Masjid ini merupakan monumen sejarah perjuangan dan
perkembangan Muhammadiyah. Di masjid yang duluya hanya seluas 100 meter ini
dibentuk Angkatan Perang Sabil (APS) oleh para ulama Muhammadiyah. Para ulama
Muhammadiyah yang berjumlah 40 orang itu sepakat membentuk wadah perjuangan
umat Islam semi militer. Pembentukan pasukan ini untuk menyikapi situasi di
Yogyakarta sebagai ibu kota Negara yang saat itu terjadi agresi Militer I oleh
Belanda (21 Juli 1947).
Pembentukan angkatan perang ini dengan maksud untuk
membentuk batalyon tentara dalam rangka ikut mempertahankan Kemerdekaan
Republik Indonesia. Barisan Angkatan Perang Sabil ini merupakan kesatuan
militer pertama yang disahkan oleh Menteri Pertahanan RI di luar Tentara
Keamanan Rakyat (TKR) sebagai cikal bakal Tentara Nasional Indonesia.
Setelah mendapatkan latian kemiliteran beberapa hari,
maka dalam perkembangannya pasukan Angkatan Perang Sabil ini betul-betul
diterjunkan ke medan perang antara lain
pada agresi Militer Belanda I, penumpasan pemberontakan Partai Komunis
Indonesia/PKI yang dipimpin Muso, dan Agresi Militer Belanda II.
Pasukan Angkatan Perang Sabil ini telah sukses
memberikan perlawanan terhadap segala bentuk penjajahan kembali Tanah Air
Indonesia. Salah satu keberhasilan itu adalah Serbuan Kota Baru pada tanggal 7
Oktober 1945 yang saat itu dipimpin Letkol Soeharto. Pertempuran itu melibatkan
pasukan republik melawan tentara Jepang yang masih bercokol di Yogyakarta.
Padahal pada tanggal 17 Agustus 1945 telah digelorakan Proklamasi kemerdekaan
Indonesia. Dalam pertempuran ini telah gugur beberapa tentara yang namanya
sekarang menjadi nama jalan di daerah Kota baru. Nama-nama itu antara lain;
Ahmad Jazuli, Abu Bakar Ali, Mohammad Wardani, dan Supadi.
Kini Masjid Taqwa Suronatan telah berkembang dan menjadi
sekretariat dan pusat kegiatan Muhammadiyah. Masjid itu juga dijadikan kantor/sekretariat
Pimpinan Ranting Muhammadiyah Suronatan, Pimpinan Ranting ‘Aisyiah Suronatan,
Pimpinan Pemuda Muhammadiyah Suronatan, dan Pimpinan Ranting Nasyiatul
‘Aisyiyah Suronatan.
(Ls)
0 Komentar