Memperdengarkan musik di perpustakaan masih menjadi kontroversi. Musik masih dianggap mengganggu orang belajar dan membaca di perpustakaan. Mereka harus ”methentheng” memelototi tulisan dan tidak boleh ada suara. Maka tak heran bila di banyak perpustakaan ada tulisan Harap Tenang, Dilarang Berbicara. Bahkan ada gambar mulut yang diplester.
Perlu disadari oleh pengelola perpustakaan bahwa tipe orang belajar itu berbeda-beda. Ada orang yang tidak bisa menyerap bacaan bila tidak mendengar musik. Ada orang yang harus dengan menonton televisi ketika belajar. Ada juga orang yang bisa menyerap ilmu pengetahuan melalui diskusi. Bahkan ada yang sambil merokok, baru bisa konentrasi. Tapi memang ada tipe orang yang tidak bisa menyerap bacaan bila ada suara.
Untuk itu pengelola perpustakaan perlu memahami karakter pemustaka dalam rangka penyediaan ruang dan fasilitas bagi berbagai karakter pemustaka tesebut.
Dari berbagai literatur dan praktik dapat dipahami bahwa musik tertentu dapat diperdengarkan di perpustakaan dengan pertimbangan bahwa musik;
1.Sebagai media relaksasi ;
Orang yang membaca dan belajar di perpustakaan dalam waktu tertentu akan mengalami ketegangan otak yang berakibat lelahnya pikiran, mata, dan anggota tubuh lain. Kalau sudah seperti ini, maka kemampuan penyerapan informasi terbatas. Musik memberikan kesempatan bagi tubuh dan pikiran untuk relaksasi yang sempurna. Dalam kondisi relaksasi yang sempurna ini, seluruh sel dalam tubuh akan mengalami reproduksi, penyembuhan alami akan berlangsung. Kemudian produksi hormon tubuh diseimbangkan dan dapat menyegarkan pikiran. Maka pemutaran musik lembut di perpustakaan dapat menyegarkan kembali pikiran.
2. Mampu meningkatkan kecerdasan
Musik mampu meningkatkan kecerdasan telah diteliti secara ilmiah oleh Frances Rauscher dkk dari Universitas California. Bahkan dari penelitian lain membuktikan bahwa bayi selama dalam kandungan merupakan saat yang bagus untuk menstimulasi otak anak agar menjadi cerdas. Sebab pada saat itu otak dalam pertumbuhan. Maka bila dirangsang pertumbuhan intelegensianya, insyaa Allah akan memiliki tingkat intelegnsia yang lebih tinggi bila dibandingkan dengan anak yang tidak dirangsang pengembangannya.
3. Meningkatkan motivasi
Dalam kehidupan seseorang, kadang mengalami kesedihan mendalam. Bisa masalah ekonomi, studi, masalah keluarga, bahkan masalah pergaulan. Sedih yang berkepanjangan akan mengganggu konsentrasi dan malas beraktivitas. Dengan mendengarkan musik yang sesuai keinginan, maka perlahan kesedihan itu akan berkurang. Maka tak heran, orang-orang tua kita dulu senang mendengarkan uyon-uyon Jawa sambil minum kopi dengan santapan pisang goreng anget untuk meghilangkan ksedihan dan kepenatan beraktivitas. Bila kepenatan pikiran ini teah hilang, maka mereka akan bergairah untuk melakukan berbagai aktivitas lagi.
4. Meningkatkan kesegaran
Mendengarkan musik juga bisa menjadi terapi bagi kesehatan dan memperbaiki kualitas hidup orang-orang tua terutama bagi mereka yang menderita alzheimer. Disamping itu, musik juga akan meningkatkan dan memotivasi kinerja karyawan. Maka tak heran bila kita saksikan pekerja linting rokoh di pabrik rokoh itu selalu diperdengarkan lagu dandut. Ternya dengan cara ini mampu meningkatkan produktvotas kerja dengan hasil lintingan yang mampu memenuhi target bahkan lebih dari target.
5.Meningkatkankemampuan mengingat Meningkatan kemampuan mengingat.
Mendengarkan musik bisa meningkatkan daya ingat seseorang dan bisa mengurangi kepikunan. Hal ini bisa terjadi karena bagian otak yang memproses musik itu konon letaknya berdekatan dengan memori. Kemudian di pusat-pusat rehabilitasi, ternyata musik banyak digunakan untuk menangani kepikunan dan diterapkan bagi mereka yang kehilangan ingatan.
6. Meyehatkan jiwa
Dalam dunia kesehatan Islam, tentunya kita kenal nama besar AL Farabi yang nama sebenarnya adalah Ab Nasr AL Farabi (873-950M). Beliau menyatakan dalam bukunya yang berjudul Great Book About Music bahwa musik bisa mendatangkan rasa tenang, bisa digunakan untuk pendidikan moral, mengembangkan jiwa spiritual, mengendalikan emosi, bahkan bisa menyebuhkan gangguan psikologis.
Dari paparan tersebut dapat dipahami bahwa musik bisa mendorong semangat belajar, mengurangi kejenuhan, dan meningkatkan ingatan, dan meningkakan produktivitas. Oleh karena itu kiranya tidak salah bila di perpustakaan dapat diperdengarkan musik lembut sesuai dengan kondisi masing-masing perpustakaan. Dengan alunan musik yang lembut, pemustaka akan memiliki kesan tak terlupakan ketika melakukan kegiatan di perpustakaan.
Lasa Hs
6722
,
0 Komentar