MENGGALI DAN MENGEMBANGKAN POTENSI DIRI
TULISAN 5
Perlu disadari bahwa setiap orang itu memiliki potensi yang dapat dikembangkan secara optimal. Potensi ini perlu digali, dicoba, dilatih, dan dikembangkan terus menerus.
Potensi ini memang ada yang bisa ditemukan sejak dini, tetapi juga dapat ditemukan setelah mengalami berbagai proses kehidupan. Itulah suatu proses mencari jati diri. Namun ada juga yang berteori bahwa potensi diri itu merupakan keturunan. Potensi kepemimpinan misalnya, memang ada yang telah dapat diditeksi sejak kecil (man be born a leader).
Disamping itu ada juga orang menemukan potensi diri setelah mengalami berbagai proses kehidupan, pengalaman, dan pelatihan. Harland Sanders (pemilik Kentucky Freid Chicken) pada umur 6 (enam) tahun, ayahnya meninggal dunia. Ibunyalah yang mengambil peran membesarkan anak-anaknya. Sanders membantu ibunya untuk meneruskan kehidupan, termasuk menyiapkan makanan untuk adik-adiknya. Beliau bekerja srabutan dari satu pekerjaan ke pekerjaan lain sejak menjadi kondektur sampai menjadi agen asuransi selama tiga puluh tahun. Ketika umurnya mencapai 40 tahun, beliau menemukan potensinya dalam memasak terutama ayam goreng. Selama sepuluh tahun Sanders mendalami resep masakan ayam goreng. Baru pada usia 50 (lima puluh tahun) Sanders membuka Restoran Kentucky Fried Chicken. Usaha kuliner ini berkembang pesat, sehingga pada tahun 2012 telah memiliki 37.000 restoran di 120 negara dan wilayah.
Bung Karno yang lulusan teknik dari Technische Hoge School (sekarang ITB) itu justru menemukan potensi diri dalam dunia politik dan menjadi negarawan setelah mengalami berbagai perjuangan panjang, penderitaan, berlatih, dan berguru pada para tokoh politik.
Beliau hanya sebentar tinggal dengan orangtuanya. Ia lalu ikut kakeknya Raden Hardjokromo di Tulungagung lalu pindah ke Mojokerto agar bisa sekolah di Europeesche Lagere School (ELS) yang kemudian melanjutkan ke Technische Hoge School (ITB).
Ketika beliau di Surabaya, beliau berguru politik kepada pimpinan Sarekat Islam H.O.S Tjokroaminoto dan tokoh-tokoh lain. Ketika beliau di Bandung , ia tinggal pada keluarga Haji Sanusi (kerabat HOS
Tjokroaminoto).Di sini beliau dikenalkan dengan tokoh-tokoh nasional; Ki Hajar Dewantoro, Tjipto Mangunkusumo, dan Douwes Dekker dan lainnya. Dari mereka, Bung Karno mendapat ilmu, pengetahuan, dan pengalaman politik. Dari dunia teknik lalu beralih ke dunia politik setelah mengalami berbagai proses kehidupan dari penjara satu ke penjara lain, dari beberapa guru politik dan tokoh akhirnya beliau menemukan potensi diri dan jadilah Proklamator NKRI itu.
Cak Nun yang dikenal sebagai seniman dan kiyai mBeling itu semula kuliah di Fakultas Ekonomi UGM. Merasa bidang itu bukan passionnya, maka beliau keluar. Padahal yang antri masuk ke fakultas ini berjubel. Beliau mengasah diri melalui belajar dengan para seniman dan para pakar seni, mencoba dan mencoba, berlatih terus menerus dengan otodidaknya. Maka jadilah Cak Nun yang sekarang dan lekat dengan Kiyai Kanjengnya itu
Dari contoh ini dapat dipahami bahwa untuk menemukan potensi diri memang perlu proses yang memerlukan ketekunan, percobaan, pelatihan, penderitaan, dan terus berusaha menemukan potensi diri yang bisa disebut dengan minat maupun passion. Minat adalah kecenderungan hati terhadap sesuatu; gairah, maupun keinginan. Passion merupakan minat kuat disertai keinginan yang kuat.
Untuk menjadi profesi apapun (termasuk profesi pustakawan) perlu dikenali, digali, dan dikembangkan terus menerus. Hal ini penting, agar dalam menjalani profesi tidak sekedar menjadi penumpang (passenger) yang masa depannya tergantung orang lain. Dalam berkarir hanya mengikuti arah angin dan aliran air. Sikap seperti ini sulit diharapkan lahir pustakawan yang profesional. Selamanya hanya akan menjadi pengikut (follower) , pelaksana, dan tak ingin berprestasi. Mereka bagaikan penumpang bis yang tidak tau kemana bis itu melaju. Maka perlu upaya menggali dan menemukan potensi diri sejak dini.
BERSAMBUNG
Nologaten, 18 Agustus 2022
Lasa Hs.
0 Komentar