Setiap orang memiliki idola. Tanpa kecuali saya sebagai salah satu pustakawan di Indonesia memiliki idola dalam profesi pustakawan, beliau adalah sosok Lasa Harsana atau dikenal dengan sebutan Lasa Hs. Alasan pertama saya mengidolakan bapak Lasa Hs selain pernah berguru langsung sebagai anak didiknya waktu belajar di bangku kuliah S1, sampai saat ini beliau adalah sosok pustakawan yang begitu dekat dan melekat dalam perjalanan karier saya sebagai pustakawan. Yang kedua, saya anggap beliau adalah sosok begawan pustakawan yang tak kenal lelah. Di usianya yang saat ini sudah memasuki kepala tujuh, etos kerja dan keteladanan nya sungguh melampaui batas seperti layaknya sosok seumuran beliau. Purna tugas dari UGM bukanlah penghujung waktu untuk saatnya kembali kepada keluarga. Saya melihat sosok Lasa Hs yang saya kenal adalah seorang loyalis dengan penuh dedikasi. Amanat yang diberikan UMY untuk menjabat sebagai kepala perpustakaan UMY dirasa sangat berat kala itu melihat keadaan Perpustakaan sebagaimana keadaan yang tidak dapat saya gambarkan disini.
Melalui kerja kerasnya selama 2 periode kepemimpinan di Perpustakaan UMY, menghasilkan manajemen yang tertata dan terencana dengan baik dengan out put meningkatnya kuantitas maupun kualitas dari sisi kelembagaan maupun SDM di Perpustakaan UMY. Sepenggal kisah ini akan mencoba menggambarkan jejak pemikiran sosok Lasa Hs sebagai Pustakawan tak kenal lelah.
KESEDERHANAAN DAN KERJA KERAS
Lasa Hs lahir dan dibesarkan dari kalangan keluarga yang sangat sederhana. Tepat pada tanggal 1 Januari 74 tahun silam beliau dilahirkan.Lasa kecil sebagaimana orang desa pada umumnya yang hidup dengan tingkat perekonomian menengah kebawah.Kondisi itu tidaklah lantas menyurutkan tekad dan semangatnya untuk memacu dan berusaha berubah untuk lebih baik. Kesederhanaan tekad dan kerja kerasnya mengurai dalam motivasi terbesarnya adalah menjadi pribadi yang lebih baik dari kedua orang tuanya yang waktu itu tidak mampu baca tulis sebagaimana masyarakat di lingkungan desa tempat tinggalnya. Rutinitas yang layak untuk diteladani adalah konsistensi beliau bangun dini hari di setiap harinya.Bukan hal yang mudah ditengah kesibukan beliau sebagai kepala perpustakaan yang juga kepala konsorsium organisasi pustakawan Muhammadiyah dan ‘Aisyiyah seluruh Indonesia.
Kesibukan dan padatnya agenda tiap harinya sudah tentu sangat melelahkan disaat usia beliau yang saat ini sudah memasuki 74 tahun. Sebagai pribadi yang sederhana tercermin akan perangai yang begitu polos apa adanya tidak sedikitpun melihatkan beliau adalah sosok yang dituakan di lingkungan tempat tinggalnya sebagai seorang mubalig, (mbah kaum) begitu juga identitas yang melekatnya sebagai anggota Majelis Pustaka PP Muhammadiyah. Rutinitas bangun dini hari untuk menyegerakan membaca dan menulis adalah salah satu konsep manajemen waktu yang tidak pernah lelah beliau jalankan. Begitu juga seruan untuk melakukan kebiasaan tersebut kepada siapa saja yang dekat dengan beliau pasti akan terucap kata yang sama sebagaimana keteladanan yang layak untuk diikuti. Tanpa beliau sadari manajemen waktu yang beliah diterapkan sampai saat ini telah mampu melahirkan berbagai macam karya tulis dengan berbagai macam kajian ilmu.
Mempunyai hobi gemar membaca lantas tidak melupakan hobi yang melekat sejak kecil yaitu bersepeda (pit pitan). Jangan heran jikau saat ini muncul pesepeda musiman di masa pandemic ini, penulis yakin beliau masih mampu bersanding dengan mereka untuk menempuh jarak lebih dari 25 KM. Ayah dari 4 orang anak yang semuanya adalah tenaga medis. Kerja keras dan semangatnya terjawab sudah kala itu di bulan juni tahun 2020 anak bungsunya resmi menikah. Sehingga dari keempat anak beliau, mulai yang pertama adalah seorang perempuan berprofesi sebagai apoteker (UGM), 2 anak laki-lakinya adalah seorang dokter hewan (UGM) dan 1 lagi anak perempuan beliau adalah seorang yang berprofesi sebagai Ahli Gizi (UGM). Ini merupakan bukti dari perjuangan beliau yang mengedepankan kesederhanaan dalam setiap kerja kerasnya untuk semata-mata mewujudkan segala impian.Tentu tidak mudah dengan hanya mengandalkan profesi beliau sebagai PNS di suatu lembaga pendidikan perguruan tinggi kala itu.
Demi tujuan dan cita-cita yang sudah bulat semua dikerjakan supaya dapat membahagiakan keluarganya.Tidak sekedar dapur ngebul tekat beliau adalah kebahagiaan yang cukup namun juga tidak terasa pedih jika dirasakan.Berdakwah, menulis, pasrah manten, mengurus masjid, mengurus jenazah bahkah sebagai jagal sapi beliau jalankan dengan baik.Keterampilan seorang Lasa Hs, dapat diperolehnya melalui otodidak membaca buku dan perpustakaan adalah tempat favoritnya dalam mencari informasi yang dibutuhkan. Oleh sebab itulah kenapa beliau lebih memilih perpustakaan dari pada sastra, sebagaimana disiplin ilmu beliau adalah seorang sarjana sastra arab di UGM. Seperti pada umumnya seseorang yang telah memiliki jam terbang tinggi di dalam masyarakat. Beliau memiliki visi dalam hidupnya adalah “memberikan manfaat kepada sebanyak-banyaknya orang”.Usia boleh tua namun disisi lain Lasa Hs memiliki jiwa muda yang selalu berseri seri, inovatif, kreatif selalu beliau tunjukan untuk menuntun kami yang muda untuk menjadi pribadi yang tangguh. Dengan kemauan yang kuat, usaha yang maksimal dan doa penuh ketulusan menjadikan visi itu tampak benar-benar nyata hingga saat ini.
PRIBADI YANG SHOLEH
Terdapat dua point yang mendasar dari pemikiran seorang Lasa Hs. Meningkatkan spiritualitas dan kinerja para pustakawan.(MPI PP Muhammadiyah, 2015).Untuk menerapkan nilai religiusitas di lingkungan tempat kerja, tampak poin yang pertama hal tersebut sampai saat ini terus dijalankan secara kontinyu mewajibkan untuk seluruh stafnya 15 menit sebelum perpustakaan harus tadarus bersama. Tak hanya untuk para pustakawan saja, untuk menjaga kelangsungan nilai Islami di lingkungan perpustakaan UMY, beliau menginisiasi dengan membuat kebijakan yang ditujukan kepada seluruh civitas akademika UMY untuk dapat mengaji dulu meskipun 1 ayat. Dan sampai saat ini model layanan “perpus mengaji” menjadi sarana layanan religiusitas di lingkungan perpustakaan UMY.Melalui perpus mengaji perpustakaan setidaknya sudah mampu menunjukan perannya sebagai lembaga yang telah memberikan nilai transformasi spiritualitas kepada penggunanya. Baik yang biasa mengaji akan lebih baik dalam memprioritaskan waktunya untuk mengaji membaca Al-Quran dan yang belum terbiasa mengaji supaya terketuk hatinya untuk dapat seperti teman-temanya yang sudah terbiasa secara rutin dalam kesempatan waktunya untuk membaca Al-Quran.
Manajemen berbasis Al-Quran, sebagaimana perintah yang telah dianjurkan dalam surat Al-‘Asr ayat 1-3 yang artinya, “ demi masa, sungguh, manusia berada dalam kerugian, kecuali orang-orang-orang yang beriman dan mengerjakan kebajikan serta saling menasehati untuk kebenaran dan saling menasehati untuk kesabaran”.(Al-Quran dan Terjemahnya, 2013). Beliau mencoba menarasikan setiap kesempatan adalah peluang untuk berbuat baik dengan melahirkan sesuatu yang bermanfaat baik bagi diri sendiri dan orang lain. Seperti halnya surat Al-‘Asr yang turun di Mekah dengan pesan nilai ketuhanan yang membentuk keteladan dalam memanfaatkan waktu. Setidaknya melalui perpus mengaji beliau sudah mampu meletakan nilai spiritualitas bagi pemustaka di Perpustakaan UMY. Dari sekedar membaca 1 sampai 2 ayat pemustaka selanjutnya dapat mengisi form absensi perpus mengaji yang sudah disiapkan petugas. Dengan demikian setiap akhir khatam dari sistem paralel surat ke surat yang telah dibaca dapat dipantau siapa saja pemustaka yang paling aktif berkunjung dan membaca Al-Quran, selanjutnya untuk meningkatkan nilai dan semangat Ta’awun (berbagai) maka perpustakaan dapat memberikan Reward (penghargaan) terhadap 3 pemustaka yang paling aktif berkunjung dan mengaji di Perpustakaan.
Ketegasan Lasa Hs, sebagai seorang pemimpin sudah tidak diragukan lagi. Prinsip manajemen berbasis Al-Quran beliau terapkan dalam membentuk karakter dan kedisiplinan anak buahnya.Hal itu terbukti dengan sistem rotasi kerja setiap tahunya yang diberlakukan untuk seluruh stafnya.Tujuan dari rotasi kerja diantaranya adalah untuk mendidik, kepekaan dan mencoba membuka cakrawala wawasan yang luas dari seluruh stafnya untuk mengerti dan dapat melaksanakan semua bidang layanan yang ada di Perpustakaan se UMY. Terkait perkembangan TI dengan segala konsekuensinya beliau sangat terbuka dan siap menerima saran dari para stafnya terkait perubahan dan perkembangan yang harus segera diselesaikan di Perpustakaan UMY. Kedekatan seorang Lasa Hs, tidak terbatas sebagai atasan dan bawahan di perpustakaan UMY.Beliau adalah seorang bapak bagi seluruh staf perpustakaan.kepedulian beliau untuk memajukan perpustakaan secara menyeluruh terbukti dengan selalu mendorong kerja keras dengan segala perubahan yang harus segera diwujudkan. Transformasi ilmu yang beliau sampaikan mengalir begitu saja bagaikan setiap saat kita mendapatkan pendidikan formal yang terhitung lebih dari 4 SKS dalam setiap tahun pelajaran yang kita laksanakan. Beliau tidak henti-hentinya mendorong para stafnya untuk berani menuangkan sebuah ide atau gagasan melalui tulisan.Komunikasi adalah salah satu kunci yang beliau tekankan untuk kami selaku stafnya.Dalam setiap harinya selain setiap pagi sebelum memulai pekerjaan kita awali dengan tadarus dan dilanjutkan sedikit evaluasi dalam satu hari pelaksanaan tugas masing-masing unit kerja, beliau juga mendorong semua stafnya untuk berani tampil disetiap organisasi-organisasi apapun yang sifatnya membangun etos kerja yang produktif.
Dalam hal ini beliau tidak sebatas menyuruh, melainkan mencontohkan langsung tips meningkatkan komunikasi yang baik didepan forum. Melalui kultum setiap jumat kami selaku stafnya diwajibkan bergiliran untuk setidaknya kultum selama 5 menit dengan topic yang selalu berganti-gati.Tentu ini sangat membantu bagi kami sebagai pustakawan agar supaya dapat berkomunikasi dengan baik, terlebih ketika kita ditugaskan dalam bagian informasi maupun ketika kita dihadapkan harus berbicara dengan atasan di tingkat universitas.Seperti yang dikemukakan Gelder, yang menyebutnya “ The brand strategy defines what the brand is supposed to achieve in term of consumer attitudes and behavior”. Apa yang seharusnya dicapai suatu brand dalam kaitanya dengan sikap dan perilaku konsumen.(Gelder, S.V, 2005).
Lasa Hs, mencoba memberikan warna kepada semua stafnya sehingga diharapkan melalui berbagai peran yang dilakukan setiap pemustaka dengan berbagai macam perilaku yang harus dilayani bukan menjadi masalah untuk kita tidak dapat memberikan service excellence.Latar belakang sebagai manusia yang berjiwa social tinggi.Selain belajar di lembaga formal beliau juga aktif di berbagai lembaga non-formal. Diawali pada tahun 1962-1965 beliau menjadi pengurus PII (Pelajar Islam Indonesia) Nogosari Boyolali. Kemudian pada tahun 1973-1965 beliau menjadi pengurus Ranting Muhammadiyah Caturtunggal Depok Sleman.Di Tahun 1975-1979 beliau mengemban amanah menjadi ketua Pemuda Muhammadiyah Depok Sleman.Dan hingga sampai saat ini beliau mengabdikan dirinya menjadi pengurus Majlis Pustaka dan Informasi PP Muhammadiyah dari Tahun 1995.
Latar belakang organisasi kemahasiswaan sebagaimana aktivis mahasiswa di eranya.Beliau juga tergabung sebagai anggota HMI (Himpunan Mahasiswa Islam) komisariat Fakultas Sastra dan Kebudayaan UGM pada tahun 1973-1979.Menjadi pengurus BP 3 SDN Caturtunggal IV dan SD Muhammadiyah Sapen pada tahun 1985-1991.Pengurus FORTAMASI UGM pada tahun 1999-2000.Dalam organisasi kepustakawanan beliau pernah menjabat sebagai wakil ketua Forum Perpustakaan Perguruan Tinggi Indonesia atau FPPTI DIY. Dan pada tahun 2012-2015 beliau ditunjuk sebagai anggota pengurus Dewan Perpustakaan DIY, asesor prodi Ilmu perpustakaan BAN PT Dikti . Dalam bidang Redaksional, beliau pernah menjadi anggota redaksi Mentari PDM Kota Yogyakarta, bulletin AL-Fata, Agritech,(Fakultas Pertanian UGM), Gema Mahasiswa INTAN, Media Informasi (Perpustakaan UGM). Hingga sampai pada saat ini beliau masih menjadi reviewer Berkala Ilmu Perpustakaan dan Informasi (Perpustakaan UGM) dan Unlib (Direktorat Perpustakaan UII). Pada bidang pengembangan kepustakawanan, beliau pernah menjadi anggota Tim Penilai Angka Kredit Jabatan Fungsional Pustakawan UGM, UII dan UPN Veteran. Bagai gayung bersambut karena kecintaan dan kepedulian beliau terhadap pengembangan perpustakaan.rasanya tidak dicukupkan sampai sampai di UMY saja pengabdian beliau menggawangi perpustakaan, namun faktanya hingga sampai saat ini beliau juga masih diamanahi sebagai Ketua FPPTMA (Forum Perpustakaan Perguruan Tinggi Muhammadiyah ‘Aisyiyah) se Indonesia.
PUSTAKAWAN SEBAGAI IBADAH
Sebagai lulusan sarjana sastra arab lantas tidaklah menyurutkan tekad beliau dalam mengambil perannya sebagai seorang pustakawan. Menekuni sebagai pustakawan diawali sebagai peserta training.Perjalanan karier beliau dibidang ilmu perpustakaan dimulai dengan mengikuti diklat-diklat beliau juga telah mengikuti Penataran Tim Penilai Angka Kredit Jabatan Fungsional Pustakawan Tingkat Nasional di Jakarta.Perpustakaan di UGM pada tahun 1973 sampai oktober 2006.Dilanjutkan bekerja di Perpustakaan Akademi Arsitektur YKPN, Perpustakaan sastra dan ilmu budaya UGM, fakultas Kehutanan UGM, dan juga Institut Pertanian INTAN Yogyakarta. Disisi lain tidak sebatas sebagai pustakawan, Lasa Hs, adalah sosok pendidik atau dosen di berbagai kampus yang diantaranya adalah Akademi Manajemen Putra Jaya Yogyakarta (1985-1990), Institut pertanian INTAN Yogyakarta (1983-2006), UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta (1999-2017). Dan selanjutnya beliau juga mengajar di fakultas Ilmu Sosial dan Politik UGM (1992-2017), Pascasarjana UGM UGM 2004, menjadi tutor Diploma dan S1 Ilmu Perpustakaan di FISIP UT Surakarta dan DIY. Pada tahun 2006 beliau ditugaskan menjadi kepala Bidang Pelayanan Perpustakaan UGM.
Totalitas beliau dibidang ilmu perpustakaan ditunjukan dengan melanjutkan S2 pada Magister Manajemen Informasi dan Perpustakaan di UGM. Sepanjang karirnya beliau juga pernah meraih jabatan sebagai Pustakawan Utama, Pembina Utama, pada golongan IV/e (setara guru besar) dengan angka kredit di UGM. Dalam mengembangkan khasanah keilmuan di bidang ilmu perpustakaan beliau merupakan sosok yang sangat produktif.Karyanya berupa artikel, makalah, buku, biografi, kamus, sampai ensiklopedia mengurai di rak-rak perpustakaan ke penjuru tanah air.Melalui ide dan gagasan beliau mampu menginspirasi bagi pembacanya secara sederhana dan mudah dipahami.
Dari pengalaman yang telah tertunaikan.Hingga akhirnya beliau purna tugas sebagai pustakawan di UGM.Tak heran jika saat ini beliau mengemban amanah sebagai kepala perpustakaan di UMY, dengan melakukan banyak perubahan kearah yang lebih baik tentunya.Terlepas dengan berbagai pengabdian beliau untuk perkembangan organisasi perpustakaan.ternyata beliau tetap mampu mengambil peranya dengan baik, melalui majemen Al-Asrnya menurut kami selaku anak didiknya, beliau cukup dengan mudah membagi waktu pekerjaan dan prioritas yang harus dilakukan. Aktif menulis dengan slogan beliau “ jangan tidur sebelum membaca dan jangan mati sebelum menulis” adalah sepenggal energy yang kami dapatkan dari beliau. Pada kesempatan lain, beliau juga pernah mengutarakan bahwa “menulis itu hidup, menghidupi, dan menghidupkan”.(Lasa Hs, 2012). Menjalani tugas sebagai pustakawan adalah salah satu amanah yang harus disyukuri, karena dengan bersyukur semua dapat diterima sebagai ibadah yang kelak menemani kita di akhirat.(Lasa Hs, 2020).
KARYA
Ide dan gagasan adalah hak setiap dalam mengekspresikan segala harapan yang diinginkan. Seorang Lasa Hs adalah salah satu contoh pustakawan tak kenal lelah yang karyanya selalu hadir di sepanjang perjalanan pengabdianya sampai saat ini.(M Yunan Yusuf, 2005).Meskipun berprofesi sebagai pustakawan beliau merupakan sosok yang fenomenal di samping pustakawan pada umumnya di Indonesia.tak terbatas di bidang perpustakaan saja, melainkan pada bidang yang lain, seperti membaca, menulis, sastra, agama Islam dan Kemuhammadiyahan beliau mampu merumuskan gagasannya melalui sepenggal pena yang saat ini mampu menginisiasi setiap orang yang membacanya. Dengan semboyan yang selalu digelorakan “ publish or perish” terbit atau tenggelam yang betul-betul mampu diimplementasikan sepanjang karir beliau yang semua ini bukanlah sebagai wacana belaka.
Berbagai artikelnya sampai saat ini dapat di download melalui lib.ugm.ac.id dan juga repository.umy.ac.id. Yang sebelumnya telah terbit di berbagai media massa di tanah air.Buku-buku karya beliau semakin menegaskan bahwa sosok Lasa Hs, adalah benar-benar mentor bagi para pustakawan. Seperti kamus istilah Ilmu perpustakaan (kanisius 1990,1994). Tidak banyak pustakawan di Indonesia sampai saat ini yang serius benar-benar melihat dalam dimensi lain dimana pada umumnya orang melihat itu sebagai dialektika yang sangat sulit untuk dirumuskan, seorang Lasa, Hs mampu menjawab itu semua dengan sebuah karya. Dan itu merupakan bukti riil bahwa beliau merupakan Begawan dalam perpustakaan yang paham betul tentang istilah dalam dunia perpustakaan dengan segala perkembangannya yang direvisi secara berkala.
Hingga akhirnya pada tahun 2017 Kamus istilah perpustakaan direvisi untuk kesekian kalinya menjadi Kamus istilah Kepustakawanan Indonesia setebal 726 halaman yang diterbitkan oleh Graha Ilmu.Di tahun yang sama beliau juga telah menerbitkan salah satu karyanya yang berjudul Manajemen Sumber Daya Manusia Perpustakaan (Ombak, 2017), dan Manajemen Standarisasi Perpustakaan PTMA (MPI PP Muhammadiyah, 2017). Adapun karya beliau yang lain di tahun 1998, telah terbit buku yang berjudul “ Jenis-jenis Pelayanan Informasi Perpustakaan” (GMU Press, 1998), “Petunjuk Pengelolaan Perpustakaan Masjid” (GMU, 1998), “Katalogisasi Perpustakaan Muhammadiyah” (MPI PP Muhammadiyah, 1998). Pada tahun 1998 setidaknya beliau telah mampu menerbitkan 5 judul buku. Dalam sebuah wawancara disampaikanya “ apalah artinya segepok ijazah, kalau toh ilmunya tak disampaikan.
Merujuk penelitian dari Zulmaisar dengan topic analisis sitiran, pada tugas akhir mahasiswa jurusan ilmu perpustakaan dan kearsipan, Universitas Negeri Padang tahun 2010-2012.Seorang pustakawan bernama Lasa, Hs menempati urutan kedua setelah Prof Sulistyo Basuki dengan jumlah sitiran 57. Ini merupakan bukti rill sebagaimana ide dan gagasan beliau sebagai pustakawan di Indonesia, sampai saat ini telah mampu menginisiasi dalam pengembangan perpustakaan di Indonesia. Adapun judul-judul buku yang lain diantaranya, “Membina Perpustakaan Madrasah dan Sekolah Islam”, “Gairah Menulis”, “Manajemen Perpustakaan”, “Menulis itu Segampang Ngomong”, “Muslim yang dicintai Allah”, “Mahligai Rumah Tangga”, Menaklukan Redaktur, “Menuju Masyarakat Anti Korupsi”, dan ”Ensiklopedia Muhammadiyah”.
HARAPAN
Tidak sedikit di awal karirnya sebagai pustakawan orang ragu akan kepiawaiannya. Sastra arab adalah pendidikan formal yang ia miliki sebagai awal dari perjalanan karirnya sebagai pustakawan. Siapa sangka sebelumnya, bahwa melalui keahlian yang ia miliki, Lasa Hs, sebagai pustakawan yang ahli dalam bidang bahasa arab justru membawanya dalam pusaran informasi yang sampai saat ini tidak banyak pustakawan yang mampu berbahasa arab di Indonesia. Sebagai juru dakwah, penulis, asesor, tim penilai, reviewer, juri yang beliau dapat jalani dengan seimbang. Pesan beliau kepada kami adalah, untuk menjadi orang yang besar, pasti ada rintangan yang akan dihadapi. Perlu kedewasaan dan kecerdasan emosional yang didasari nilai spiritualitas yang tinggi untuk melewati itu semua.
Sepenggal kisah perjalanan Lasa, Hs. Melalui pemikiran, dedikasi, dan perjuanganya.Sungguh bagi kami beliau adalah sosok yang sangat inspiratif.Dengan segala ide dan gagasan, saat ini kita dapat merasakan manfaatnya dalam perkembangan dunia perpustakaan di Indonesia. Tentunya masih banyak banyak tokoh lain di bidang Ilmu Perpustakaan yang memiliki warna dan corak pemikiran yang beraneka ragam, dan semua itu dicurahkan hanya untuk kemajuan ilmu perpustakaan di Indonesia.
RIWAYAT PENDIDIKAN
Riwayat pendidikan Lasa, Hs diawali dari pendidikan dasar di Sekolah Rakyat Islam Mamba’ul Ulum di Boyolali dimana tanah kelahiran beliau.Melanjutkan pada pendidikan berikutnya adalah di Madrasah Tsanawiyah Al-Islam di Boyolali juga. Untuk pendidikan menengah atasnya, beliau memutuskan untuk sedikit agak jauh dari tempat tinggal beliau yaitu di kota Surakarta pada Madrasah Aliyah Al-Islam. Sesuai dengan profesinya yang selama ini melekat dalam diri beliau, seolah beliau adalah alumni lulusan ilmu perpustakaan pada jenjang pendidikan S1nya.Namun bukanya Ilmu perpustakaan melainkan Sastra Arab, jebolan Fakultas Sastra dan Kebudayaan Universitas Gadjah Mada (UGM). Dan sebagai pelengkap keilmuan dalam bidang perpustakaan beliau juga menempuh pendidikan Pascasarjana Magister Manajemen Informasi dan Perpustakaan di UGM. Adapun pendidikan non formal di bidang ilmu perpustakaan yang pernah beliau tempuh diantaranya seperti, Trening Perpustakaan UGM (1973), Penataran Perpustakaan di Kopertis Wilayah V, Sertifikasi Ahli Perpustakaan Fak. Sastra UI. Dalam memperkuat keilmuan di bidang jurnalistik beliau juga pernah magang di pengolahan terbitan berkala UPT Perpustakaan ITB, begitu juga beliau telah mengikuti penataran tim penilai angka kredit pustakawan tingkat nasional di Jakarta.
Oleh : M. Jubaidi
DAFTAR PUSTAKA
Al-Quran dan Terjemahnya. (2013). Bandung: As-salam.
Gelder, S.V. (2005). Global Brand Strategy. Kogan Page, London.
Lasa Hs. (2012). Catatan Sebuah Langkah, Pidato Pelepasan sebagai Pustakawan Utama di UGM. UGM.
Lasa Hs. (2020). Profesi yang sangat mulia.
M Yunan Yusuf. (2005). Ensiklopedi Muhammadiyah, 2005;308-309. RajaGrafindo Persada.
MPI PP Muhammadiyah. (2015). 100 tokoh Muhammadiyah. MPI PP Muhammadiyah, Yogyakarta.
0 Komentar