Pahlawan Nasional berasal dari Muhammadiyah ini ditetapkan sebagai Pahlawan Nasional RI berdasarkan Keputusan Presiden Nomor 085/TK/2003 tanggal 6 November 2003. Nani Wartabone pernah menggerakkan roda Muhammadiyah di Gorontalo Sulawesi Utara.
Putra Zakaria Wartabone ini sejak sekolah tidak senang pada sikap Belanda. Sebab guru-gurunya selalu memuji Belanda dan merendahkan bangsa Indonesia. Bahkan beliau pernah melepaskan tahanan ayahnya karena tidak tega melihat rakyat yang dipenjara.
Nani Wartabone sekolah di Surabaya dan saat itu (1923) beliau mendirikan Jong Gorontalo di Surabaya. Gerakan ini merupakan langkah awal untuk kemerdekaan Indonesia.
Pada tahun 1928, beliau pulang ke Gorontalo mendirikan hulango. Yakni perkumpulan para petani. Disamping itu, ia juga membentuk Partai Nasional Indonesia/PNI dan Partindo. Namun dalam perkembangannya kedua partai ini dibubarkan. Kemudian beliau mulai aktif menggerakan persyarikatan Muhammadiyah.
Penyandang gelar adat Pulangga “Tato Duluwa Lo Lipu” (Sang Pembela Negari) ini pada tanggal 23 Januari 1942 beliau berhasil menggerakkan rakyat untuk berontak pada Belanda. Pasukan yang digerakkannya berhasil menangkap para pejabat Belanda termasuk asisten residen, kepala kontrol, bahkan kepala polisi. Ribuan penduduk keluar rumah berdemonstrasi dan berhasil menduduki kantor-kantor pemerinatahan Belanda. Dengan demikian, pemerintahan beralih dari tangan
Belanda pada masyarakat Gorontalo. Konon peristiwa ini disebut sebagai proklamasi kecil.
Peristiwa ini bukan saja bernuansa politik dan nasionalisme. Akan tetapi ada nilai-nilai budaya. Sebab dalam lembaga budaya Gorontalo terdapat petuah yang berbunyi Bangusa talalo yang berarti Bangsa harus dijaga. Juga ada petuah Lipo poduluwalo yang berarti Tanah Air harus dibela. Cita rasa budaya seperti inilah yang mengusik Nani Wartabone dalam menggerakkan masyarakat untuk melawan penjajahan Belanda.
Pengagum Bung Karno ini memang pernah tinggal bersama Bung Karno beberapa minggu di Bandung. Nani Wartabone juga sering berdiskusi dengan tokoh-tokoh nasional seperti H.O.S. Tjokroaminoto, Mohammad Yamin, Bung Tomo dan lainnya.
Namanya diabadikan untuk Taman Nasiona Botani Nani Wartabone di kota Gorontalo Sulawesi Utara.
Lasa Hs
(Sumber: Ensiklopedi Muhammadiyah 2.0 Membangun Indonesia Berkemajuan, 2022: 457).
0 Komentar