cerdas, tetapi secara ekonomi kurang mampu. Beliau juga menjadi Komisaris Perkumpulan Usaha Sama Akan Kemajuan Anak (PUSAKA).Organisasi ini berdiri dengan tujuan untuk mendirikan sekolah rendah berbahasa Belanda seperti Hollansch-Inladsche School/HIS).
T.M. Hasan juga menjadi Ketua Perguruan Taman Siswa di Kutaraja pada tanggal 11 Juli 1932. Pada masa kepemimpinannya ini, Perguruan Taman Siswa berhasil mendirikan 4 (empat) sekolah, yakni Taman Anak, Taman Muda, Taman Antara, dan Taman Dewasa. Beliau juga mendirikan Universitas Serambi Mekkah di Banda Aceh.
Politik
Sebagai salah seorang Aceh yang ditokohkan masyarakatnya, beliau memiliki kesadaran nasioalisme yang tinggi.Maka pada 7 Agustus 1945, beliau dipercaya menjadi anggota Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia/PPKI yang diketuai oleh Bung Karno.
Lulusan Leiden University ini pernah menduduki berbagai jabatan penting dalam pemerintahan.Beliau pernah dipercaya sebagai gubernur Sumatera Utara pertama kali setelah kemerdekaan (1945 – 1948), Wakil Ketua Pemerintah Darurat Republik Indonesia/PDRI, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI (19 Desember 1948 – 13 Juli 1949), Menteri Agama (19 Desember 1948 – 13 Juli 1949)Wakil Ketua Senat Republik Indonesia Serikat (25 Februari 1950 – 16 Agustus 1950)
Putra Aceh yang cemerlang ini pernah mendapat gelar kehormatan sebagai doktor honoris causa (HC) dari Universitas Sumatera Utara tahun 1990. Kemudian pada tanggal 3 November 2006, beliau mendapat penghargaan sebagai Pahlawan Nasional RI dengan Surat Keputusan Presiden Nomor: 085/TK/2006. Nama beliau juga diabadikan sebagai nama Jalan Mr. Teuku Muhammad Hasan di Banda Aceh.
Lasa Hs.
0 Komentar