Motivasi sangat diperlukan dalam kehidupan manusia. Dengan motivasi tinggi, orang
akan bergairah dalam hidup dan kehidupan mereka. Sebaliknya, orang yang motivasinya rendah,
maka seolah-olah hidup ini kurang menggarirahkan.
Mereka yang memiliki motivasi tinggi ingin selalu berprestasi. Mereka memacu dirinya
sendiri untuk berkompetensi, berusaha untuk menjadi yang terdepan, atau berusaha menjadi
orang pertama dalam bidang tertentu. Upaya pencapaian prestasi ini disebut dengan achievement
motivation atau needs for achievement.. Motif berprestasi ini merupakan dorongan dalam
menyelesaikan kesukaran dan berusaha untuk melebihi prestasi orang lain. Oleh karena itu, motif
berprestasi ini dapat dipahami sebagai motif untuk mendorong individu dalam usaha mencapai
keberhasilan dan kesuksesan. Kompetisi ini tidak harus diukur dengan prestasi orang lain, tetapi
juga dapat diukur dengan prestasi diri sendiri sebagai ukuran keunggulan (standard of excellent).
Disamping itu, dengan motivasi tinggi orang akan terdorong untuk memiliki keberanian
meskipun tadinya takut. Sekedar contoh adalah bahwa pada masa Nabi Muhammad Saw terjadi
perang Badr.Pada saat itu umat Islam mendapat kemenangan dalam berperang melawan orang-
orang kafir.Saat itu pasukan Islam hanya berjumlah sekitar 300 (tiga ratusan tantara. Sedangkan
pihak musuh kafir Quraisy lebih dari 1.000 (seribu) pasukan. Berkat pertolongan Allah dan
motivasi berani maju perang itu tinggi, maka perang itu dimenangkan oleh umat Islam.
Sebaliknya, dalam perang Uhud, umat Islam mendapatkan kekalahan. Hal ini disebabkan
karena sebagian kelompok orang Islam saat itu tergiur oleh materi yakni rampasan perang.
Mereka tidak mengindahkan perintah Rasulullah Saw. Dalam perang ini gugurlah Hamzah
sebagai syuhada’ Uhud dan dimakamkan di Gunung Uhud.
Pada masa pemerintahan Khalifah Umar bin Khattab r.a. terjadilah peperangan antara
umat Islam melawan orang kafir Persia. Pada saat itu Khalifah Umar bin Khattab berhasil
mengumpulkan sekitar 14.000 pasukan sabilillah. Peristiwa yang terjadi pada tahun ke 14
Hijriyah itu juga diikuti oleh Khansa’ binti Amran dan keempat anak-anaknya yang semua laki-
laki. Khansa’ adalah seorang janda dan penyair terkenal sehingga kata-kta hariannya bernada
syair dan berupa fatwa-fatwa berharga.
Sebelum maju perang, Khansa’ memberikan motivasi dan semangat kepada keempat
putra-putranya itu. Kata-kata itu antara lain:”Wahai putra-putraku, kamu sekalian telah memilih
Islam dengan ridha dan penuh kesadaran. Demi Allah yang tiada Tuhan selain Allah,
sesungguhnya kamu sekalian adalah putra-putra dari seorang laki-laki dan wanita. Aku tidak
pernah menghianati ayahmu. Aku tidak pernah menjelek-jelekkan saudaramu yang lain. Aku
juga tidak pernah mengubah persahabatan kamu. Kamu sekalian telah mengerti pahala yang
disediakan oleh Allah untuk kaum muslimin yang memerangi orang-orang kafir. Ketahuilah
wahai putra-putraku bahwa kampung yang kekal itu lebih baik daripada kampung yang fana”.
Kemudian Khansa’ menyitir ayat Al QUr’an S. Ali Imran: 200) yang artinya:” Wahai orang-
orang yang beriman, bersabarlah kamu dan kuatkanlah kesabaranmu dan tetaplah bersiap siaga
(di perbatasan negerimu) dan bertaqwalah kepada Allah sepaya kamu beruntung”.
Sejenak Khansa’pun terdiam lalu melanjutkan nasihatnya :”Kalau kalian bangun esok
pagi dalam keadaan selamat, maka keluarlah untuk berperang melawan musuh-musuh Allah.
Gunakan semua pengalamanmu dan mohonlah pertolongan kepada Allah. Apabila kalian
melihat api peperangan semakin berkobar, maka masuklah ke tengah-tengah kobaran perang
itu, raihlah puncak kobaran perang itu. Semoga kalian mendapatkan kejayaan dan balasan yang
terbaik di kampung yang abadi kelak”.
Mendengar nasihat ibunya yang bijak itu, keempat anak itu melangkahkan kaki dengan
mantap maju ke medan perang. Di tengah-tengah berkecamuknya peperangan itu, keempat
saudara sekandung itu saling memotivasi dalam memperjuangkan kalimat-kalimat Allah. Mereka
bertambah semangat ketika melihat pedang mengkilat. Tekad merekapun semakin kuat ketika
melihat darah muncrat. Merekapun menggebu-gebu ketika melihat mayat-mayat terkapar beku
membisu.
Setelah perang usai, orang-orang kafir Persia menderita kekalahan dan umat Islam
mendapatkan kemenangan yang gemilang. Kemudian dilakukan pendataan para syuhada’ yang
gugur di medan perang itu. Dari pendataan ini diketahui bahwa keempat putra-putra Khansaa’ itu
semuanya gugur sebagai syuhada’. Begitu mendengar kabar tentang gugurnya putra-putranya itu,
Khansa ‘ tetap tenang. Beliau berdo’a “Segala puji bagi Allah yang telah menganugerahkan
kepadaku dengan mansyahidkan anak-anakku. Aku mengharapkan dari Tuhanku agar Allah
mengumpulkan aku dan anak-anakku di tempat tinggal yang abadi dengan rahmat Allah”. Dari
peristiwan ini kemudian penyair ini lebih dikenal dengan sebutan Khansa’ binti Amru Ummu
Syahid.
Orang-orang yang berprestasi selalu berusaha untuk mencari keunggulan meskipun
standar keunggulan itu adalah dirinya sendiri. Mereka itu biasanya memiliki ciri-ciri khas seperti
ambisius, kerja keras, kerja cerdas, kreatif, berani dicemooh dan dikritik, berani bersaing , tidak
takut gagal, tekun dalam peningkatan kedudukan sosial, dan menghargai produktivitas.
Mereka yang ingin mencapai keunggulan itu biasanya memiliki kecakapan-kecakapan:
a. Beroriantasi pada produk dan bukan sekedar mengejar status
b. Menyukai tantangan dan berani mengambil resiko
c. Memamfaatkan informasi dan ilmu pengetahuan dalam mengambil keputusan
d. Terus berusaha untuk meningkatkan kinerja.
Sebaliknya, orang-orang yang achievement motivasinya rendah, maka orang semacam ini
biasanya kurang menghargai produktivitas, kurang kreatif, apatis, lesu darah dan tidak punya
tujuan yang jelas. Oleh karena itu dapat dikatakan bahwa penakut itu mati seribu kali, sedangkan
pemberani itu hanya mati sekali.Sebalum mati beneran, penakut itu sudah mati nyalinya
sehingga tidak berani berbuat sesuatu.AKhirnya ide dan pemikirannya terkubur bersama
ketakutannya itu. Maka penakut itu kalah sebelum maju perang. Padahal mati atau kalah setelah
berperang (bersaing, berkompetisi, berlomba) itu lebih terhormat daripada mati atau kalah
sebelum perang (bersaing, berkompetisi dl).Panakut pada hakikatnya adalah orang-orang yang
gagal dan selalu menerima menjadi orang yang kalah dan pasrah sebagai warga yang
terpinggirkan.
Nologaten, 9 April 2025
Lasa Hs.
0 Komentar