Penulis profesional adalah penulis yang ikhlas memberi dan tidak mengharapkan balasan (royalti, angka kredit, jabatan, popularitas, hadiah). Mereka menyampaikan ilmu, pemikiran, renungan, dan nilai kepada banyak orang yang mereka kenal atau tidak dikenal. Bukankah tangan di atas itu lebih mulia dari tangan di bawah (yaddul ‘ulya khairun min alyadi as sufla).
Dalam hal ini Imam Ghazali penulis buku Ihya’ Ulum Ad Din itu pernah menyatakan :” If you neither a prince nor a child of famous religious leader, do write (apabila kalian bukan anak raja dan bukan anak ulama, maka menulislah). Dari nasehat ini dapat dipahami bahwa betapa mulianya kedudukan penulis yang disamakan dengan anak raja dan anak ulama menurut beliau.
Dari sisi lain dapat dipahami bahwa ilmu yang ditulis oleh penulis/pengarang akan menyebar lebih luas kepada masyarakat. Langkah ini akan memberikan manfat kepada banyak orang. Bukankah Rasulullah Saw pernah menyatakan bahwa sebaik-baik orang adalah mereka yang bisa memberikan manfaat kepada sebanyak-banyak orang (khairun nasi anfa’uhum linnas).
Dalam perjalanan hidup seseorang kadang mengalami kehidupan yang tidak menyenangkan bahkan merasakan kesengsaraan. Kondisi seperti ini dapat ditulis bahkan sangat mungkin menjadi buku best seller. Sekedar contoh adalah Azka Gorbuizer ( 10 tahun) si putra semata wayang motivator terkenal. Dia menulis tentang riwayat hidupnya dalam buku Story of My Life #Azkacorbuzier. Buku ini telah membuka dunia dan pandangan baru bahwa dalam keadaan sulit, seorang Azka dapat menemukan kebahagiaan (Haryono, 2017: 25). Demikian pula dengan nama Gol A Gong yang cacat sejak usia 11 tahun. Dia yang kehilangan tangan kirinya ternyata sempat menjadi atlet badminton dan berhasil mengunjungi 8 (delapan) negara Asia sambil menulis. Novelis produktif ini mula-mula menulis kisah Balada si Ray yang ternyata menjadi buku best seller dan sekaligus melejitkan namanya.
Lasa Hs.
Baca juga : Kumpulan Kitab Hadits
0 Komentar