Dari beberapa literatur dan sumber dapat disampaikan ciri-ciri perbuatan ikhlas, misalnya:
1. Semata-mata mencari ridha Allah
Seluruh kegiatannya diniatkan untuk Allah semata. Mereka tidak peduli apa kata orang tentang perbuatan baik itu. Dibenci atau dipuji, mereka tetap akan berbuat baik. Q.S. Al An’am: 162 menyebutkan ciri-ciri keikhlasan yang artinya :”Katakanlah, sesungguhnya shalatku, ibadahku, hidup dan matiku hanya untuk Allah semata, yakni Tuhan Semesta Alam”.
2. Tidak ingin pujian.
Perbuatan ikhlas tidak ingin mendapat penghargaan maupun pujian. Sebab, kegiatan itu ditujukan untuk mencari ridha Allah. Baginya, pujian dan sanjungan itu bisa menimbulkan kecongkaan dan mengurangi keikhlasan. Keikhlasan ini dapat diibaratkan seperti seorang penggembala kambing yang shalat di tengah-tengah gembalaannya. Sebab kambing tidak akan memuji shalat pengembala itu.
3 .Tidak riya’
Tidak sedikit orang yang merasa senang bila dipuji, dan sedih bila dibenci perbuatannya. Mereka “kumalungkung” bila disanjung dan kecil hati bila dimaki.
Riya’ merupakan perilaku memperlihatkan kebaikan agar dipuji dan disanjung terutama disanjung di ranah publik.
Menunjukkan kehebatan diri kadang dipandang sebagai hak yang mampu menaikkan gengsi dan martabat. Hal ini memang merupakan realita yang sering dianggap benar. Namun dalam koridor agama dan moral, maka hal tersebut merupakan hal yang kurang pantas.
Riya’ dan semacamnya dapat dikategorikan sebagai perbuatan syirik meskipun termasuk syirik kecil. Dalam hal ini, Rasulullah Saw bersabda yang artinya:” Akku sangat mengkhawatirkan kamu sekalian dari perbuatan syirik kecil. Kemudian para sahabat bertanya.”Apa yang dimaksud dengan syirik kecil Ya Rasulullah?. Beliau menjawab, yakni riya’) (HR. Ahmad, Thabrani, dan Baihaqi).
4.Tidak nifaq
Nifaq merupakan sikap atau perilaku yang dilakukan yang sebenarnya bertentangan dengan kata hatinya. Lain di mulut lain di hati. Aktivitas ini dilakukan semata-mata untuk menipu pihak lain demi keuntungan diri dan kelompok. Maka mereka tidak segan-segan menjadi penumpang gelap. Mereka selalu mencari peluang berpura-pura pahlawan. Namun dalam hatinya adalah pengkhianat. Nifaq dapat dikatakan sebagai saudara kandung dusta. Sebab keduanya menciptakan kebohongan publik dan merusak hakikat kebenaran.
Nifaq muncul dari hati yang kurang ikhlas dan cenderung merusak sistem kemasyarakatan. Sebab kebohongan-kebohongan yang disebarluaskan itu akan menimbulkan keresahan, kegelisahan, bahkan permusuhan.
5.Serius dalam berkegiatan
Orang-orang yang ikhlas akan melakukan kegiatan sama-sama serius antara dilihat maupun tidak dilihat orang maupun sendiri. Mereka tetap serius dan sungguh-sungguh beraktivitas, dilihat pak kyai maupun dilihat sapi.
Nologaten, 12 September 2022
Lasa Hs.
0 Komentar