TOKOH PENDIDIKAN MUHAMMADIYAH MAGELANG
Muhammadiyah mampu bertahan dan berkembang melintasi jaman telah mewariskan nilai perjuangan tokoh-tokohnya. Dengan keikhlasan, keuletan, dan ketabahan mereka berhasil menghadapi rintangan , sabotase bahkan fitnah pihak lain.
Pengungkapan biografi dan perjuangan tokoh nasional
maupun daerah bukan berarti
mengkultusindividukan seseorang. Bukan pula untuk pamer prestasi yang kadang
membuat orang lain iri.
Mengisahkan kembali nilai
perjuangan tokoh untuk menginspirasi dan menguatkan semangat gerakan
Muhammadiyah.
Salah satu tokoh
Muhammadiyah daerah adalah KH. Abu Ubaidah (kemudian dikenal mBah Abu Magelang)
merupakan tokoh pendidikan Muhammadiyah Magelang. Putra kelahiran desa Morisan
Langanharjo Kebonharjo Polanharjo Klaten ini mengalami perjalanan pendidikan
yang penuh derita. Beliau masuk Sekolah Rakyat (sekarang SD) pada jaman
Belanda. Sekolah ini berpindah sampai 3 kali karena dibom oleh Belanda. Disini
mBah Abu hanya sampai kelas 4 yang seharusnya sampai kelas 6. Semangat putra dari H. Muhammad Noor ini
tidak pernah padam untuk meningkatan pendidikan. Diyakininya bahwa melalui
pendidikan, kehidupan seseorang bahkan bangsa akan berubah. Pendidikan itu
merubah.
Kemudian beliau hijrah ke Solo masuk Madrasah
Ibtidaiyah Al Islam Surakarta selama 2 tahun dan sore harinya sekolah di SMP
Cokroaminoto disamping menjadi santri di Ponpes Jamsaren yang juga milik Al
Islam. Al Islam punya dua pesantren yakni pondok Nirbitan dan pondok Jamsaren.
Di Jamsaren ini beliau mendapat ilmu langsung dari mBah Abu Amar (seorang ulama
kharismatik saat itu). Dari sini, beliau melanjutkan studi di Muallimin
Muhammadiyah Surakarta langsung kelas 4 melalui jalur tes. Dari sini, kemudian
mBah Abu melanjutkan ke persiapan PTAIN selama 2 tahun di Yogyakarta. Di jenjang ini, beliau menghadapi kesulitan
biaya. Orang tua tidak lagi sanggup
membiayai studinya. Sebab biaya yang dikeluarkan cukup,banyak untuk 7 (tujuh)
orang kakaknya.
Studi di persiapan PTAIN ini dilakoni dengan nglajo
Klaten Yogyakarta melalui kartu langganan kereta api mengaku sebagai pelajar
dengan biaya murah daripada langganan sebagai mahasiswa.
Beliau sempat mengantongi gelar Sarjana Muda (BA) dan
melamar sebagai Pegawai Negeri Sipil sebagai guru agama dan ditugaskan di SMA
Negeri I Magelang.
Masuk keluar penjara
Memamg kadang malang tak dapat ditolak dan untung
tak dapat diraih. Hal ini benar-banar dialami oleh mBah Abu. Di usia belasan
tahun, beliau ditangkap dengan tuduhan sebagai anggota pemberontak yang diduga
bersembunyi di Ponpes Jamsaren. Beliau sempat merasakan hidup di balik jeruji
besi bersama KH. Zen Fanani di Sipon Solo selama 53 hari. Tak lama kemudian
beliau ditahan lagi atas tuduhan berseberangan dengan kebijakan pemerintah saat
itu.Beliau mendekam di penjara Semarang di Laksus (pelaksana khusus) Jl. Cipto No. 81 Semarang.
Penghianatan PKI
Menurut catatan sejarah, ideologi komunis telah
masuk ke Nusantara melalui seorang sosialis Belanda yang bernama Henk Sneevliet
dengan membentuk Indische Sociaal Democratische Vereenigig (ISDV) tahun 1914.
Dalam perjalanannya, PKI berusaha menggulingkan
pemerintahan yang sah termasuk pemerintahan Belanda dan pemerintahan RI. Usaha
ini gagal pada tahun 1926. Kemudian pada tahun 1948, PKI melakukan
pemberontakan terhadap pemerintahan RI. Dengan pimpinan Muso dan Amir
Syarifudin, PKI melakukan pemberontakan di Madiun. Pemberontakan ini dapat
dipadamkan oleh tentara Indonesia meskipun banyak korban, termasuk menembak mati
Muso. Sedangkan Amir Syarifudin dkk dijatuhi hukuman penjara seumur hidup.
Ideologi komunis terus berkembang dan sekali lagi,
PKI melakukan pengkhianatan dengan menciptakan G 30 S PKI dengan menewaskan
beberapa Pahlawan Revolusi.
Setelah itu, pemerintah melakukan pembersihan
orang-orang yang berindikasi PKI. Dengan kebijakan ini, banyak orang-orang
Magelang berbondong-bondong masuk Muhammadiyah dengan cara membuat Kartu Tanda Anggota/KTA Muhammadiyah. Dari sinilah keterlibatan mbah
Abu untuk aktif di Persyarikatan Muhammadiyah. Dari sinilah beliau mulai intens
dalam gerakan pencerahan yang dilakukan Muhammadyah.
Pribadi yang pernah menjadi Ketua PDM Magelang ini
berjasa dalam penyelenggaraan shalat Ied di wilayah Magelang, pendirian Panti
Asuhan Muhammadiyah di Ganten, kebijakan sentralisasi keuangan untuk seluruh
Amal Usaha Muhammadiyah.
Melalui pengalaman pribadi,
berMuhammadiyah, interaksi dengan pra tokoh Muhammadiyah,mBah Abu telah banyak
berjasa dalam pendirian lembaga pendidikan Muhammadiyah. Bermula dengan
mendirikan SMA Muhammadiyah kota Magelang tahun 1975. Pendirian sekolah ini
bersama kawan-kawan dengan asumsi bahwa memajukan pendidikan merupakan salah
satu amanah KHA Dahlan yang
menggabungkan ilmu agama dan ilmu umum, membendung arus Kristenisasi yag saat
itu sangat masif di Magelang dan sekitarnya.
Beberapa sekolah
Muhammadiyah Magelang dan lainnya tidak
lepas dari tangan dingin mBah Abu dan kawan-kawan antara lain; 1) SMP
Muhammadiyah Sawangan; 2) SMP Muhammadiyah Surodadi; 3) SD Muhammadiyah
Sirojuddin; 4) SMP Muhammadiyah Sambak; 5) SMP Muhammadiyah Delanggu; 6) SD
Muhammadiyah Dukun; 7) SD Muhammadiyah Bandongan; 8) SMP Muhammadiyah
Kaliangkrik; 9) SD Islam Secang Sawangan; 10) TK ABA 5 Kota Magelang dan
lainnya.
Sumber: mBah Abu Pejuang
Nekat Fii Sabilillah, UNIMMA Magelang,
2018
0 Komentar