Penyakit hati ini bisa membahayakan diri dan orang lain. Dengki merupakan perilaku jahat yang bisa muncul pada seseorang apalagi bila didorong oleh nafsu jelek/sayi’ah.
Nafsu memang merupakan kekuatan pendorong. Nafsu memang bisa mendorong pada kebaikan dan bisa mendorong pada keburukan. Aktivitas manusia dapat berjalan lantaran adanya dorongan nafsu yang positif. Makan misalnya, apabila tidak ada nafsu yang mendorong untuk makan, maka orang tidak selera atau tidak mau makan. Namun di satu sisi nafsu dapat dianggap sebagai musuh yang selalu menempel pada diri manusia. Hal ini sebagaimana dijelaskan oleh Rasulullah Saw dalam salah satu sabdanya :”Paling berat musuhmu adalah nafsumu yang berada diantara kedua lambungmu (H.R. al-Baihaqi dari Ibnu ’Abbas r.a.)
Nafsu dapat dipahami sebagai sesuatu yang menghimpun kekuatan, marah, dan syahwat pada manusia. Istilah ini sering digunakan oleh para ahli tasauf dalam pembahasan tentang hati/qalbu.
Memang dalam hidup dan kehidupan manusia kadang tidak dapat lepas dari sifat dengki ini meskipun bersifat tersembunyi/khafi . Artinya sikap tidak suka pada keberhasilan orang lain ini, hanya disimpan dalam hati, dan tidak diekspresikan dalam perkataan maupun perbuatan.
Setan sebagai makhluk Allah yang merupakan musuh manusia yang nyata/’aduwum mubin. Makhluk yang satu ini selalu membisik-bisikkan kejahatan dalam hati manusia/yuwaswisu fii shuduurinnas. Mereka selalu mengintai manusia siang dan malam. Mereka bisa melihat perilaku manusia, sedangkan manusia tidak bisa melihat wujud dan tipu daya mereka.
Setan dengki dan iri pada Nabi Adam dan Hawa yang menjadi penghuni surga. Saat itu, keduanya dilarang Allah agar tidak mendekati/makan suatu pohon (buah) Setan merasa tidak senang melihat kebahagiaan Adam dan Hawa di surga. ”dan dia (setan) membujuk mereka dengan tipu daya. Ketika mereka mencicipi (buah) pohon itu, tampaklah oleh mereka auratnya, maka mulailah mereka menutupinya dengan daun-daun surga. Tuhan menyeru mereka:” Bukankah Aku telah melarang kamu dari pohon itu dan Aku telah mengatakan bahwa sesungguhnya setan adalah musuh yang nyata bagi kamu berdua” (Q.S. Al-A’raf: 22)
Kemudian Nabi Adam dan Hawa diperintahkan untuk turun ke bumi dan keduanya berpisah selama beberapa tahun. Nabi Adam dan Hawa berjalan sendiri-sendiri dengan arah yang berbeda. Mereka berjalan masuk hutan keluar hutan, mendaki gunung dan menuruni lembah bertahun lamanya. Dalam perjalanan yang penuh penyesalan ini, mereka berdo’a ”Rabbana dzalamna anfusana wainlam taghfirlana watarhamna lanakuunanna minal khasyirin”. Artinya : Ya Tuhan/Rabb kami, kami telah menganiaya diri kami sendiri. Bila Engkau tidak mengampuniku dan meninggalkan kami, maka kami akan menjadi orang-orang yang merugi”.
Kedengkian bisa menyengsarakan orang lain dan merugikan masyaraat. Statemen yang mengandung kedengkian yang dilontarkan dalam media sosial, bisa menimbulkan keresahan tersendiri. Kebencian dan kedengkian sesorang melalu medsos, kadang bisa menimbulkan tawuran antar kelompok.
Sebagaimana diketahui dalam catatan sejarah bahwa perkembangan Islam pada masa khulafaurrasyidin semakin luas. Islam menyebar ke berbagai penjuru dunia. Hal ini menimbulkan ketidak senangan atau iri orang-orang Yahudi. Maka pada masa pemerintahan Usman bin Affan terjadilah pemberontakan yang digerakkan oleh orang Yahudi yakni Abdullah bin Saba’.
Karena dengki atas kejayaan dan kemajuan pemerinatahan Usman, maka Abdullah ini masuk kota keluar kota. Dari desa ke desa lain, Abdullah ini memprovokasi masyarakat untuk melakukan pemberontakan pada Usman bin Affan. Masyarakatpun terpengaruh dan beberapa orang ikut memberontak. Dalam pemberontakan yang dikobarkan oleh Abdullah bin Saba’ ini, Khalifah Usman bin Affan wafat terbunuh.
0 Komentar